Tetap Andalkan Emisi SBN

Senin, 23 Juni 2008 – 12:05 WIB
JAKARTA –  Pemerintah optimistis bisa mendapatkan pembiayaan dari pasar melalui emisi (penerbitan) Surat Berharga Negara (SBN)Meskipun kondisi pasar finansial, baik global maupun domestik, makin tidak menentu.
    Hingga pekan kedua Juni, pemerintah telah menerbitkan SBN gross Rp 89,779 triliun

BACA JUGA: Daerah Protes Bagi Beban BBM

Penerbitan obligasi internasional sebesar USD 2,2 miliar atau lebih dari Rp 20 triliun pekan lalu, langsung mendongkrak realisasi penerbitan SBN.
    ”Kami optimistis memenuhi target dalam sisa enam bulan terakhir,” kata Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu Rahmat Waluyanto di kantornya akhir pekan lalu

   Rahmat mengatakan, dihitung dari target netto, pemerintah masih harus menerbitkan sekitar Rp 42 triliun

BACA JUGA: Reksadana Saham Masih Prospektif

Tahun ini, pemerintah telah membayar jatuh tempo SBN sebesar Rp 12,5 trilun dari target Rp 38,2 triliun di 2008.
    Pemerintah masih memiliki jadwal sebelas kali lelang obligasi negara regular
Selain itu, juga akan menerbitkan obligasi negara syariah atau sukuk dalam negeri dan internasional yang diharapkan menyedot dana Rp 15 triliun

BACA JUGA: Pembeli Pupuk Wajib Registrasi

Defisit APBN juga masih bisa ditutup melalui penerbitan obligasi negara jangka pendek atau Surat Perbendaharaan Negara (SPN).
    Rahmat optimistis penerbitan SPN makin banyak peminatApalagi setelah Bank Indonesia bersedia membeli instrumen surat utang jangka pendek tersebut”Yang paling penting kita mendapatkan kepastian mendapatkan demand yang besar dari SPNKarena BI sudah berpartisipasi di pasar perdana,” kata Rahmat
    Dia mengakui, gejolak pasar masih cukup tinggiPenerbitan SPN yang berjangka waktu maksimal satu tahun, lanjut dia, bisa menyiasati turbulensi pasar tesebutSebab dengan banyaknya ketidakpastian, investor akan memperpendek durasi portofolio yang dipegangnya
    Ini karena instrumen investasi jangka pendek akan lebih likuid alias gampang dicairkanMenurut Rahmat, dengan adanya SPN, investor yang menjual SUN (surat utang negara) jangka panjang, tidak lantas menggunakannya untuk membeli dolar”Sehingga stabilitas pasar SUN dan makro lebih terjaga,” katanya
    Mengenai imbal hasil yang masih tinggi, Rahmat mengatakan bahwa pemerintah akan terus berusaha meminimalkan beban”Karena ini juga menyulitkan pemerintah,” ujar RahmatImbal hasil obligasi negara yang terlalu tinggi juga tidak baik karena itu akan menjadi acuan atau benchmark bagi swasta(sof/fan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Monopoli Hilang, Kartel Mengincar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler