JAKARTA — Meski Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan rekomendasi pada pemerintah, waktu yang tepat untuk menaikkan BBM, namun hingga saat ini pemerintah memastikan belum ada opsi apapun yang diambil oleh pemerintah.
‘’Kita belum putuskan apapun, karena masih mengamati pertimbangan dari segi fiskal dan daya beli masyarakat,’’ kata Menteri koordinator bidang perekonomian, Hatta Rajasa pada wartawan di Jakarta, Senin (21/3).
Hatta memang mengakui, bukan hanya BPS namun Bank Dunia pun telah memberikan saran, agar pemerintah Indonesia memilih opsi untuk menaikkan harga BBM premiumKarena beban untuk subsidi, dinilai akan membengkak akibat bertambahnya volume permintaan BBM subsidi jenis premium.
‘’Iya, Bank Dunia bisa saja memberikan masukan kebijakan itu
BACA JUGA: Redenominasi Tak Masuk RUU Mata Uang
Tapi keputusan finalnya tetap ada di pemerintah Republik IndonesiaYang penting kata Hatta, ditengah melonjaknya harga minyak dan tekanan untuk mengurangi beban subsidi, pemerintah akan memaksimalkan pengawasan penyaluran BBM subsidi
BACA JUGA: Pusat Gandeng Pemda Demi Genjot Program pro Rakyat
Kelangkaan BBM subsidi di berbagai daerah, dipastikan bukan karena pembatasan melainkan karena penyalahgunaan.‘’Penyalahgunaan ini rentan karena membengkaknya volume BBM subsidi dari 38,7 juta KL
BACA JUGA: BPS: Maret, Waktu Terbaik Naikkan BBM
Suplai jangan terganggu karena penyimpangan saat distribusi,’’ kata Hatta.Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengatakan, tekanan inflasi terbesar bisa datang bilamana BBM dinaikkan.’’Tapi tidak sampai separuh dari seluruh penambahan inflasiPaling ada tambahan sekitar 0,3-0,6 persen saja kalau ada pembatasan,’’ katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, ada tiga opsi yang rencanakan akan dipilih pemerintah yakni menaikkan harga BBM, mengalihkan pemakaian dari premium ke Pertamax, serta melakukan pembatasan pembelian(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemda Dilibatkan Jaga Inflasi
Redaktur : Tim Redaksi