Bandara Pekanbaru Lumpuh Total

Rabu, 12 Maret 2014 – 11:07 WIB

jpnn.com - PEKANBARU--Kabut asap di Riau semakin menjadi-jadi. Pekatnya asap dampak kebakaran hutan dan lahan, Rabu (12/3), bahkan menyebabkan bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru lumpuh total.

Bila sebelumnya masih ada beberapa pesawat yang nekat terbang, hari ini otoritas bandara memutuskan semua penerbangan dari dan menuju Pekanbaru dibatalkan sampai menunggu kondisi cuaca membaik.

BACA JUGA: Ratusan Mobil KPA-PA Dihadang Ranjau

Kondisi pembatalan penerbangan ini sebenarnya telah berlangsung sejak hari Minggu (9/3) lalu. Meski banyak pesawat yang siap diberangkatkan, namun kondisi cuaca di Ibukota Riau tidak memungkin untuk melakukan pendaratan.

"Jarak pandang pagi ini hanya 200 meter. Semua pesawat baik yang pergi maupun yang datang tidak bisa. Tidak hanya Lion Air saja, tapi semua penerbangan," kata seorang petugas Lion Air memberi konfirmasi pada calon penumpang.

BACA JUGA: Takut Dipidana, Puluhan Honorer K2 Bodong Mengundurkan Diri

Tidak seperti hari sebelumnya, kali ini bandara SSK II Pekanbaru terlihat lebih sepi. Sepertinya ribuan penumpang pesawat mulai memaklumi kondisi cuaca yang tidak memungkinkan untuk terbang. Padahal beberapa hari sebelumnya, ribuan penumpang bertumpuk di bandara SSK II Pekanbaru menunggu kepastian keberangkatan.

"Jarak pandang hanya 200 meter. Syarat minimal 500-1000 meter. Ini saja pesawat Silk Air dari Singapura, terpaksa menurunkan penumpang kembali ke ruang tunggu, karena cuaca di Pekanbaru memang tidak bisa untuk didarati pesawat," ujar Abdul, petugas bandara memberi penjelasan pada JPNN.com.

BACA JUGA: Minta Bupati Perjuangkan Nasib Honorer K2

Pembatalan penerbangan dari dan menuju Pekanbaru, memang sudah terjadi berkali-kali. Pada Selasa (11/3), dari 64 jadwal penerbangan, hanya 14 penerbangan saya yang berangkat. Kondisi cuaca yang tidak menentu, terlabih kabut asap yang kadang pekat atau lumayan terang, membuat otoritas bandara dan pihak maskapai penerbangan tidak mau mengambil resiko.

Para penumpang yang memiliki kepentingan mendesak di Jakarta atau luar negeri, terpaksa harus mengambil rute darat ke Medan, Sumatera Utara atau Padang, Sumatera Barat. Itupun dengan ketidakpastian. Selain karena dua daerah itu juga mengalami dampak kabut asap, juga karena ketersediaan tiket yang terbatas.

"Saya kemarin harusnya berangkat dari Bandung-Pekanbaru. Tapi gak bisa terbang. Terpaksa ambil Jakarta-Pekanbaru. Tapi tak bisa mendarat. Terpaksa dialihkan ke Padang. Sudah lama di atas langit Padang, ternyata tak bisa mendarat juga. Terpaksa mendarat di Batam. Sampai berjam-jam, akhirnya cuma bisa mendarat di Padang. Dari Padang ke Riau terpaksa naik jalur darat," kisah Sumarni, seorang penumpang yang mengantar keluarganya ke bandara.

Dampak dari lumpuhnya aktivitas bandara, juga membuat kecewa rombongan umroh. Puluhan orang yang hendak menjalankan ibadah di Mekah itu, terpaksa harus menunda keberangkatan mereka, justru saat mereka sudah berada di bandara.

"Mau bagaimana lagi. Mungkin kita masih diminta banyak-banyak berdoa untuk bencana di negeri ini," kata Yuliarti, seorang peserta umroh tanpa bisa menyembunyikan wajah kecewanya.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasil Tes Honorer K2 Madina Masih Diolah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler