BACA JUGA: PT Pos fokus Seriusi Logistik dan Microfinance
Presdir PT Bank Rabobank Internasional Indonesia (Rabobank) Tony da Silva Costa mengatakan, sektor agribisnis masih menjadi fokus, kendati harga komoditas belakangan ini mulai melandai
BACA JUGA: Imbas Krisis, Penerimaan Pajak Melambat
Masih sangat prospektif, misalnya untuk komoditas CPO," ujar Tony di kantornya, Selasa (11/11).Dia mengatakan, sebagai negara penghasil produk pertanian, sangat menarik bagi bank asing untuk memberi kredit ke sektor pertanian yang berorientasi ekspor, seperti cokelat, minyak kelapa, dan rempah-rempah
Sepanjang kuartal ketiga 2008, bank yang berbasis di Belanda itu telah menyalurkan kredit sebesar Rp 9,64 triliun
BACA JUGA: Kantongi Sertifikat IOSA, Lampu Hijau untuk Garuda Terbangi Eropa
Hingga akhir tahun lalu, bank hasil merger dengan Bank Haga dan Bank Hagakita itu menyalurkan kredit sebesar Rp 7,47 triliunRasio kecukupan modal mereka kini sebesar 13,17 persenHingga kini Rabobank sudah menyalurkan kredit ke sektor CPO hingga USD 100 juta.Wapresdir Rabobank Danny Hartono menambahkan, selain fokus ke sektor agrobisnis, mereka akan fokus ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)Hal itu terutama memanfaatkan jaringan kantor Bank Haga dan Bank Hagakita yang baru saja melebur menjadi Rabobank
"Sektor UMKM ini masih paling aman, betapa masih besar pasarnya," ujarnya
Untuk penyaluran kredit di sektor ini, Rabobank akan menggunakan credit scoring system yang biasanya lazim digunakan untuk kredit konsumsi
Bank asing lainnya, Citibank juga masih akan serius menggarap sektor agrobisnisManaging Director and Country Business Citibank Tigor MSiahaan mengatakan, kredit ke sektor agrobisnis, khususnya CPO, mempunyai prospek jangka panjang yang sangat bagus"Penurunan harga saat ini hanya fluktuasi pasar saja," ujarnya.
Para bankir menilai, harga CPO saat ini sedang mencari titik ekuilibrium yang baru sejak melonjak hebat dalam setahun terakhirMereka menilai, lonjakan harga CPO pada tahun lalu sebagai windfallDan, harga saat ini yang turun adalah harga yang sesungguhnyaSelama harga tidak tembus di bawah USD 500 per ton, sektor CPO diramal masih akan eksis
Meski demikian, para bankir asing tersebut akan lebih berhati-hati mengingat risiko non-performing loan (NPL) masih mengancam di tengah perlambatan ekonomi dunia yang berpotensi mengoreksi ekspor komoditas pengusaha nasionalDanny mengatakan, pihaknya akan mengkaji secara serius pengajuan kredit dengan melihat kinerja debitur dan rekam jejaknya selama ini
Data otoritas moneter menyebutkan, NPL kredit sektor agrobisnis terus menurunNPL pada kredit modal kerja agrobisnis melorot menjadi Rp 335 miliar per kuartal ketiga 2008 dari angka sebelumnya Rp 587 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnyaSementara untuk kredit investasinya juga menurun menjadi Rp 914 miliar, dari posisi sebelumnya Rp 1,2 triliun.(eri/fan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pencabutan Larangan Terbang Maskapai RI Tunggu Sidang Uni Eropa
Redaktur : Tim Redaksi