Ayah Saksikan Pelantikan, Mantan Kernet Itu Menangis

Kamis, 19 Januari 2017 – 00:06 WIB
Fredy Tjandua merangkul ayahnya dengan penuh haru, usai dirinya dilantik sebagai Sekkab Halut. Foto: SAMSIR HAMAJEN/MALUT POST

jpnn.com - jpnn.com - Fredy Tjandua dilantik sebagai Sekretaris Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara. Ya, mantan kernet angkot itu resmi menduduki jabatan tertinggi di birokrasi Kabupaten Halut.

Air matanya tak terbendung karena pelantikannya juga disaksikan oleh kedua orang tuanya, sang inspirator sekaligus motivatornya.

BACA JUGA: Awan Terasa Begitu Dekat di Taman Doa Mater Dolorosa

Samsir Hamajen, Tobelo

Pelantikan Sekkab Halut baru akan dilaksanakan pada pukul 11.20 WIT, Selasa (17/1). Namun sejak pukul 08.00 WIT, gedung Poligrand MKCM Tobelo sudah ramai dengan pimpinan SKPD dan ratusan TKD2PK.

BACA JUGA: Salut..Usia 99 Tahun, Kakek Ini Masih Jualan Keliling

Termasuk Manery Tjandua dan Nelci Dibang, orang tua Fredy Tjaunda yang duduk di barisan kedua setelah pejabat Forkopimda Halut.

Tepat pukul 11.10 bupati dan wakil bupati tiba. Sepuluh menit kemudian prosesi pelantikan dilaksanakan.

BACA JUGA: Serka Junaedy, Raup Untung saat Harga Cabai Melambung

Bupati Frans Manery melantik sekaligus mengambil janji dan sumpah Fredy sebagai Sekretaris Kabupaten Halut. Makan waktu 15 menit hingga Fredy mengucapkan sumpah itu.

Dan sebelum pengambilan gambar usai dilantik, Fredy yang didampingi istrinya meneteskan air mata saat memeluk serta mencium sang ayah.

”Hari ini paling bersejarah buat saya. Bapak dan mama saya saat ini dirawat di rumah sakit. Karena keinginan menghadiri pelantikan, saya minta ijin pada dokter untuk hadir menyaksikan pelantikan saya,” kata Fredy sambil menggandeng tangan sang ayahnya keluar dari gedung.

Fredy sendiri dilahirkan dalam keluarga sederhana. Lahir di Desa Payahe, Kecamatan Oba, Tidore Kepulauan 16 Mei 1969, masa kecilnya dihabiskan di Tidore.

Pendidikannya diawali dari SD Negeri Indonesiana pada tahun 1982. Lalu SMP dilalui pada SMP Mareku pada tahun 1984. Setelah itu lanjut di SMA 1 Tidore dan lulus pada tahun 1987.

”Saya lahir di Payahe dan sekolah dari SD hingga SMA di Tidore bersama sang ayah mengabdi sebagai guru di Tidore Kepulauan,” kata Ayah dari Filan Tjandua dan Sesilia Tjandua.

Perjuangan paling pahit dirasakan saat melanjutkan jenjang pendidikan tinggi di Unpati Ambon. Gaji sang ayah yang pas-pasan tidak cukup untuk biaya hidupnya selama menempuh pendidikan di Ambon. Apalagi kiriman diterima tiga bulan sekali.

Tidak mau membenani orang tua, Fredy mencari pekerjaan sampingan. Menjadi buruh kasar pada pagi hari. Dan sore hari menjadi kernet angkot.

Pekerjaan sampingan itu ia jalani hingga lulus S1 pada tahun 1994. ”Tiga Bulan satu kali kiriman, untuk tidak membebani orang tua, saya mencari uang untuk biayai kuliah dengan menjadi buruh kasar dan kernet angkot,” tutur suami Herlina Dumgair itu.

Setelah lulus dari Unpati, ia kemudian diterima menjadi PNS dan mengawali karinya sebagai pegawai BKKB Halteng pada tahun 1995 sampai 1996. Kemudian pindah ke Bitung, Sulawesi Utara sebagai Kepala UPT Bitung Selatan.

Pada tahun 2003, Fredy balik ke Tobelo Halmahera Utara dengan jabatan kasubag Indak pada Bagian Ekonomi Setda Halut hingga tahun 2006. Setelah itu berbagai jabatan diemban hingga jabatan Kepala Bappeda Halut.

Tahun 2013 ahir, Fredy dipercaya menduduki jabatan sebagai Kadis DPPKAD Halut sampai 2016, serta merangkap jabatan Plt Sekkab Halut sejak 7 Juli 2015.

Bahkan dirinya menjabat Plh Bupati selama 7 hari sebelum dijabat Pejabat Bupati Halut Umra Langasa.

”Jika untuk jabatan Plt Sekkab Halut itu terhitung satu tahun, enam bulan, 10 hari ini,” jelas anak sulung dari enam bersaudara. (sam/kox)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nah, Ini Komunitas Ibu-ibu...Unik


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler