Bangga Bikin Visual Effect Iron Man hingga Transformers

Sabtu, 24 Juli 2010 – 08:17 WIB
Andre Surya di sebuah tempat wisata Singapura. Dia punya obsesi untuk Indonesia. -dokumen pribadi-
Penggemar film animasi tentu takjub saat menyaksikan film-film box office seperti Transformers, Iron Man, atau Star TrekNamun, tak banyak yang tahu bahwa salah seorang pembuat visual efek film-film itu adalah Andre Surya, pemuda Indonesia.
 
THOMAS AQUANIO KUKUH, Jakarta

   
Meski dunia perfilman masih tertatih-tatih, Indonesia patut berbangga karena mempunyai seorang pemuda kreatif

BACA JUGA: Menjadi Pendaki Alpen dengan Kereta Bergerigi

Dia adalah Andre Surya, digital artist, yang bekerja untuk  Lucasfilm Singapore, salah satu production house terbesar di dunia.Sudah banyak film box office yang digarap anak muda kelahiran Jakarta, 1 Oktober 1984, itu
Khususnya dalam visual effect atau efek gambar sebuah film

BACA JUGA: Dengar Kiai Langitan, Bos Holcim Manggut-Manggut

Sebut saja film Iron Man 1, Iron Man 2, Star Trek, Terminator Salvation, Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull, Surrogates, dan Transformers: Revenge of the Fallen.   "Terakhir, saya ikut menggarap film The Last Airbender," kata Andre saat dihubungi Jawa Pos Rabu (21/7)

 
Tentu saja, bagi Andre, ikut terlibat dalam pembuatan film-film Hollywood itu sebuah pengalaman yang langka

BACA JUGA: Analisis Sidik Jari, Cara Lain Mengetahui Kecerdasan dan Kepribadian

Apa lagi bernaung di bawah bendera perusahaan film sebesar Lucasfilm yang berkantor pusat di San FranciscoPerusahaan itu didirikan pada 1971 oleh George Lucas, sutradara film Star WarsMereka  menggarap visual effect film, game, sound effect, dan sebagainyaSejumlah distributor film kelas dunia menjadi klien perusahaan ituSalah satu di antaranya, Paramount Pictures
 
"Kami mengerjakan adegan-adegan film yang membutuhkan visual effect," jelas AndreMisalnya, dalam film action terdapat adegan ledakan besarMaka, rumah produksi tempat Andrea bekerja itulah yang menggarap visual effect sedemikian rupa sehingga tampak seperti nyataDi Lucasfilm Singapore, Andre bertugas di divisi Industrial Light and Magic (ILM)Divisi itu khusus membuat visual effect film-film klienILM didirikan pada 1975 dan menjadi divisi atau anak perusahaan andalan Lucasfilm.
 
Menurut Andre, sejak kecil dirinya memang punya cita-cita ingin bekerja di dunia perfilmanDan, dalam perkembangannya, dia menyenangi bidang animasi, terutama tiga dimensi (3D)"So its dream come true," ucapnyaAndre mengatakan, dirinya sejak duduk di SMA mulai menekuni animasiMaklum, dia penggemar berat game racing yang menampilkan gambar dan visual effect canggih"Saya penggemar Colin McRae Rally 2," kata Andre
 
Tapi, Andre tak hanya menikmati permainanDia juga mulai penasaran membuat gambar-gambar yang dinilai menakjubkan di game racing ituUntuk mengetahui lebih dalam, Andre sering mengulang-ulang (replay) permainan balapan mobil tersebut.  "Sewaktu melihat replay game itulah, saya juga menghafalkan dan menebak-nebak apa saja graphic feature yang ditampilkan pada gameSaya bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk menonton replay-nya," kata penggemar sepak bola itu.
 
Dari situlah, Andre mulai menekuni film 3DAwalnya dia belajar secara otodidak dengan mempelajari tutorial-tutorial 3D yang diunduh di internetSelain memperhatikan game, Andre tak jarang menghabiskan waktunya berlatih dan mengasah kemampuan 3D-nya.  Saat itu orang tuanya kurang mendukung minat AndreMereka menganggap Andre melakukan kegiatan yang kurang berguna"Mungkin kesannya saya hanya main gamePadahal, saya juga mempelajari bagaimana cara pembuatannya."
 
Meski tidak direstui orang tua, Andre tidak patah arangDia tetap menekuni minatnya tersebut kendati secara sembunyi-sembunyiBaru setelah kuliah di Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Tarumanegara (Untar), hobinya itu lebih terasahNamun, dia hanya kuliah setahun
 
"Ada tawaran kerja di Polaris 3D Jakarta, perusahaan advertising dan architectural visualisationSaya memilih kerja daripada kuliah," tuturnyaAndre mengatakan tak merampungkan kuliahnya di Untar lantaran memiliki mimpi yang lebih besarDia ingin mengumpulkan uang terlebih dahulu dan bercita-cita menempuh pendidikan di luar negeri
 
Karir Andre pun cepat menanjakBahkan, dia sering menerima penghargaan atas karya-karyanya di bidang advertisingBaik nasional maupun internasionalGambar karya Andre yang berjudul Somewhere in the Sky pernah ditampilkan di CGOVERDRIVE, konferensi Computer Graphic terbesar di Asia"Gambar itu juga memenangi Excellence Award di buku Elemental 2 terbitan Ballistic Publishing," ucapnya dengan nada girang
 
Sedangkan karya Andre yang berjudul City of Enhasa memenangi Future World Contest di www.3dkingdom.org"Itu perlombaan yang bergengsi," kata Andre banggaNah, sejak menunjukkan eksistensinya di bidang yang digeluti itu, Andre mulai mendapatkan dukungan dari keluargaLambat laun apa yang dia impikan mulai tampakPada 2005, Andre diterima di Vancouver Institute of Media Arts (VanArts), CanadaDia memilih VanArts Institute karena biaya pendidikannya cukup terjangkau pada saat itu
 
Selain tekun menempuh kuliah untuk meraih gelar diploma, Andre terus memperkaya portfolio pribadi yang menampilkan karya-karyanya saat senggangBerkat ketekunannya itu, setelah lulus, Andre diterima bekerja di Lucasfilm Singapore
 
"Awalnya saya melamar, lalu wawancara di Ottawa, CanadaKedua wawancara melalui teleponNah, saat wawancara kedua, saya dikabari bahwa saya diterima sebagai digital artist," ceritanya.Bagaikan mimpi, Andre sangat gembira mendapatkan job di Lucasfilm perwakilan Singapura"Terus terang saya senang banget," imbuhnya
 
Andre pun lalu berkantor di Lucasfilm SingaporeKini dia tinggal di kawasan East SingaporeMeski sudah hidup mapan dan berkarya di tingkat internasional, Andre tetap memiliki mimpi untuk tanah airnya
 
"Semoga suatu saat saya bisa kembali ke Indonesia untuk memajukan industri perfilman Indonesia," tuturnyaNamun, di usia mudanya kini, Andre ingin terus menimba ilmu agar bisa membuat film-film berkualitas untuk menambah portofolionya"Harapan saya, semoga Indonesia pada suatu saat dapat membuat film animasi dengan kualitas Hollywood," ucap pria yang masih melajang itu(*/c4/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Memburu Badak, Yang Keluar Leopard


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler