BACA JUGA: Hari Ini Bensin Turun Jadi Rp 5.500
Ini berpotensi makin menyulitkan bank-bank kecil."Dalam kondisi seperti ini, tidak mengherankan bank-bank besar mendapat pasokan likuiditas dari nasabah yang pindah dari bank kecil," kata Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan kepada Jawa Pos
Sementara menurut Chief Economist Bank BNI Tony Prasentiantono, faktor penjaminan berpengaruh, tetapi tidak mutlak
BACA JUGA: Transaksi IHSG dan Saham-Saham di Asia Mulai Bergairah
Sebab, meski penjaminan dari LPS sudah mencapai Rp 2 miliar, banyak nasabah dengan simpanan Rp 1-2 miliar yang resah dengan kondisi bank-bank kecil yang mulai kesulitan.Mencuatnya kasus kalah kliringnya PT Bank Century Tbk hingga diambil alih pemerintah menjadi penebal dari kekhawatiran masyarakat
Hal tersebut, kata Fauzi dan Tony, tidak hanya terkait stabilisasi rupiah untuk mencegah capital outflow dari deposan kakap yang punya dana di atas Rp 2 miliar
BACA JUGA: Pertamina Tambah Empat Komisaris Baru
"Ini juga untuk menjaga kesehatan bank-bank kecil, yang secara luas berarti melindungi sistem perbankan nasional," ujar Tony.Lonjakan likuiditas bank besar tampak terlihat dari meningkatnya penghimpunan DPK (dana pihak ketiga) mereka secara drastisPT BNI Tbk, misalnya, DPK-nya naik hingga Rp 17,1 triliun menjadi Rp 152,6 triliun per 25 Oktober, dibandingkan posisi AgustusHingga akhir tahun, BNI menargetkan mampu menghimpun DPK sebesar Rp 158 triliun.
Di PT Bank Mandiri Tbk, DPK meningkat sebesar 16,8 persen menjadi Rp 245,3 triliun, terbesar dari seluruh bankBank pelat merah lainnya, PT BRI Tbk, DPK-nya juga mendaki 22,76 persen, dari Rp 142,88 triliun pada September 2007 menjadi Rp 175,39 triliun.
Secara umum di bank BUMN, terjadi lonjakan dana sebesar Rp 19,9 triliun dari posisi September hingga pekan kedua NovemberSelain bank BUMN, bank swasta besar juga mengalami limpahan likuiditasDPK PT Bank Central Asia Tbk pada akhir Oktober mencapai Rp 200 triliun, meningkat dari posisi September yang sebesar Rp 192,8 triliun.
Chief Financial Officer Bank Mandiri Pahala Mansyuri mengatakan, bank pelat merah mendapat kepercayaan lebih dalam kondisi saat ini karena milik negara, sehingga dinilai sangat aman"Padahal, semua simpanan dijamin sesuai ketentuan LPS (Rp 2 miliar), tidak hanya di bank BUMN," ujarnya.
Dia mengatakan, semestinya tak ada kekhawatiran berlebihan"Sebab, sistem perbankan kita sudah jauh lebih kuat, risk management bank-bank nasional sudah lebih baik," tuturnya
Likuiditas bank pelat merah, yang notabene adalah bank raksasa di tanah air, bakal makin basah setelah pemerintah berkomitmen mencairkan dana Rp 120 triliun hingga akhir tahun yang selama ini masih disimpan di BI(eri/fan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BI Larang Bank Terbitkan Deposito Dual Currency
Redaktur : Tim Redaksi