Pensiunan Pertamina itu Tewas di Kamar dengan Kepala Luka

Selasa, 22 November 2016 – 10:12 WIB
Ilustrasi. Foto:JPNN

jpnn.com - SURABAYA -  Warga Jalan Benowo Sawah Blok B, Surabaya geger.

Pasalnya ditemukan jenazah Ponidjan Dridayanto di rumah nomor 4.

BACA JUGA: Oknum Polisi Diduga Anggota Jaringan Darmadi

Jenazah pensiunan pegawai honorer di Pertamina itu ditemukan anak perempuannya, Purwaning Endah Setyoningrum.

Sekitar pukul 11.00, Purwaning hendak memberi ayahnya makan.

BACA JUGA: TNI Gadungan Loyo Ditangkap Polisi

''Ketika saya buka pintunya, sudah tercium bau busuk,'' jelas Purwaning kepada polisi.

Selama ini Ponidjan, lelaki 62 tahun itu, memang sakit komplikasi jantung dan darah tinggi.

BACA JUGA: Spesialis Curanmor Gasak 11 Motor dalam Sepekan

Tapi, polisi mencium kejanggalan. Hampir setiap hari ada pertengkaran antara korban dan anak ketiganya, Dwi Dirgantoro.

''Sering terdengar teriakan ribut di sana,'' ujar salah seorang warga yang identitasnya enggan disebut kepada Jawa Pos.

Selama ini Ponidjan tinggal serumah dengan Dwi. Istri Ponidjan, Endang Eko Hariati, tinggal di sebelah rumah.

Ponidjan pun tidak penah keluar rumah.

Awalnya, penemuan jenazah itu tidak dilaporkan ke polisi oleh keluarga korban.

Namun, sejumlah warga akhirnya berinisiatif untuk melapor ke Mapolsek Pakal.

Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 16.00.

Di TKP, dua anggota tim identifikasi melalui sidik jari itu mengamati sekitar rumah. Mereka mengecek teras lantai 2.
Kondisi jenazah sudah menghitam. Kakek tiga cucu tersebut diduga sudah tewas pada Minggu malam (20/11).

Salah seorang polisi mengungkapkan bahwa kucuran darah keluar dari hidung Ponidjan.

Selain itu, ditemukan bekas darah di kepala.

''Korban mengenakan kopiah. Saat dilepas, ternyata ada banyak darah di kepala,'' tuturnya.

Di tempat tidur lelaki kelahiran 19 Oktober 1954 itu, juga ditemukan banyak bercak darah.

Muncul dugaan bahwa kepala Ponidjan sempat dipukul dengan benda tumpul.

Meski demikian, polisi masih enggan berspekulasi apakah ada unsur kesengajaan pada kematian korban.

Kapolsek Pakal Kompol I Gede Suartika menegaskan bahwa pihaknya masih membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.

''Memang ada bekas darah di kepala. Tapi, kami masih menunggu hasil visum dari rumah sakit,'' jelas Gede.

Polisi langsung membawa jenazah lelaki kelahiran Jombang itu ke RSUD dr Soetomo.

Sejauh ini, belum bisa dipastikan kapan hasil otopsi tersebut keluar.

Yang jelas, polisi memanggil seluruh keluarga Ponidjan untuk dimintai keterangan.

Gede menambahkan, pihaknya memang menerima informasi tentang terjadinya pertengkaran Ponidjan dengan anak bungsunya, Dwi Dirgantoro.

Tapi, polisi juga tidak bisa melepaskan fakta soal penyakit Ponidjan.

''Saksi-saksi kami periksa untuk mencocokkan alibinya dengan data yang dikumpulkan anggota di lokasi,'' lanjut mantan Kasatreskrim Polres Mojokerto itu.

Informasi yang diterima polisi, keluarga tersebut sering bertengkar karena penyakit Ponidjan.

Amarah korban yang mengalami darah tinggi memang kerap meluap. Tapi, hal itu masih diselidiki oleh korps seragam cokelat tersebut.

Hingga kemarin malam, seluruh keluarga korban masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolsek Pakal. (did/c7/dos/flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Istri Siri Glamor, Suami Pengangguran, Akhirnya Jual Narkoba


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler