YAHUKIMO --Sekda Kabupaten Yahukimo, Papua, DrsRobby Langkutoy membantah pemberitaan yang menyebutkan 92 warga di sejumlah distrik di Yahukimo meninggal akibat kelaparan
BACA JUGA: Animo Penukaran Uang Baru Melonjak
Dia mengatakan, berdasarkan hasil tinjauannya dengan sejumlah pejabat ke Distrik Saradala, Distrik Bomela, Distrik Suntamon, Distrik Labahak, Distrik Anggruk dan Distrik Langda serta distrik lainnya, kenyataan yang ditemukan adalah kondisi tubuh masyarakat dalam keadaan baik-baik sajaSekda Kabupaten Yahukimo, Drs
BACA JUGA: Upal Mulai Marak Jelang Lebaran
Robby Langkutoy menjelaskan, sesuai dengan standart kesehatan, kategori orang yang dikatakan terkena bencana kelaparan adalah ada busung lapar yang akhirnya kesehatan menurun dan akhirnya meninggal duniaUntuk menangani persoalan itu, Pemkab Yahukimo, mulai Minggu depan akan melaksanakan pendropingan bahan makanan (Bama) berupa beras dan lainnya maupun tenaga kesehatan dan obat-obatan. "Untuk Yahukimo Bama (baca: bahan makanan) kami sudah siap termasuk di Wamena telah kami siapkan 3 ton
BACA JUGA: Warga Aceh Anggota Dewan di Denmark
Nanti kami kirim tenaga medis dan obat-obatan dan karena msyarakat terkena penyakit infeksi saluran pernapasan dan lainnya," tandasnya.Ditambahkannya, gagan panen tersebut akibat dari bahan makanan pokok masyarakat seperti ubi jalar, sagu, sayuran dan keladi yang mana seharusnya sudah dipanen pada 3 bulan sejak ditanam, tapi cuaca maka terjadinya gagal panen hasil kebun, dan hasilnya pun sangat sedikit dan kecil-kecilanKarenanya, akan dilakukan pendampingan bagi masyarakat, terutama menyangkut kegiatan pertaniannya, sehingga diharapkan kedepannya masyarakat tahu bagaimana mengatasi hama yang menyerang tanaman mereka.
Ditempat terpisah, Petugas Harian Distrik Langda, Philip Nabjal, dan Guru Sukarela Distrik Langda, Sobet Nabjal mengatakan di Distrik Langda mengalami gagal panen sejak September 2008 hingga sekarangSehingga untuk bertahan hidup, masyarakat terpaksa memakan sayur-sayuran yang diambil dari hutan dan dari daun umbian-umbian yang ditanam"Memang daun umbian yang kami tanam isinya banyak, namun isinya tidak adaItupun namun isinya cuma satu, dan sangat kecilDi Distrik Langda sendiri yang meinggal adalah 57 orang terdiri dari anak 33 orang dan dewasa 24 orangMereka meninggal begitu saja dan tidak tahu apa penyakitnya2 minggu sakit langsung meninggal," tukasnya.
Ditempat yang sama, Misionaris dari Belanda yang melayani di Distrik Langda, Margareth Kroneman, menyatakan, masyarakat Langda jika ada makanan mereka makan, dan jika tidak, hanya makan sayur-sayuran saja. "Hanya satu mantri saja yang ada di Langda ini yang setia melayani masyarakat," pungkasnya
Sementara itu Bupati Yahukimo, Ones Pahabol SE, MM meminta kepada Yakpesmi (Yayasan Kristen Pelayanan Sosial Masyarakat Indonesia) untuk bertanggungjawab atas data yang dilansir ke media terkait temuan adanya bencana kelaparan yang menewaskan 92 warga di 4 distrik yang ada di Yahukimo beberapa hari lalu.
"Ia harus bertanggungjawab dengan apa yang disampaikan ke media terkait bencana kelaparan yang menewaskan puluhan warga itu," tegas Bupati Pahabol kepada Cenderawasih Pos via telepon selulernya, semalam. Bupati Pahabol mengungkapkan adanya korban tewas yang disampaikan Yakpesmi itu, terutama adanya angka kematian warga yang diduga kelaparan di Distrik Seradala ada 7 orang, namun saat Tim Pemkab Yahukimo melakukan peninjauan ke distrik tersebut ternyata ditemukan hanya 2 warga yang tewas, tetapi bukan karena tewas kelaparan.
Bupati Pahabol mengaku baru bertemu dengan salah seorang misionaris di Langda yang mengatakan memang ada kematian namun bukan dikarenakan kelaparan, tetapi sakit. Untuk itu, lanjut Bupati Pahabol, pihaknya akan menggelar pertemuan yang direncakan Senin (7/9) di Dekai, Kabupaten YahukimoSecara khusus, pihaknya mengundang Koordinator Yakpesmi bersama pimpinan gereja di Yahukimo bersama dengan Tim Pemkab Yahukimo membahas permasalahan tersebut(nls/bat/wen,sam/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilih Anggota BPK, DPR Harus Fair
Redaktur : Tim Redaksi