Beruntung, hantaman angin kencang dan gelombang pasang kemarin malam tidak memakan korban sebagaimana pada peristiwa sebelumnya.
“Dari enam desa yang dihantam gelombang pasang dan angin ribut, Desa Labat Muara dan Sungai Musang yang paling parah
BACA JUGA: Desak Otsus Bali Diprioritaskan
Di Labat Muara dua buah rumah robohRobohnya dua rumah penduduk tersebut jelasnya lagi, satu rumah akibat terjangan gelombang pasang
BACA JUGA: Asuransi tak Tanggung Penumpang Liar
Sementara satu rumahnya lagi roboh akibat terjangan angin kecang dan tersambar petir.Sementara itu, di Desa Sungai Musang, tiga buah rumah dan satu jembatan runtuh
BACA JUGA: Pengadilan Kabulkan Ganti Kelamin
Warga sudah mengungsi ke lokasi pengungsian yang sementara ini berupa tenda-tenda di halaman rumah pembakal setempat,” katanya.Diceritakannya, musibah gelombang pasang disertai angin ribut tersebut, terjadi menjelang tengah malam, tepatnya mulai pukul 23.00 witaSaat itu, seluruh wilayah Aluh-Aluh diguyur hujanSemula angin tampak tenangNamun 30 menit berselang, cuaca tiba-tiba berubahHujan dan petir berbaur dengan angin kencang membuat sebagian besar warga panikBenar saja sekitar pukul 24.00 wita gelombang tiba-tiba besar dan menghantam rumah warga yang berada di bibir pantai.
“Pada saat itu juga, para pembakal pun melaporkan keadaan di masing-masing desaRata-rata para pembakal melaporkan jika warganya panik dan ingin mengungsi ke tempat-tempat yang dirasa aman,” katanya.
Malam kemarin juga katanya, oleh Camat Aluh-Aluh aparat desa diminta untuk menenangkan masyarakatBaru pagi harinya, rombongan kecamatan berkeliling ke desa-desa yang diterjang gelombang pasang dan angin ribut.
“Untuk antisipasi, kami tadi telah memasang tenda lapangan di Desa BakambatIni sebagai antisipasi jika terjadi musibah lagi,” katanya.
Sekadar mengingatkan, gelombang pasang yang terjadi kemarin, merupakan merupakan bencana kedua yang menimpa warga di wilayah pesisir Kecamatan Aluh-AluhSebelumnya, pada 16-17 Desember 2008 lalu, gelombang Pasang membuat 44 rumah di Desa Bekambat porak poranda, padahal setinggi tiga meter tersebut hanya naik ke daratan sekitar 5 menit lamanya.
Sementara itu, jika di Kecamatan Aluh-Aluh warganya terancam dengan gelombang pasang dan angin ribut, di Kecamatan Astambul hingga kini masih disulitkan dengan musibah banjir.
Menurut Kabid Linmas Kesbanglinmas Banjar A Mawardi, dari 20 desa yang ada di Kecamatan Astambul 12 desa diantaranya sampai hari ini masih terendam banjir.
“Total ada 808 rumah yang masih tergenang banjirIni ditambah lagi dengan 50 mushola dan 13 sekolahanKondisinya masyarakat sudah semakin mengkhawatirkanSebagian bahan bangunan pada rumah sudah mulai rusak akibat terendam terus menerus,” katanya.
Selain itu ungkapnya lagi, berbagai sarana infra struktur yang ada juga mulai rusakLahan-lahan pertanian seluar 1.650 hektare masih belum bisa digarapLebih menghawatirkan kebun-kebun masyarakat seluas 1609 hektare juga terendamAkibatnya, kebun-kebun yang sebagian besar berisi tanaman buah menjadi rusak.
“Sampai saat ini air masih mengenangi dengan ketinggian antara 10 hingga 60 cmSelanjutnya, jalanan sekitar 165 km juga terendam dan kondisinya sudah mulai rusak,” katanya(yan/rb)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Longsor Tutupi Tol Cipularang
Redaktur : Tim Redaksi