Babinsa dan Babinkamtibmas Berperan Mencegah Radikalisme

Minggu, 03 Juni 2018 – 06:38 WIB
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di hadapan sekitar 2.600 Keluarga Besar TNI-Polri, Tokoh Agama, Alim Ulama dan Tokoh Masyarakat pada acara buka puasa di Mapolrestabes Kota Surabaya, Jawa Timur. Foto: Puspen TNI

jpnn.com, SURABAYA - Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) berperan sangat sentral dalam mendeteksi dan mencegah secara dini bibit-bibit radikalisme. Untuk itu, Babinsa dan Babinkamtibmas dalam menjalankan tugasnya harus berkoordinasi dan bekerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat dan seluruh komponen masyarakat dalam upaya kontra radikalisasi dan deradikalisasi.

Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di hadapan sekitar 2.600 Keluarga Besar TNI-Polri, Tokoh Agama, Alim Ulama dan Tokoh Masyarakat pada acara buka puasa bersama dalam rangka Safari Ramadan 1439 H Panglima TNI dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, di Markas Polisi Resort Kota Besar Surabaya (Mapolrestabes), Kota Surabaya, Jawa Timur, Kamis (31/5) lalu.

BACA JUGA: Cak Imin Imbau Rektor Mengambil Alih Masjid di Kampus

Lebih lanjut, Panglima TNI menyampaikan radikalisme bisa dicegah apabila setiap warga masyarakat sangat peduli pada lingkungan masing-masing dan membuka wawasan serta mengembangkan cara berpikir dengan seluas-luasnya.

Dalam kitab suci Alqran yang pertama kali diturunkan adalah memerintahkan umat manusia untuk membaca. “Umat muslim harus berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan terus belajar. Jangan terjebak pada pemahaman sempit yang justru menutup perintah untuk membaca tersebut,” ujarnya.

BACA JUGA: Prajurit TNI dan Polri Solid Menghadapi Bahaya Terorisme

Menurut Marsekal Hadi, kita perlu bahu membahu untuk memberikan pemahaman yang positif, merangkul seluruh komponen bangsa serta mengambil tindakan preventif untuk mencegah radikalisme dan terorisme. “Kita tidak ingin negeri ini menjadi seperti daerah-daerah konflik di belahan bumi lain,” tegas Marsekal Hadi.

Menurutnya, keterpaduan antara masyarakat luas dan aparat sangat diperlukan untuk membendung pengaruh radikalisme yang dapat berujung pada tindakan anarkis dan aksi-aksi terorisme. Selain itu, diperlukan kepedulian para orang tua untuk mengawasi anak-anaknya dari pengaruh radikalisme melalui media sosial.

BACA JUGA: Warning dari Hendropriyono untuk TNI/Polri di Tahun Politik

“Saat ini, banyak generasi muda yang terp apar radikalisme melalui media sosial dan pertemuan-pertemuan tertutup,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Panglima TNI dan seluruh prajurit TNI mengucapkan turut berduka dan bela sungkawa atas jatuhnya korban akibat serangan teroris yang terjadi beberapa waktu lalu di Surabaya.

“Serangan tersebut menjadi bukti bahwa tindakan terorisme merupakan jalan yang salah dalam memperjuangkan keyakinan karena mencederai rasa kemanusiaan, merugikan dan menyakiti orang lain dan bahkan termasuk anak-anak yang tidak berdosa,” terangnya.

Kegiatan buka puasa bersama di Mapolrestabes, diisi dengan kultum oleh Prof. Dr. KH. Ali Maschan Moesa, dilanjutkan Salat Maghrib berjemaah serta pemberian santunan kepada Anak Yatim Piatu dan Warakawuri TNI-Polri.

Turut serta dalam kegiatan tersebut, di antaranya Ketum Dharma Pertiwi Ibu Nanny Hadi Tjahjanto, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, Aslog Panglima TNI Laksda TNI Bambang Nariyono, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Arif Rahman, Pangdivif 2 Kostrad Mayjen TNI Marga Taufiq, Kapolda Jatim Irjen Pol. Machfud Arifin, Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Sabrar Fadhilah, Dankorps Brimob Irjen Pol. Rudi Sufahriadi dan Kapusbintal TNI Laksma TNI Budi Siswanto.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepala BNPT: Tujuh PTN Terpapar Radikalisme


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler