Daerah Protes Bagi Beban BBM

Senin, 23 Juni 2008 – 12:02 WIB
JAKARTA – Rencana pemerintah pusat menjadikan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai komponen pengurang Dana Alokasi Umum (DAU) mendapatkan reaksi negatif dari daerahPengurangan dana APBN ke daerah, dinilai hanya akan menghambat pembangunan di daerah

BACA JUGA: Reksadana Saham Masih Prospektif


    ”Jangan kalau sedang sulit, daerah diminta ikut menanggung
Sementara ketika sedang booming, daerah tak mendapatkan apa-apa,” kata Anggota Dewan Perwakilan Daerah I Wayan Sudirta

BACA JUGA: Pembeli Pupuk Wajib Registrasi

Dia mengatakan, penggunaan penggunaaan komponen subsidi sebagai pengurang DAU, tidak tepat sebagai insentif penghematan
Sebab tidak semua daerah yang konsumsi BBM-nya tinggi bisa dikatakan boros

BACA JUGA: Monopoli Hilang, Kartel Mengincar


    Dia memberi contoh di Bali yang konsumsi BBM-nya banyak digunakan untuk kegiatan pariwisata”Ini kan menyumbangkan devisaNanti kalau diirit, dampak negatifnya malah lebih besar,” kata Sudirta.
    Anggota DPD asal Bali tersebut menambahkan, Pemda sudah sangat kesulitan dalam memperoleh dana pembangunanSebab dana di daerah saat ini lebih banyak digunakan untuk pengeluaran rutin seperti gaji pegawaiSehingga anggaran untuk pembangunan masih sangat kecil”Jadi bagaimana nanti kalau harus dikurangi lagi,” tanya Sudirta.
    Rencana mengurangi DAU terkait beban subsidi BBM, merupakan reformulasi agar daerah ikut memikul beban subsidi secara tidak langsungSehingga, daerah yang konsumsi BBM bersubsidinya cukup besar, berpotensi DAU-nya makin rendahIni merupakan salah satu upaya berbagi beban atau sharing the pain antara pemerintah pusat dan daerah.
    DAU merupakan formula dana perimbangan untuk memeratakan kue pembangunan antara daerah kaya dan miskinMakin tinggi penerimaan negara, semakin besar pula jatah DAU yang akan dibagikanPadahal, tingginya penerimaan negara akhir-akhir ini, lebih disebabkan oleh tingginya harga minyak mentah di pasar internasional.
    Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu Anggito Abimanyu, harga minyak yang tinggi jelas bukanlah merupakan upaya internalSehingga diperlukan upaya yang adil dengan menjadikan subsidi sebagai pengurang DAU”Sehingga kalau harga minyak tinggi, kalau bisa DAU-nya dikasih cap (batasan) maksimumnya,” kata Anggito
    Kata Anggito, kebijakan baru ini diharapkan bisa menjadi insentif bagi daerah untuk turut serta membatasi subsidi BBM”Jadi dia juga secara tidak langsung ingin subsidinya turunKalau subsidinya turun, DAU-nya naik,” katanya(sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank Timur Tengah Siapkan USD 100 Juta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler