Bank Tiongkok Komitmen Pendanaan USD 4 Miliar

Bagi Investor yang Tanam Modal di Indonesia

Jumat, 29 April 2011 – 15:38 WIB

JAKARTA - Upaya untuk menarik investasi dari Tiongkok terus dilakukanKementerian Perindustrian akan meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan kalangan perbankan dari negara dengan perekonomian terbesar kedua setelah Amerika Serikat itu

BACA JUGA: Perayaan Hari Besar dan Hari Raya Agama Dilarang

Ada dua bank komersial yang berkomitmen menyediakan pendanaan untuk investasi asing dengan total plafon pinjaman senilai USD 4 miliar.

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengungkapkan, komitmen pendanaan dari dua perbankan tersebut untuk memenuhi kebutuhan investor Tiongkok yang ingin berinvestasi di Indonesia
Dua perbankan tersebut antara lain Bank of China Ltd (BoC) dan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC).  "Masing-masing bank baik BoC maupun ICBC berkomitmen menyediakan dana USD 2 miliar, sehingga total USD 4 miliar

BACA JUGA: Operator Blok Madura Tunggu Putusan Darwin

Akan ditandatangani di Hotel Grand Hyatt Sabtu (30/4) nanti," katanya di Jakarta, Kamis (28/4)


Rencananya, dokumen tersebut ditandatangani di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat kunjungan Perdana Menteri  Tiongkok Wen Jiabao ke Indonesia

BACA JUGA: Proyek Mal Rp 1 Triliun Kelar 2012

Menurut dia, keinginan menanamkan modal dari investor Tiongkok selalu diikuti dengan komitmen dari kalangan perbankanSebab, para penanam modal tersebut memilih untuk mengambil plafon pinjaman dari perbankan Tiongkok"Kalau ada investor yang sepakat secara bisnis melakukan investasi maka kedua bank itu memberikan back up," ucap dia.

Selain itu pihaknya juga sudah melakukan pembicaraan dengan Bank Exim mengenai permodalan bagi investasiDikatakan, dari hasil pembicaraan tersebut pihak perbankan bersedia memberikan suku bunga kompetitif sebesar 10 persen untuk tiap investasi"Sedangkan sampai saat ini sudah ada industri alat berat Sany Heavy Industry CoLtd anak perusahaan Sany Group yang akan berinvestasi," kata dia

Dalam kesempatan itu, Kemenperin juga melakukan penandatanganan dengan Sany Heavy Industry CoLtdPerusahaan multinasional tersebut akan mulai melakukan ground breaking pada pertengahan tahun 2011 dengan total investasi USD 200 jutaDikatakan, komitmen investasi di sektor lain masih belum ada."Tetapi, seperti perkapalan sedang lakukan penjajakanAda enam proyek yang memungkinkanKami akan mengawal ke BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal, Red) serta memfasilitasi kalau seluruh persyaratan perizinan dipenuhiApalagi selama ini investasi dari Tiongkok rendah, yakni hanya USD 175 miliar tapi perdagangan mencapai USD 40 miliar," ucap dia

Secara total, Kemenperin akan menandatangani tiga MoU dan satu pengaturan teknisMoU pertama ditandatangani Kemenperin dengan Teknologi Informasi China untuk mempromosikan kerja sama dan kemitraan industri dan teknologi di bidang peralatan dan manufaktur, manajemen, dan riset pengembangan kedua negara

MoU kedua adalah antara Kemenperin dan Sany Heavy Industry Co Ltd untuk mengoptimalkan produk lokal serta pemanfaatan balai besar penelitian dan sekolah-sekolah milik KemenperinSedangkan, Sany bisa memanfaatkan untuk meningkatkan sumber daya manusia

MoU ketiga akan diteken oleh Direktorat Jenderal Kerjasama Industri Internasional Kemenperin dan BOC untuk membantu investasi dan modal kerja pembiayaan usaha sektor industriSelain itu, juga akan ada kerja sama pengaturan teknis oleh Direktorat Jenderal Kerjasama Industri Internasnional Kemenperin dan ICBC(res/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Astra Peroleh Laba Rp 4,303 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler