Bandar Home Industry Sabu-Sabu Ternyata Belajar Racik dari Internet

Selasa, 22 November 2016 – 10:40 WIB
Sabu racikan dari home industry. Foto: JPG/Jawapos

jpnn.com - SURABAYA - Polisi membongkar produsen sabu-sabu (SS) rumahan di Surabaya.

Pelaku yang tidak memiliki latar belakang akademik di bidang farmasi mengaku tahu cara membuat sabu-sabu melalui internet.

BACA JUGA: Pensiunan Pertamina itu Tewas di Kamar dengan Kepala Luka

Penggerebekan rumah pembuat sabu-sabu di Jalan Simo Gunung, Surabaya, itu berawal dari penggerebekan Andika dan Edwin. Rabu (16/11) mereka mengadakan pesta sabu-sabu di rumah Edwin.

Dari rumah di Jalan Pondok Manggala itu, polisi menyita dua poket sabu-sabu seberat 0,91 gram.

BACA JUGA: Oknum Polisi Diduga Anggota Jaringan Darmadi

"Warga resah karena kedua orang ini sering teler," ujar Kasatreskoba Polrestabes Surabaya AKBP Donny Adityawarman kemarin.

Keduanya lantas dikeler ke rumah Andika. Lokasinya tidak jauh dari rumah Edwin.

BACA JUGA: TNI Gadungan Loyo Ditangkap Polisi

Di rumah Edwin polisi menemukan barang bukti lebih banyak.

Yakni, satu poket sabu-sabu seberat 0,58 gram. Juga sebuah pipet yang di dalamnya ada sisa 2,18 gram sabu-sabu.

"Keduanya selain pemakai juga pengedar," katanya.

Berdasar hasil pemeriksaan, pelaku mengaku mendapatkan serbuk haram tersebut dari Andik dan Haris.

Saat itu juga polisi melakukan pengejaran. Tidak butuh waktu lama, polisi berhasil menangkap Andik dan Haris.

Keduanya ditangkap saat sedang memproduksi sabu-sabu pada sebuah gelas

"Produksinya memang masih kecil. Setiap produksi hanya segelas ini," ujar Donny sambil menunjukkan gelas kimia yang masih ada sisa sabu-sabu.

Satu gelas kimia tersebut bisa menghasilkan sekitar 100 gram sabu-sabu. Saat penggerebekan, sabu-sabu dalam gelas tersebut sudah dipaket dalam poket-poket kecil. Total ada 29 poket dengan berat 94,64 gram.

"Poket-poket ini siap diedarkan," ungkap Donny.

Produksi sabu-sabu rumahan yang dilakukan pelaku memang berskala kecil.

 Alat raciknya sederhana. Mirip alat untuk praktikum kimia di sekolah. Pengetahuan pelaku pun terbatas.

Andik dan Haris mengaku memperoleh panduan dari internet.

Setelah memperoleh resep dari internet, keduanya berbelanja bahan baku di toko kimia. Belinya juga tidak langsung banyak.
"Agar pemilik toko tidak curiga," lanjut Andik.

Bahan baku seperti HCl, alkohol, aseton, urea, hingga penyedap rasa dan bahan lainnya dikumpulkan jadi satu.

Mereka tidak menghitung pasti hasil racikannya.

Menurut pengakuan Haris, proses produksi baru dilakukan dua kali. Yang pertama sudah ludes terjual. "(Jumlahnya) enggak mesti. Antara 90-100 gram," kata Haris.(aji/c6/fal/flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Spesialis Curanmor Gasak 11 Motor dalam Sepekan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler