Banjir Hari Kelima di Sangatta Kutim, Harga Bahan Pokok Naik, Warga Terserang Penyakit

Rabu, 23 Maret 2022 – 17:16 WIB
Suasana banjir di Kecamatan Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Foto: BPBD Kabupaten Kutai Timur

jpnn.com, KUTAI TIMUR - Banjir yang melanda Kecamatan Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur mulai berangsur surut, Rabu (23/3).

Kendati demikian, air yang merendam ribuan rumah warga selama lima hari tersebut terpantau masih setinggi 70-100 sentimeter.

BACA JUGA: Di Depan Jokowi dan Kapolri, Cipayung Plus Dukung soal IKN hingga Stabilitas Bahan Pokok

Awang Nanta, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiap-siagaan BPBD Kutim menjelaskan banjir yang menerjang Bumi Untung Benua sejak Sabtu (19/3) lalu sempat setinggi 120-200 sentimeter.

Banjir sulit untuk surut dikarenakan fenomena pasang air laut.

BACA JUGA: Foto dari Udara Banjir di Cilacap, Seperti Ini Dahsyatnya

"Banjir perlahan mulai turun, tetapi air masih menggenang di sekitar pinggang dan sedada orang dewasa. Sebelumnya air sempat setinggi 180-200 sentimeter," ucapnya ketika dihubungi JPNN.com, Rabu siang.

Jalan poros yang sebelumnya ikut tergenang air kini sudah surut dan bisa dilalui kendaraan.

BACA JUGA: Banjir Sangatta, Irwan Minta Pemerintah Pusat Turun Tangan

Sejumlah warga bahkan ada yang sudah kembali ke rumah mereka masing-masing untuk membersihkan sampah bawaan banjir.

"Seperti saya sebutkan tadi ada titik banjir yang masih setinggi 70 sentimeter, untuk warga yang rumahnya masih tergenang air memilih tetap bertahan di posko pengungsian," katanya.

Awang menjelaskan penyebab air lama surut dikarenakan beberapa kali sangatta diguyur hujan sedang, disertai fenomena terjadinya air pasang.

"Iya, air rob namanya, membuat air yang sedang berlimpah bertahan," jelasnya.

BPBD Kutim mencatat, ada sekitar 2.000 warga yang mengungsi di posko pengungsian.

Sementara jumlah korban yang terdampak banjir ada sekitar 25.099 jiwa.

"Untuk di Ibu Kota Kutim, Sangatta Utara itu ada sekitar 15.004 jiwa, sedangkan Sangatta Selatan ada 10.095 jiwa," bebernya.

Banjir yang terjadi hingga di hari kelima menyebabkan warga terserang penyakit.

Untuk mengantisipasinya, sudah disediakan posko pelayanan kesehatan untuk warga.

"Ada sekitar 5.000 sukarelawan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI yang rencananya akan melakukan medical servis terutama untuk balita dan anak," katanya.

Banjir turut mengakibatkan harga bahan pokok dan bahan penting melambung tinggi. Seperti bahan pangan hingga BBM terpantau mulai mengalami kenaikan di hari ketiga Sangatta diterjang banjir.

"Kenaikan harga ini temporer saja karena memang sedang dibutuhkan. Mengingat ada ribuan warga yang terdampak banjir saat ini. Seperti naiknya harga bahan pokok dan BBM," katanya.

Kenaikan harga disebabkan jalan poros sempat diterjang banjir setinggi pinggang orang dewasa.

Setelah banjir, pihak kepolisian dikabarkan akan memantau harga bahan pokok dan bahan penting.

"Tetpi harga mulai melandai karena jalan poros sudah surut dan bahan-bahan pokok sudah bisa didistribusikan ke Sangatta. Tentunya pihak kepolisian akan memantau kenaikan ini dari permainan-permainan oknum," kata Awang. (mcr14/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 10 Rumah Hanyut Terbawa Arus Banjir, Warga Panik


Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Arditya Abdul Aziz

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler