Badai Meari Datang, 10 Hilang, Ribuan Mengungsi

Jumat, 24 Juni 2011 – 23:16 WIB
MANILA - Serangan badai tropis Meari mengakibatkan banjir luas di berbagai wilayah Filipina kemarin (23/6)Informasi sementara menyebutkan, sedikitnya 10 nelayan hilang akibat badai itu

BACA JUGA: AS Tarik Pasukan Mulai Bulan Depan

Ribuan warga lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ketika banjir besar melanda sejumlah daerah pesisir.

Ribuan turis juga harus menunda perjalanan karena sejumlah penerbangan dibatalkan
Kapal feri yang biasa mengangkut penumpang ke wilayah Pulau Luzon tidak bisa berlayar karena bahaya angin besar akibat badai Meari yang berkecepatan 65 kilometer per jam tersebut.

Badai yang membawa hujan deras dan mengakibatkan banjir itu memaksa lebih dari 7 ribu orang meninggalkan rumah mereka di Semenanjung Bico, Pulau Luzon

BACA JUGA: Serang Libya, Inggris Habiskan Rp1,65 Triliun

Raffy Alejandro, pejabat Kantor Perlindungan Warga Sipil untuk Wilayah Pedalaman Filipina, menyebutkan bahwa semua langkah untuk melindungi korban jiwa tengah diupayakan.

Sebanyak 10 nelayan dinyatakan hilang setelah tidak kembali ke pelabuhan asal
"Karena badai mengakibatkan gelombang besar di laut, pihak berwenang menunda proses pencarian korban," tutur Alejandro.

Dewan Nasional Penanganan dan Pengurangan Risiko Bencana menyatakan, otoritas penerbangan setempat juga membatalkan 56 penerbangan dari Manila

BACA JUGA: Jadi Intel Israel, Pria Mesir Dihukum 25 Tahun

Termasuk 30 penerbangan ke luar negeri.

Badan Meteorologi Filipina menyatakan bahwa badai Meari bergerak menjauh dari pantai Catanduanes, pulau yang berpenduduk 250 ribu jiwaBadai itu diperkirakan bergerak menuju pesisir pantai timur Luzon Kamis malam (23/6) waktu setempatKondisi cuaca yang diperkirakan bisa berubah menjadi badai sedang berlangsung di Laut Catanduanes.

Rata-rata sekitar 20 badai tropis dan topan menerjang wilayah Filipina setiap tahunSebagian di antara badai itu mematikan dan menelan korban jiwa cukup besar.

Berdasar data resmi, enam pekan lalu badai tropis Aere dan Sarika serta Topan Songda telah menewaskan 40 orang di berbagai wilayah kepulauan di seluruh FilipinaBanjir akibat curah hujan lebih tinggi dibandingkan perkiraan juga telah menewaskan 14 orang dua pekan lalu.

Meari diprediksi juga akan menyapu kawasan selatan dan timur Tiongkok, Korea Selatan, serta Jepang pada 26 Juni mendatangPrediksi tersebut diungkapkan berdasar pada pemantauan selama 72 jam oleh lembaga prakiraan cuaca regional.

Sebelum mengancam wilayah Tiongkok, Korsel, dan Jepang, Meari diperkirakan lebih dulu bergerak ke TaiwanMenurut Biro Pusat Cuaca Taiwan (CWB), badai dari timur Filipina itu bergerak pukul 14.00 waktu setempat kemarin.

Petugas CWB menyatakan, topan berpusat di perairan sekitar 1.280 km tenggara Ouluanpi, selatan PingtungLalu, badai bergerak menuju barat laut dengan kecepatan 19 kilometer perjamRadius wilayah yang terdampak topan diperkirakan mencapai 150 kilometer.

CWB menambahkan bahwa dengan kecepatannya itu, Meari diperkirakan tiba di Taiwan hari ini (24/6) hingga 26 JuniSoal kemungkinan badai melanda daratan Taiwan secara langsung, CWB memerkirakan tidak terjadi.  Karena tingginya tekanan udara di Pasifik, badai di utara Taiwan akan melemah.

Meski begitu, karena ancaman Meari, Presiden Taiwan Ma Ying-jeou kemarin mengumumkan penundaan Kongres Nasional ke-18 Kuomintang ke 18Kongres partai yang berkuasa tersebut semula dijadwalkan pada 25 Juni, tetapi akhirnya diundur pada 2 Juli.

Juru bicara Kuomintang Su Chun-bin mengungkapkan, pengumuman penundaan telah diutarakan pada pertemuan komite sentral partai kemarinDalam pertemuan itu, Ma juga mengimbau agar masyarakat Taiwan tetap waspada atas kemungkinan dampak Meari dan melakukan persiapan(cak/dwi/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jabatan Belum Habis, Sekjen PBB Ban Ki-moon Kembali Dilantik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler