BACA JUGA: Dengar Kiai Langitan, Bos Holcim Manggut-Manggut
Berikut catatan wartawan Jawa Pos Mohamad Elman.SEPERTI mutu, presisi, dan keandalan teknologi arlojinya, bus, trem, serta kereta api di Swiss datang dan pergi tepat waktu
BACA JUGA: Analisis Sidik Jari, Cara Lain Mengetahui Kecerdasan dan Kepribadian
Salah satu kelebihan bagi turis yang menginap di hotel, mereka bisa naik berbagai jenis transportasi publik apa saja di dalam kota "trem listrik, bus, dan feri" dengan gratisSaat check-in di Hotel Etap Jenewa, saya mendapat sebuah kartu seukuran kartu nama dari resepsionis hotel
BACA JUGA: Memburu Badak, Yang Keluar Leopard
"Tunjukkan kalau ada pemeriksaan," kata perempuan ituNamun, sampai hari terakhir saya di Jenewa, tidak pernah ada petugas kereta dan bus yang pernah menanyakan tiket atau kartu saya di bus atau trem yang saya tumpangi.Untuk jalur antarkota, kereta juga menjadi pilihan utama sebagai moda transportasi publikDari Jenewa ke Bern, ibu kota Swiss, misalnya, hampir setiap setengah jam ada kereta yang berangkatDemikian pula sebaliknyaDari Bern, penumpang bisa menunggu kereta jurusan Lucerne, Zurich, dan kota-kota lain dengan interval waktu yang sama.
Dari Jenewa ke Bern, saya membeli tiket yang memungkinkan saya turun di beberapa stasiun di kota yang dilewati seperti Lausanne dan FreibourgSetelah puas melihat-lihat kota, saya balik ke stasiun untuk melanjutkan perjalanan ke BernSetiap setengah jam ada kereta yang berangkat.
Dengan jadwal yang bisa diandalkan serta jaringan yang menjangkau hampir semua wilayah, naik kereta di Swiss sangat nyamanTerlebih, pemandangan sepanjang perjalanan memang layak dinikmatiNegeri itu memiliki gunung-gunung yang diselingi ribuan danau "kecil-besar" dengan air yang bersih dari gletser yang mencair.
"Tuhan tersenyum saat menciptakan SwissKarena itu, di sini semua indah," kelakar Sutrisna, staf diplomatik RI yang sudah belasan tahun tinggal di Jenewa.
Dari Bern itulah, saya merasa tertantang untuk melanjutkan perjalanan ke Interlaken, salah satu tempat wisata favoritSebab, dari tempat itu, ada kereta api "Jungfra Railways alias Jungfraubahnen" yang bisa membawa penumpang menuju ke salah satu puncak gunung tertinggi Eropa: Jungfrau
Di kawasan Pegunungan Alpen, Gunung Jungfrau (berarti perawan dalam bahasa Jerman, Red) memiliki ketinggian 4.158 meterLebih tinggi daripada gunung di sebelahnya yang lebih terkenal, Eiger (3.970 meter) atau MonchApalagi kalau dibanding Gunung Semeru "tertinggi di Jawa" yang "hanya" 3.676 meter.
Saat musim panas Juni dan Juli seperti sekarang ini, "pendakian" dengan kereta ke Gunung Jungfrau memasuki masa sibuk-sibuknya (peak season)Dalam perjalanan menuju stasiun awal "pendakian", Interlaken Ost, saya bertemu banyak turis dari IndiaMereka datang dari berbagai kota seperti Bangalore, New Delhi, dan Hyderabad.
Cara kerja kereta Jungfraubahnen sebetulnya hampir sama dengan kereta yang kini beroperasi di jalur Ambarawa?Bedono, JatengYakni, kereta bergerigiHarus dibuat bergerigi (ada "rel" tambahan berbentuk gerigi di tengah) karena medan yang dilalui menanjak dan turun tajam
Menariknya, usia kereta api yang dioperasikan PT Kereta Api itu juga hampir sebaya dengan JungfraubahnenSudah lebih dari seabad.
Perbedaannya dari kereta Ambarawa, Jungfraubahnen beroperasi secara komersial setiap hari layaknya kereta biasaDi Ambarawa, kereta dioperasikan atas "order" alias jika ada turis yang mau menyewaKalau kereta di Ambarawa memakai lokomotif tua berbahan bakar kayu (buatan Jerman 1902), Jungfraubahnen digerakkan dengan tenaga listrik.
Saat membayar tiket Jungfraubahnen di loket "harganya 180 Swiss frenc (sekitar Rp 1,6 juta)?, saya agak shockedSaya merasa bersalah tidak pernah naik kereta bergerigi di Ambarawa (meski pernah ke sana)Sebab, hanya dengan dua tiket Jungfraubahnen, saya bisa mencarter kereta bergerigi satu-satunya di Indonesia yang digandrungi orang Jepang itu.
Siang sekitar pukul 13.00, kereta kami berangkatTotal empat gerbong dan hampir penuhKebanyakan di antara mereka adalah wisatawan berwajah AsiaKereta makin mendaki setelah melewati Stasiun Lauterbrunnen (798 meter)Setelah itu menuju Stasiun Wengernalp (1.873 meter)Kereta kemudian berhenti di Stasiun Kleine-Scheidegg (2.061 meter)Di stasiun itu, rombongan harus turun untuk berganti kereta lain yang sanggup "mendaki" lebih baik.
Pemadangan yang tersaji sepanjang perjalanan sangat indahMeski penduduknya hanya sekitar 7,7 juta, luas Swiss yang relatif kecil mengakibatkan tingkat densitas penduduk negeri itu sebagai salah satu yang tertinggi di Eropa
Karena itulah, di kawasan pegunungan, masih terhampar aktivitas kehidupan dan permukimanRumah-rumah pedesaan, hotel, dan ladang pertanian yang hijauAda air terjun dari bukit yang tinggiAirnya serasa jatuh tumpah ke dekat permukiman di bawahnya.
Di setiap stasiun, penumpang Jungfraubahnen boleh turun untuk mengeksplorasi desa-desa sekelilingBeberapa pasangan tua bule tampak berjalan mendaki di jalan desa sambil melihat keelokan Gunung Eiger dengan tebingnya yang sangat curamPuas berjalan-jalan, mereka bisa kembali ke stasiun untuk melanjutkan perjalanan dengan kereta berikutnya
Banyak penumpang yang sepanjang perjalanan hampir tak pernah lepas dari kameraSaat sampai di Stasiun Grindelwald yang dipenuhi es dan salju, banyak penumpang yang turun untuk berfotoRasanya memang asyikKetika di bawah sudah memasuki musim panas, ternyata di atas masih ada salju
Mereka baru berhenti memotret saat kereta memasuki terowonganSaat kereta memasuki terowongan gelap, gerbong Jungfraubahnen menyajikan video, antara lain, tentang sejarah pembangunan jalur kereta ke puncak Eropa (Top of Europe) ituPenggarapan video tersebut cukup bagus, sehingga penumpang terhibur sekaligus mendapat pengetahuan.
Makin ke atas, udara makin tipisSeperti di kabin pesawat, kadang ada pasokan oksigen ke gerbongMasih di terowongan, kereta kemudian berhenti di stasiun "dalam gunung" Eigerwand (2.865 meter) dan Eismeer (3.160 meter)Di dua stasiun itu "yang dipakai para pendaki?, penumpang bisa turun untuk melihat pemandangan dari jendela yang dibuat menembus dinding gunung
Kereta kemudian berlanjut menuju pemberhentian terakhirStasiun Jungfraujoch di ketinggian 3.454 meterItulah stasiun yang diklaim tertinggi di duniaKetinggiannya bahkan masih lebih tinggi daripada puncak Gunung Arjuno di Jatim (3.339 meter).
Di stasiun tersebut, semua penumpang turunPendakian bisa dilakukan dengan naik lift (setinggi lebih dari 100 meter) menembus gunung menuju Observatorium SphinxBangunan itulah yang disebut sebagai Atap Benua Eropa alias Top of Europe
Pilihan lain: pengunjung bisa beristirahat dulu ke toko suvenir, dunia es, dan aneka restoran lewat lorong yang lainBukti banyaknya turis asal India di bangunan itu adalah adanya restoran bernama BollywoodSore itu, restoran terlihat penuh sesak
Di areal lapangan gletser beratap langit Alpen dekat restoran, saya melihat para turis Tiongkok dengan sukacita saling memotretBanyak di antara mereka yang saling berteriak sambil mengepalkan tanganTeriak kemenangan di puncak gunung layaknya pendaki betulan. (c5/ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Kolektor Yang Gila Kumpulkan Benda-Benda Seni
Redaktur : Tim Redaksi