jpnn.com, SAMARINDA - Headmaster Mini University Bank Indonesia (BI) Kalimantan Timur Preneur Dedi Priansyah mengatakan, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bisa bertahan dari resesi ekonomi.
Pasalnya, tidak berhubungan secara langsung dengan perbankan dan sistem saham.
BACA JUGA: Ritel Modern Pasok Warung Tradisional, UMKM Menjerit
Dalam resesi ekonomi, kata dia, sistem saham di pasar modal kerap anjlok.
“Namun, UMKM bertahan karena loyalitas konsumen,” terang Dedi, Senin (2/10).
BACA JUGA: Mufidah Kalla: Persaingan Produk Kriya Global Kian Berat
Dedi menambahkan, UMKM menjadi pilihan yang bagus sekali ketika ekonomi yang kurang baik.
Meski hasilnya tak sebesar penambangan batu bara, UMKM bisa mengeruk penghasilan dengan membuka banyak cabang.
BACA JUGA: Google Indonesia Sebut 60 Persen PDB dari UMKM
“Kenapa hanya bikin satu cabang? Meski bisnis kecil kalau punya banyak cabang profitnya bisa masuk kelas menengah ke atas,” ujar dia.
Menurut Dedi, pilihan UMKM begitu banyak. Terutama yang berhubungan dengan kebutuhan primer.
Saat ini, Kaltim, terutama Samarinda menjadi kota metropolitan.
Membuka jasa binatu menjadi peluang selama banyak warga yang sibuk.
Berdagang kuliner memang bagus. Namun, rentan tak bisa mempertahankan produk itu.
Menurut dia, ada waktunya produk itu mature atau mengalami kejenuhan.
“Misalnya roti durian yang mulai mature. Lidah konsumen mulai mencari variasi produk lain misalnya roti gembong. Saat ini, ramai pondok cokelat lalu mulai mature konsumen beralih ke minuman mangga,” ujar dia.
Dia menyarankan, pebisnis UMKM harus jeli melihat lidah konsumen sebagai peluang.
Caranya dengan mencari referensi di luar kota. “Apa yang belum ada di Kaltim, dagangkan di sini,” lanjut Dedi. (hdd/lhl/k18)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dampak Penurunan Pajak Terhadap Masa Depan UMKM
Redaktur & Reporter : Ragil