Ketua DPRD Sumut Tewas dengan Luka Cakar dan Memar

Polri Ngotot Penyebab Tewas Ketua DPRD Sumut Sakit Jantung

Rabu, 04 Februari 2009 – 06:16 WIB
SAAT TERAKHIR : Ketua DPRD Sumatera Utara Abdul Azis Angkat saat berusaha lepas dari kepungan masa pengunjuk rasa di kantor DPRD Sumut, Selasa (3/2) yang menuntut persetujuan DPRD atas usulan pembentukan Provinsi Tapanuli. Azis akhirnya tewas setelah masa melakukan aksi anarki di gedung DPRD Sumut. Foto: Pos Metro Medan/JPNN
MEDAN - Tragedi memilukan terjadi di gedung wakil rakyat Sumatera Utara (Sumut) Selasa (3/2) siangKetua DPRD Sumatera Utara (DPRD SU) Abdul Azis Angkat yang baru saja memimpin rapat paripurna tewas saat diselamatkan dari amuk massa yang berunjuk rasa.

Sampai berita ini diturunkan pukul 24.00, penyebab pasti kematian ketua DPRD yang baru menjabat dua bulan itu belum diketahui

BACA JUGA: Gubernur NTB Datangi Istana

Mabes Polri yang merujuk hasil visum menyatakan, Abdul Aziz meninggal karena serangan jantung
Namun, para saksi mata dan keluarga yakin Azis meninggal karena penganiayaaan

BACA JUGA: Mendagri : Kasus Sumut Aksi Sepihak

Buktinya, mereka melihat luka cakar di dada Azis serta memar di rahangnya.

Sumut Pos (Jawa Pos Group) melaporkan, peristiwa yang mencoreng wajah demokrasi di Sumut itu bermula ketika sekitar seribu pendukung pembentukan Provinsi Tapanuli (Protap) mendatangi gedung DPRD Sumut di Medan sekitar pukul 10.00 WIB.

Massa yang terdiri atas ibu-ibu, puluhan mahasiswa Universitas Sisingamangaraja, dan ratusan perwakilan masyarakat Tapanuli lainnya itu mendesak DPRD segera menggelar paripurna untuk mengambil keputusan dukungan atas Protap
Salah seorang orator menuding DPRD sengaja mengaitkan usul pembentukan provinsi itu dengan isu SARA

BACA JUGA: Kader Tewas, DPP PG Tunggu Laporan

Padahal, selama ini antara masyarakat Nasrani dan Islam di daerah itu hidup berdampingan.

Mereka juga menuduh Ketua DPRD Abdul Aziz Angkat adalah orang yang berada di balik lambatnya paripurna pembahasan usul ProtapPengunjuk rasa kemudian mengultimatum DPRD SU agar menggelar paripurna pembahasan usul tersebut saat itu juga.

Karena saat itu DPRD SU rapat paripurna membahas raperda penanaman modal daerah dan PAW anggota yang dipimpin langsung Abdul Aziz Angkat, tidak ada yang menanggapi pengunjuk rasa.

Satu jam dibiarkan, massa emosiMereka kemudian merangsek ke ruang rapat paripurnaSampai di depan pintu, massa yang sudah mengamuk bersitegang dengan pasukan keamanan yang mencoba mencegahAksi saling dorong pun tak terelakkan hingga memecahkan kaca depan gedung utama kantor berlantai dua itu.

Karena kalah jumlah, petugas keamanan terpaksa mundur dan membiarkan massa merengsek masuk ke ruang paripurnaAksi itu spontan membuat pejabat yang sedang di dalam kalang kabutAbdul Aziz yang baru saja membuka rapat langsung menskors sidangPara pimpinan dewan, termasuk Aziz Angkat dan Sekdaprov Sumut R.ENainggolan, terpaksa diungsikan ke ruang pimpinan yang persis berada di belakang ruangan paripurna.

Namun, massa kemudian menutup pintu dan menyandera pejabat yang tak sempat melarikan diriSejumlah anggota dewan hanya bisa duduk tanpa bicara apa punPejabat Pemprov Sumut yang mencoba kabur langsung dihadangMassa lalu memaksa mereka duduk kembaliMassa kemudian meminta mereka yang masih di dalam untuk segera mengadakan lagi rapat paripurna, namun dengan agenda persetujuan pembentukan Provinsi Tapanuli.

Namun, permintaan itu tak digubris anggota DPRD yang mereka sanderaMassa lalu bertindak anarkis dengan mengobrak-abrik ruang rapatBahkan, massa yang beringas membawa sebuah peti mati ke ruang rapat paripurnaSaat massa bertindak beringas itulah, unsur pimpinan dewan dan Sekda kaburMelihat itu massa mengamuk dengan melempar-lempar gelas dan papan nama yang ada di ruang ituDalam sekejap ruang paripurna itu porak-porandaSerpihan kaca berserakan di seluruh penjuru ruanganMelihat kebrutalan massa aparat pun tak bisa berbuat banyak kecuali hanya memandangi.

Massa baru dapat dikendalikan setelah anggota DPRD SU dari Fraksi PDIP John Eron LGaol yang juga panitia pembentukan Provinsi Tapanuli meminta masyarakat tenang dan berjanji segera menggelar paripurnaBeberapa saat kemudian anggota dewan yang sebelumnya sempat disandera bergabung di meja paling depanMeski hanya dihadiri enam anggota dewan, yakni Wakil Ketua DPRD SU Japorman Saragih, John Eron, Elbiner Silitonga, Ucha Sinulingga, Akmal Daulay, akhirnya paripurna itu pun digelar.

Dalam kesempatan itu Eron mengatakan, karena kesibukan anggota dewan, paripurna pembahasan usul Protap tetap diadakan"Ini memang diluar mekanismeTapi, ini demi rakyat yang ingin Protap," ujarnyaDalam paripurna dadakan itu pengunjuk rasa dan dewan menyetujui usul pembentukan Provinsi Tapanuli.

Meski tuntutannya telah terpenuhi, ratusan orang tetap mengamuk dan menyisir ruanganMereka mengaku mencari Ketua DPRD SU Abdul Azis Angkat dan pejabat pemprov yang kabur.

Karena keselamatannya terancam, sekitar pukul 11.30 dengan dikawal aparat kepolisian, Azis Angkat yang semula bersembunyi di sebuah ruang Sekwan diungsikan ke ruang Fraksi Partai Golkar yang terletak di lantai dasar gedung dewan.

Tindakan itu malah memancing massa yang kemudian melempari rombongan polisi yang membawa Azis Angkat dengan berbagai macam benda, termasuk dengan gelas-gelas yang terdapat di atas meja para anggota dewan.

Tidak cukup sampai di situ, Azis Angkat terus diikuti massa sampai ke ruang Fraksi Partai GolkarDi tempat itu dia dicaci maki, ditarik-tarik, dan bahkan harus menerima perlakuan tidak pantas dari sejumlah pengunjuk rasa tanpa ada yang bisa menghalangiDiduga karena tak kuat menahan serangan, Azis Angkat pun terkapar dan kemudian dilarikan ke rumah sakit.

Proses evakuasi sendiri tidak berjalan lancarDelapan staf DPRD Sumut yang mengangkat tubuh Azis untuk dibawa ke rumah sakit sempat dihalang-halangi massaMereka bahkan menuding Azis pura-pura sakit.

Di tengah aksi massa yang mencoba menghalangi, dengan susah payah tubuh Azis Angkat berhasil dinaikkan ke truk pemburu preman yang tengah parkir di halaman samping gedung dewanTruk polisi itu bahkan juga tidak bisa langsung keluar dari gedung DPRD karena terus dihalangi massa.

Setelah berjuang hampir satu jam, truk yang mengangkut Azis akhirnya bisa keluar dari kepungan massa dan segera melaju ke Rumah Sakit Glen Eagles yang berjarak sekitar 300 meter sajaNamun, upaya itu ternyata sia-siaPetugas Rumah Sakit Glen Eagles Internasional yang langsung memberikan pertolongan ke Azis sudah terlambatNyawa Azis Angkat tidak bisa diselamatkan.

Penyebab Tewas

Kematian tragis Ketua DPRD Sumut Abdul Aziz Angkat meninggalkan kontroversi tentang penyebab pasti kematiannyaPolisi, tampaknya, tak mau dijadikan kambing hitamKadivhumas Mabes Polri Irjen Pol Abubakar Nataprawira mengatakan, berdasar informasi yang dikumpulkan sementara, Abdul Aziz Angkat diperkirakan meninggal dunia karena sakit jantung''Itu hasil sementara visum di RS Pringadi, Medan,'' ujar Abubakar di kantornya kemarin.

Menurut Abubakar, Abdul Aziz Angkat sempat dibawa ke salah satu ruangan di dalam kompleks gedung DPRDSaat itulah sekretaris Partai Golkar Sumatera Utara itu pingsan''Saat pingsan, (Abdul Aziz Angkat) dibawa ke Rumah Sakit GleneaglesLalu, dia dirawat tim dokter sekitar pukul 13.00 WIB dan akhirnya dinyatakan meninggal,'' ujarnya.

Kepolisian Daerah Sumatera Utara sudah mengumpulkan keterangan dari beberapa saksi''Hasil pemeriksaan sementara dan keterangan saksi, belum ada kesaksian yang menunjukan almarhum sebelum meninggal dunia dipukuli demonstran," katanya.

Namun, keterangan itu langsung dibantah keluarga AzizKepada Sumut Pos (Group JPNN), Adik kandung Aziz Angkat, Syamrah Angkat, menduga bahwa penyebab kematian kakaknya akibat pukulan yang diderita korban saat terjadi penyerangan massa pendukung pemekaran Provinsi Tapanuli''Sebab, di dadanya ada luka cakarRahangnya memarBahkan, ada benjolan merah,'' kata Syamrah.

Kepala Laboratorium Forensik RSU Pirngadi Prof dr Amar Singh SpF mengatakan belum bisa memastikan penyebab kematian korbanPihaknya masih memeriksa jenazah Aziz''Saya belum bisa menjelaskan apa penyebab kematian korbanHarus dilakukan pemeriksaan organ dalam, termasuk darah dan urineTidak ada luka tusukan, hanya ada luka memar pada rahangTapi, saya belum bisa pastikan apakah kematian korban akibat luka itu atau penyakit lain,'' kata Amar Singh.

Dari Polda Sumut, Sumut Pos (Jawa Pos Group) melaporkan, enam jam setelah kerusuhan, polisi menangkap 10 orang yang diduga merupakan otak pelaku.

Lima orang ditangkap tim gabungan berpakaian sipil Poldasu dan Poltabes Medan di Hotel Grand Angkasa, Medan, sekitar pukul 18.00Masing-masing Drs Viktor Siahaan, Ir GM Chandra Panggabean (caleg PPRN), Prof Dr Datumira Simanjuntak (caleg PNI Marhaeinis), Burhanuddin Rajagukguk (caleg PPRN), serta Asahi Panggabean.

Sementara itu, lima lagi diciduk di salah satu rumah kos di Jalan Seng No 108, MedanYakni, Roni Situmorang, 23, serta empat lagi belum diketahui identitasnya karena masih dalam penyidikan polisi.

Kapolda Sumut Irjen Pol Nanan Soekarna menyatakan, tujuh orang sudah dikuatkan sebagai tersangka karena terbukti berada di lokasi saat kejadianDia menambahkan, pihaknya akan mengusut tuntas kasus ituDia juga akan meminta pertanggungjawaban pihak yang mengerahkan massa itu(den/iw/rdl/ril/rud/wan/jpnn/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nasib RUU Protap Kian Buram


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler