Ayo, Jadikan Pulau Derawan sebagai KEK Pariwisata

Senin, 01 April 2019 – 06:10 WIB
Pulau Derawan. Ilustrasi Foto: sam/JPNN.com

jpnn.com, BERAU - Sudah saatnya Kaltim mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata, antara lain dengan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Pulau Derawan. Hal ini penting lantaran sektor pertambangan, selain tidak ramah lingkungan, juga rawan turbulensi.

Salah satu daerah yang punya potensi besar untuk itu, yakni Berau. Selain memiliki destinasi wisata Pulau Maratua dan Derawan, Berau juga memiliki segudang potensi wisata lain. Di antaranya Labuan Cermin, sumber air panas asin Pemapak, Pulau Sangalaki, Pulau Kaniungan Besar, dan Pulau Kakaban.

BACA JUGA: Penghasilan di Atas Rp 1,5 Juta per Bulan Dilarang Gunakan Elpiji 3 Kg

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengusulkan Berau sebagai bagian dari KEK Pariwisata. Menurutnya, langkah itu penting untuk dapat membawa kabupaten paling utara Kaltim itu sebagai salah satu destinasi unggulan nasional dan internasional.

Bila Berau dijadikan bagian dari KEK Pariwisata, maka akan ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan Pemprov Kaltim dan Pemkab Berau. Baik dari sisi investasi, pembangunan, dan pengembangan ekonomi masyarakat.

BACA JUGA: Jadwal Peresmian KEK Maloy Molor Lagi

“Sekali mendapatkan status KEK, maka perizinan akan mudah. Nanti akan mendapatkan dukungan infrastruktur dan utilitas dasar dari pemerintah pusat,” sebut dia saat bertandang di Samarinda, Sabtu (30/3).

BACA JUGA: Menikah Bayar Rp 600 Ribu ke Bank, Jangan Kasih Amplop ke Penghulu

BACA JUGA: Kepala Kampung Dikeroyok Warga, Setelah Itu jadi Tersangka

Manfaat lainnya, pemerintah daerah akan mendapatkan insentif fiskal. Itu dinilai bagus. Contohnya, seperti pajak dapat ditangguhkan selama pelaksanaan pembangunan. Kebijakan itu yang sangat diharapkan investor. Sekarang tinggal bagaimana Pemprov Kaltim dan Pemkab Berau menyambutnya.

“Saya berikan contoh, KEK Mandalika, itu investasinya sudah setara dengan USD 2 miliar. Kalau dirupiahkan, maka nilai investasinya sekitar Rp 28 triliun,” ungkapnya.

Kata dia, sembari mengusulkan Berau sebagai KEK Pariwisata, warga dan Pemprov Kaltim juga perlu seirama membangun destinasi digital sebagai alat promosi wisata.

Selain karena mudah, biaya yang dikeluarkan juga tidak terlalu besar atau relatif murah. Anak-anak muda di Kaltim bisa jadi penggeraknya.

Arief juga menyoroti, kebijakan maskapai penerbangan yang menyesuaikan tarif tiket berdampak besar bagi pengembangan pariwisata di Indonesia. Baik dari sisi kunjungan wisatawan di daerah atau dari mancanegara. “Sampai 30 persen dampak kenaikan tarif tiket pesawat (terhadap pengembangan destinasi wisata),” sebutnya.

Dampak serupa juga terjadi pada tingkat hunian hotel. Dari data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), tingkat hunian di hotel-hotel terjadi penurunan hingga 30 persen. Namun, terhitung 1 April 2019, tarif tiket akan diturunkan.

“Semoga itu benar-benar terjadi. Karena mahalnya tiket pesawat sangat memengaruhi kunjungan wisata,” beber dia.

Sementara itu, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi menyambut baik saran yang disampaikan Arief. Kepada awak media, orang nomor dua di Pemprov Kaltim itu secara khusus meminta Dinas Pariwisata Kaltim segera menyiapkan kajian Berau sebagai bagian dari KEK Pariwisata. “Ini akan dilengkapi syarat-syaratnya, agar Berau menjadi destinasi wisata internasional dan unggulan di Kaltim,” kata Hadi.

Selayaknya sektor pariwisata yang mampu memberikan devisa kedua bagi APBN, Hadi pun menginginkan hal serupa terjadi untuk APBD Kaltim. Karenanya, sektor pariwisata akan dia genjot semaksimal mungkin dalam lima tahun ke depan.

BACA JUGA: Debat Keempat Capres: Honorer K2 pun Bisa Ikut Sejahtera

“Saya berharap, pariwisata dapat memberikan tambahan PAD (pendapatan asli daerah) yang kedua bagi Kaltim setelah pertambangan,” tuturnya.

Dia menyebut, ada atau tidaknya pembatasan produk batu bara oleh pemerintah pusat, pariwisata Kaltim akan tetap didorong untuk menjadi destinasi unggulan di Nusantara dan internasional. Baik melalui pengembangan industri pariwisata maupun melalui pembangunan KEK Pariwisata.

“Segala hal terkait pariwisata, kuliner, kemampuan bahasa, infrastruktur, dan pelayanan dasar harus dikembangkan lebih cepat. Supaya Kaltim benar-benar menjadi industri wisata unggulan internasional,” katanya. (*/drh/rom/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua BP Isyaratkan Batam Akan Jadi Kawasan Ekonomi Khusus


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler