BACA JUGA: Reksadana Saham Masih Prospektif
”Jangan kalau sedang sulit, daerah diminta ikut menanggung
BACA JUGA: Pembeli Pupuk Wajib Registrasi
Dia mengatakan, penggunaan penggunaaan komponen subsidi sebagai pengurang DAU, tidak tepat sebagai insentif penghematanBACA JUGA: Monopoli Hilang, Kartel Mengincar
Dia memberi contoh di Bali yang konsumsi BBM-nya banyak digunakan untuk kegiatan pariwisata”Ini kan menyumbangkan devisaNanti kalau diirit, dampak negatifnya malah lebih besar,” kata Sudirta.
Anggota DPD asal Bali tersebut menambahkan, Pemda sudah sangat kesulitan dalam memperoleh dana pembangunanSebab dana di daerah saat ini lebih banyak digunakan untuk pengeluaran rutin seperti gaji pegawaiSehingga anggaran untuk pembangunan masih sangat kecil”Jadi bagaimana nanti kalau harus dikurangi lagi,” tanya Sudirta.
Rencana mengurangi DAU terkait beban subsidi BBM, merupakan reformulasi agar daerah ikut memikul beban subsidi secara tidak langsungSehingga, daerah yang konsumsi BBM bersubsidinya cukup besar, berpotensi DAU-nya makin rendahIni merupakan salah satu upaya berbagi beban atau sharing the pain antara pemerintah pusat dan daerah.
DAU merupakan formula dana perimbangan untuk memeratakan kue pembangunan antara daerah kaya dan miskinMakin tinggi penerimaan negara, semakin besar pula jatah DAU yang akan dibagikanPadahal, tingginya penerimaan negara akhir-akhir ini, lebih disebabkan oleh tingginya harga minyak mentah di pasar internasional.
Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu Anggito Abimanyu, harga minyak yang tinggi jelas bukanlah merupakan upaya internalSehingga diperlukan upaya yang adil dengan menjadikan subsidi sebagai pengurang DAU”Sehingga kalau harga minyak tinggi, kalau bisa DAU-nya dikasih cap (batasan) maksimumnya,” kata Anggito
Kata Anggito, kebijakan baru ini diharapkan bisa menjadi insentif bagi daerah untuk turut serta membatasi subsidi BBM”Jadi dia juga secara tidak langsung ingin subsidinya turunKalau subsidinya turun, DAU-nya naik,” katanya(sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank Timur Tengah Siapkan USD 100 Juta
Redaktur : Tim Redaksi