Bank Optimistis Prospek Usaha 2008

Tak Revisi Rencana Bisnis

Selasa, 24 Juni 2008 – 11:34 WIB
JAKARTA – Meski gejolak pasar belum sepenuhnya mereda, industri perbankan masih optimistis dengan prospek bisnis 2008Mereka masih yakin penyaluran kredit industri secara umum akan tetap tumbuh 24,6 persen pada tahun ini, atau mencapai Rp 1.291,9 triliun

BACA JUGA: Adidas Janji Tak Hengkang


      Direktur PT Bank Niaga Tbk Catherine Hadiman menyatakan, pihaknya tidak akan merevisi Rencana Bisnis Bank (RBB) yang sepekan lagi akan diajukan ke Bank Indonesia sebagai evaluasi tengah tahunan
”Kami memutuskan belum melakukan revisi, meski kondisi perekonomian masih belum stabil,” ujarnya di Jakarta.
      Menurut Catherine, industri perbankan hanya akan mengutak-atik sasaran kreditnya

BACA JUGA: Bebas Fiskal, Pajak Hilang Rp 400 M

”Kami hanya akan menghitung ulang sektor mana saja yang masih feasible mendapat kredit,” tuturnya

      Salah satu yang paling diincar bank yang bakal segera merger dengan PT Bank Lippo Tbk itu adalah sektor agribisnis

BACA JUGA: Tetap Andalkan Emisi SBN

”Kami akan lebih fokus untuk menyalurkan kredit ke perusahaan-perusahaan CPOItu salah satu sektor yang menjanjikan saat ini,” terangnyaSektor pertambangan bakal jadi prioritas dibandingkan sektor-sektor ekonomi lainnya
      Selain itu, kata Catherine, pihaknya masih tidak akan melupakan inti bisnisnya sebagai penyalur KPR”KPR kami masih tumbuh dengan bagusSaya kira growth ini akan terus terjaga sepanjang tahun,” tuturnyaPer kuartal pertama 2008, kredit Bank Niaga mencapai Rp 42,7 triliun
      Terpisah, Direktur PT Bank Mandiri Tbk Budi GSadikin menyatakan, pihaknya juga optimistis rencana bisnis akan berjalan pada relnyaKarena itu, bank pelat merah itu belum akan merevisinya"Kita tetap konfiden bisa melewati masa-masa (sulit) iniKita hanya akan lebih hati-hati saja," ujarnya.
      Dia menjelaskan, ketika kondisi perekonomian bergejolak, bukan berarti semua sektor ekonomi terempas"Ada sektor2 lain yang tidak sepenuhnya terkena imbas buruknya perekonomianJuga masih ada sektor yang kebal kenaikan bunga, seperti pertanian dan perkebunan," terangnya"Potensi kredit macet di sektor-sektor tersebut sangat rendah," sambung Budi.
      Karena itu, pihaknya masih yakin outstanding kredit masih bisa meningkat 20 persen hingga akhir tahun"Target awal kami memang meningkat 20 persenDan, masih belum akan direvisi," tuturnyaTarget bank beraset terbesar di tanah air itu lebih rendah dibandingkan target industri, yaitu 24,6 persen
      Wakil Presdir PT Bank Danamon Tbk Jos Luhukay juga menyampaikan hal senadaMenurut dia, industri perbankan hanya dituntut untuk lebih berhati-hatiNamun, prinsip kehati-hatian tersebut bukan berarti membuat penyaluran kredit berjalan seret”Hanya pola pengelolaan risiko saja yang perlu ditingkatkan,” ujarnya
      Selain itu, kelancaran penyaluran kredit, kata dia, juga sangat bergantung pada sinergitas antara otoritas fiskal dan moneterKebijakan fiskal dan moneter yang saling melengkapi, menurut dia, akan mampu mengatasi kondisi perekonomian yang semakin tidak stabil pascakenaikan harga BBMPer kuartal pertama 2008, penyaluran kredit Danamon mencapai Rp 55,9 triliun
      Langkah industri perbankan untuk menyasar sektor pertanian dan pertambangan tampak dalam jumlah penyaluran kredit di kedua sektor tersebut yang tumbuh signifikanPer April 2008, kredit ke sektor pertambangan di bank-bank umum tumbuh hampir lipat dua dibandingkan periode yang sama tahun laluYaitu, dari Rp 14,9 triliun menjadi Rp 27,75 triliunSementara kredit ke sektor pertanian, termasuk perkebunan, mencapai Rp 58,06 triliun. (eri)

Outstanding Kredit Bank Umum

Periode     Nilai (Rp M)

2003        440.505
2004        559.470
2005        695.648
2006        792.297
2007        1.002.012
April 2008    1.061.770

Sumber: BI

BACA ARTIKEL LAINNYA... Daerah Protes Bagi Beban BBM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler