jpnn.com, SURABAYA - Setelah bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela, umat Katolik mulai bangkit dari trauma. Misa mulai bisa diikuti meski tertutup. Bangunan gereja yang rusak juga telah diperbaiki kemarin (15/5).
Pengurus Badan Gereja Katolik Paroki (BGKP) Laurentius menyatakan, para jemaat tidak ingin terus bersedih. Justru, mereka ingin membuktikan bahwa setelah tragedi itu, aktivitas gereja tidak berhenti.
BACA JUGA: Tingkatkan Kewaspadaan di Dalam Suroboyo Bus Â
''Semua umat yang ingin berdoa dipersilakan lewat pintu belakang,'' katanya.
Seluruh romo dan umat harus tetap tabah terhadap cobaan yang dilalui. Ketabahan tersebut juga dilihat dari partisipasi warga dari berbagai kalangan di gereja. Mereka memberikan bantuan makanan dan minuman.
BACA JUGA: Respons Wiranto soal Desakan Ganti Kapolri dan Kepala BIN
"Kami tidak tahu mereka dari mana. Tetapi, mereka ingin membantu petugas di gereja secara sukarela," ujarnya.
Ledakan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela tersebut terjadi pada Minggu pagi (13/5).
BACA JUGA: Catatan Pedih dari Surabaya
Lokasinya berada tepat di gerbang masuk. Banyak orang tidak berdosa yang menjadi korban.
''Bayangkan saja, ada Bayu yang berusaha menahan sepeda motor, dua anak kecil tidak berdosa, dan ibu yang berbisnis di Surabaya yang menyempatkan diri beribadah,'' ucapnya.
Meski begitu, seluruh jemaat sudah bangkit. Setelah ledakan bom terjadi, Minggu malam (13/5) dilakukan pembersihan. Pada Senin (14/5) hingga kemarin bagian gedung yang rusak diperbaiki.
Laurentius menuturkan, misa pada Minggu (20/5) akan diadakan seperti biasa. Gereja bakal menurunkan tim untuk memberikan motivasi kepada umat.
''Maut itu bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Tidak hanya di gereja. Bergantung iman kita," pungkasnya. (ayu/c20/dio/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Bekuk PNS Penebar Hoaks Rekayasa di Balik Bom Surabaya
Redaktur & Reporter : Natalia