Azis Sempat Kirim SMS Minta Ditemani

Rabu, 04 Februari 2009 – 06:32 WIB

AKHIR riwayat Abdul Aziz Angkat yang tragis menyisakan duka mendalam bagi rekan dan keluarganyaKolega Aziz, Ketua Harian DPD Partai Golkar Sumut Syahdan, mengaku, sebelum meninggal, Aziz Angkat ternyata sempat mengirimkan pesan singkat (SMS)

BACA JUGA: Ketua DPRD Sumut Tewas dengan Luka Cakar dan Memar

''Jangan biarkan saya sendiri bang, saya mau memimpin sidang
Mereka mau datang.''

Syahdan tidak menyangka SMS singkat itu ternyata menjadi pesan terakhir Aziz sebelum peristiwa nahas yang akhirnya merenggut nyawanya

BACA JUGA: Gubernur NTB Datangi Istana

''Tadi dia SMS saya
Katanya, dia mau sidang, dia minta ditemani,'' ungkap Syahdan penuh penyesalan saat menceritakan kejadian itu.

Sementara itu, Muspida Plus Sumatera Utara memutuskan untuk menguburkan jenazah Abdul Aziz Angkat di Taman Makam Pahlawan Medan

BACA JUGA: Mendagri : Kasus Sumut Aksi Sepihak

''Kita memutuskan memakamkan almarhum di Taman Makam PahlawanTapi, semua itu tentu jika diizinkan pihak keluarga,'' kata Gubernur H Syamsul Arifin ketika mendatangi rumah duka tadi malam.

Penganiayaan terhadap Ketua DPRD Sumatera Utara (Sumut) Abdul Aziz Angkat membuat pemerintah prihatinMenteri Dalam Negeri Mardiyanto yang langsung dipanggil ke Kantor Kepresidenan menjelaskan, Presiden SBY langsung menelepon Kapolri untuk mengecek masalah meninggalnya ketua DPRD Sumut tersebut"Yang penting dari pelajaran itu, setiap ada kegiatan harus ada tatanannyaBila ada pelanggaran, harus ada tindakan hukum," ujarnya kemarin (3/2).

Menurut Mardiyanto, kasus kematian Aziz bisa dikatagorikan tindakan pidanaMantan gubernur Jawa Tengah itu meminta pelaku yang diduga pengeroyok korban mendapatkan hukuman setimpal"Kalau ada tindakan seperti ini, tentu hukuman pidana," ujarnya.

Mardiyanto menjelaskan, masalah pemekaran wilayah sebenarnya telah diatur oleh pemerintah"Sikap kita jelas ada aturannyaPeraturan pemerintah juga jelas, terutama penghitungan ekonomi ke depan, pemekaran ada yang baik dan ada juga yang tidak pasti," paparnya.

Segala persyaratan untuk membentuk daerah otonom baru, Provinsi Tapanuli, sebetulnya sudah memenuhi persyaratan untuk segera disahkan sebagai daerah otonomi baruBahkan, Gubernur Sumatera Utara Samsul Arifin sudah memberikan persetujuan tentang rencana pemekaran ituTahap berikutnya tinggal persetujuan administratif DPRD.

DPP Partai Golkar yang kehilangan salah satu kadernya secara tragis juga langsung mengecam anarkisme masa pendukung Provinsi Tapanuli"Itu tindakan brutal yang mengatasnamakan demokratisasiSaya menyesalkan pihak Polri yang gagal mengantisipasi situasi dan mengamankan lembaga negara yang dilindungi undang-undang," ujar Ketua Koordinator Wilayah Sumut dan Aceh DPP Partai Golkar Burhanudin Napitupulu di kantornya kemarin (3/2).

Abdul Aziz yang juga sekretaris DPD Partai Golkar Sumut itu terpilih menjadi ketua DPRD pada 27 November 2008 setelah ketua DPRD sebelumnya, Abdul Wahab Dalimunthe, mundur setelah mencalonkan diri sebagai caleg DPR dari Partai Demokrat.

Sebelum berkiprah di Partai Golkar, politikus kelahiran 10 Januari 1958 itu tercatat sebagai dosen di Universitas Negeri MedanPendidikan S-2 suami Turnalis Siregar dan ayah empat putra itu diraihnya di Universitas Sumatera Utara.

Kadivhumas Mabes Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira mengakui, kekuatan polisi dan demonstran saat demo terjadi memang tak seimbang.

Menurut jenderal bintang dua itu, Koordinator Aksi F.MDatumira Simanjuntak sudah mengirimkan surat pemberitahuanMenurut surat itu, demonstran yang datang di gedung DPRD Sumatera Utara 5.000 orang.

Lantas, mengapa hanya menurunkan 250 personel? Abubakar menolak menjawabDia hanya berdalih, polisi tak gagal mengantisipasi''Saya tidak menyatakan ini kegagalanYang jelas, polisi dan satpam sudah berusaha mengamankan,'' katanya(iw/rdl/noe/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kader Tewas, DPP PG Tunggu Laporan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler