jpnn.com, JAKARTA - Mantan pejabat sementara Kepala Subbagian Pemeriksaan Baggak Etika Biro Pertanggungjawaban Profesi Divpropam Polri Kompol Baiquni Wibowo menjadi salah satu terdakwa obstruksi penyidikan kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Pada persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu (19/10), jaksa penuntut umum alias JPU mendakwa mantan anak buah Ferdy Sambo itu berperan menyalin fail elektronik berupa rekaman video dari kamera televisi bersirkuit tertutup (CCTV).
BACA JUGA: Jurus Kaki Tangan Ferdy Sambo Sisir CCTV di Kompleks Polri
Surat dakwaan itu menguraikan Baiquni merupakan polisi yang disuruh melihat dan menyalin isi digital video recorder (DVR) dari CCTV di pos pengamanan Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Awalnya, Ferdy Sambo khawatir karena isi rekaman CCTV itu berada di tangan penyidik Polres Metro Jakarta Selatan.
BACA JUGA: Ada Arahan agar Penyidik Polres Jaksel Bikin Folder Khusus Pelecehan Istri Ferdy Sambo
Ada perwira lain dari Divpropam Polri, Kompol Chuck Putranto, yang menyerahkan isi rekaman CCTV dari sekitar rumah Ferdy Sambo itu kepada penyidik Polres Jaksel.
Namun, kemudian Chuck Putranto kembali mengambil rekaman itu dari Kanit 1 Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKP Rifaizal Samual.
BACA JUGA: Sidang Brigjen Hendra Kurniawan, Mbakmu Pakai Celana Pendek, Pahanya Diraba
Memang Rifaizal sempat menanyakan alasan Chuck meminta rekaman CCTV itu lagi. Walakin, Chuck mengatakan bahwa hal itu karena ada perintah dari Ferdy Sambo.
Begitu memperoleh fail rekaman CCTV lagi, Chuck lantas meletakkannya di bagasi Toyota Innova miliknya.
Selanjutnya, Chuck yang saat itu aktif sebagai Kasubbagaudit Baggak Etika Rowabprof Divpropam Polri menuju kantornya.
Pada Selasa, 12 Juli 2022 sore, Ferdy Sambo menghubungi Chuck Putranto. Dalam pembicaraan per telepon itu Ferdy Sambo meminta Chuck datang ke rumah dinasnya di Duren Tiga.
Sekitar pukul 20.30 WIB, Chuck menghubungi Baiquni agar datang ke rumah Ferdy Sambo. Saat itu, Chuck meminta Baiquni menyalin isi CCTV dan melihatnya.
"Tolong copy dan lihat isinya," kata Chuck sebagaimana dinukil JPU untuk surat dakwaan terhadap Baiquni.
Baiquni sempat menanyakan kepada Chuck Putranto apakah menyalin fail itu tidak menjadi masalah.
Namun, Chuck Putranto mengatakan bahwa dirinya telah dimarahi Ferdy Sambo. "Saya takut dimarahi lagi," tutur Chuck.
Selanjutnya, Chuck Putranto menyerahkan kunci mobilnya kepada Baiquni untuk mengambil DVR CCTV yang disimpan di mobilnya.
Setelah mengambil DVR dari mobil Chuck, Baiquni langsung menuju kantor sekretaris pribadi Kadivpropam di lantai 1 Gedung Utama Mabes Polri.
Di situ, Baiquni menyiapkan satu laptop Microsoft Surface dan kabel HDMI. Dia menyambungkan DVR itu dengan laptopnya.
Ternyata dari tiga DVR yang diambil, hanya ada satu yang menyimpan gambar. DVR CCTV dari pos satpam di Kompleks Polri Duren Tiga itu mengarah ke rumah nomor 46, 45, dan 43.
Baiquni lantas mencari fail hasil rekaman CCTV pada 8 Juli 2022 dari pukul 16.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Selanjutnya, dia memindahkan fail itu ke flashdisk merah hitam.
Setelah itu, Baiquni kembali ke Kompleks Polri Duren Tiga untuk menemui Chuck. "Nih, sudah kopian CCTV-nya," kata Baiquni kepada rekannya sesama polisi itu.
JPU menyebut tindakan Baiquni Wibowo menyalin isi DVR barang bukti petunjuk tindak pidana tanpa disertai surat tugas merupakan perbuatan ilegal. "Tidak sah atau melawan hukum," kata jaksa.(cr3/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Marah-marah, Ferdy Sambo: Kalau Ada Apa-apa, Saya Tanggung Jawab
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi