Dia menyatakan situasi perang suku bunga memang menguntungkan para nasabah yang menyimpan uangnya di bank karena dapat menikmati bunga yang lebih tinggi daripada biasanya
BACA JUGA: Percepat Pembentukan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
Tapi, menurutnya para nasabah tersebut juga perlu diingatkan bahwa bila mereka memperoleh bunga lebih dari 10 persen, maka jumlah dana yang disimpan tidak akan dijamin oleh pemerintah.Pujiono menerangkan, perang suku bunga terutama berdampak pada transaksi antar bank sehingga bank-bank harus menanggung margin yang negatif
BACA JUGA: Solar-Mitan Tunggu Harga Minyak Stabil
''Saya masih optimis laba hanya akan berkuarang 1 sampai 2 persen saja,'' ujarnya Sabtu (8/11).Ini juga karena masing-masing bank akan mempercantik kinerjanya di akhir tahun nanti
BACA JUGA: BUMN Siap Gabung Northstar
Hal lain yang menuruntnya juga tengah menjadi masalah adalah penurunan kreditSampai Oktober lalu rata-rata pengajuan kredit bank-bank di Jatim telah menurun sekitar 30 persen''Salah satunya juga terjadi di bank tempat saya bekerjaJika biasanya pinjaman untuk kredit kepemilikan rumah (KPR) mencapai Rp 45 miliar, kini hanya Rp 30 miliar saja,'' imbuhnyaNamun, dia menjelakan berkurangnya pengajuan KPR hanya karena persepsi mayarakat yang menilai bunga terlalu tinggi.
Ini lantaran, booming KPR pada 2005 lalu terjadi saat bunga masih tinggi yakni 17 persen''Realisasi kredit yang masih rendah ini juga membuat bank tak terlalu bekerja keras untuk mencari likuiditas,'' terang Pujiono(luq/fan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BI Rate Tetap, Pelaku Usaha Kecewa
Redaktur : Tim Redaksi