Operator Blok Madura Tunggu Putusan Darwin

Jumat, 29 April 2011 – 07:32 WIB

JAKARTA - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas (BP Migas) menyatakan secara resmi pihaknya telah menyodorkan rekomendasi ke Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh dimana Pertamina ditunjuk menjadi operator untuk mengelola blok West Madura Offshore (WMO)Kini, prosesnya menunggu keputusan menteri

BACA JUGA: Proyek Mal Rp 1 Triliun Kelar 2012



Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas BP Migas Gde Pradnyana mengemukakan, rekomendasi itu ialah mengenai komposisi partisipasi interest (PI) dan operator di wilayah kerja (WK) tersebut
"Terkait komposisi pemegang partisipasi interest, BP Migas menyampaikan hasil rapat 13 April 2011, dimana PT Pertamina memegang komposisi pemegang interest sebesar 60 persen sedangkan empat pemegang interest lainnya mendapatkan bagian 40 persen," kata Gde Pradnyana di Jakarta, Kamis (28/4).

Dengan demikian, jika Pertamina kebagian 60 persen, maka keempat perusahaan lain yakni Kodeco Energy, CNOOC, PT Sinergindo Citra Harapan, dan Pure Link Investment masing-masing memperoleh 10 persen

BACA JUGA: Astra Peroleh Laba Rp 4,303 Triliun

Menurut Gde, hal ini merujuk dari hasil rapat yang digelar Ditjen Migas pada 13 dan 17 April lalu.

Nah, terkait penetapan operator tersebut, BP Migas mengusulkan 3 alternatif ke Menteri ESDM berkenaan dengan aspek teknis
Pertama, kata Gde, sesuai hasil rapat 13 April, Kodeco sebagai operator sampai 31 Desember 2013 dan seterusnya oleh Pertamina

BACA JUGA: BRI Pangkas Dividen

Kedua, Pertamina sebagai operator setelah kontrak baru berlaku sampai kontrak berakhirDan terakhir, Pertamina sebagai operator selama 3 tahun pertama dan selanjutnya tetap jadi operator jika kinerja Pertamina dinilai sama atau lebih baik dari operator terdahulu di tahun-tahun terakhir.

"Sesuai dengan hasil analisis teknis terakhir, kami mengusulkan alternatif ketiga untuk menjadi bahan pertimbangan Menteri ESDM dalam menetapkan operator di blok tersebut," ujar Gde.

Dia mengatakan, tinggal keputusan terakhir ada di tangan Darwin Z Saleh sebagai pengawas dan pengendalian kegiatan hulu migas"Kami berharap, siapapun operator yang ditunjuk dapat mempertahankan bahkan meningkatkan produksi migas di blok tersebut," kata Gde.

Sebelumnya, seusai acara peletakan batu pertama bantuan pembangunan gedung laboratorium sains dasar di Universitas Airlangga Surabaya, Senin (25/4), Dirut Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, pihaknya 100 persen siap mengelola blok Madura itu"Seperti yang sudah kami sampaikan, Pertamina menyiapkan investasi USD 1 miliar untuk mengelola blok Madura 5 tahun kedepan," kata Karen

BUMN migas itu juga akan meningkatan produksi minyak dari 13.400 barel per hari (bph) saat ini menjadi 40.500 bphDan produksi gas dari saat ini 138 juta kaki kubik (mmscfd) menjadi 204 mmscfd pada 2015.

VP Corporate Communication Pertamina M Harun menyampaikan penghargaan kepada BP Migas yang merekomendasikan Pertamina kepada pemerintah sebagai operator blok WMOMenurutnya, pengelolaan WMO lebih simple ketimbang lapangan Offshore North West Java (ONWJ) yang tingkat kompleksitasnya jauh lebih tinggi

Ia menjelaskan, Pertamina dalam mengelola lapangan migas di laut lepas telah terbukti dengan success story peningkatan produksi di lapangan ONWJHarun mengatakan, sebagai operator di ONWJ, pihaknya telah berhasil menggenjot produksi minyak dari sebelumnya 21 ribu bph jadi 30 ribu bph dan produksi gas sebesar 200 juta mmscfd"Pertamina akan mensinergikan kemampuan operasional di ONWJ ini dengan pengelolaan blok WMO sehingga diharapkan dapat menghemat biaya operasional hingga 10 persen yang juga akan menurunkan cost recovery," jelas Harun kemarin.

Guna mencapai peningkatan produksi tersebut, Pertamina berkomitmen mengebor sebanyak 86 sumur dalam 5 tahun yang terdiri dari 11 sumur eksplorasi, 67 sumur pengembangan dan 8 sumur workoverDia memaparkan, Pertamina didukung lebih dari 500 karyawan dengan rata-rata pengalaman 20 tahun di operasi offshore, yang mempunyai kinerja keselamatan baik dan terbukti dapat meningkatkan produksi

Harun melanjutkan, dalam rencana pengelolaan WMO, Pertamina juga bersedia mempertahankan karyawan lokal tetap yang bekerja di blok itu saat ini, bahkan memberikan peluang kemajuan karir bagi pekerja di Blok WMO untuk berkembang di organisasi di Pertamina lainnya
 
Sebagai informasi, pada 7 Mei 2011 nanti kontrak pengelolaan Blok West Madura akan berakhirPertamina sudah menyatakan minatnya untuk melanjutkan pengelolaan blok yang kini masih dikelola oleh perusahaan Korea Kodeco.

Rebutan pengelolaan Blok West Madura ini mencuat ketika pemerintah menyetujui perubahan kepemilikan hak partisipasi di blok tersebut di mana 25 persen hak Kodeco Energy Ltddialihkan sebanyak 12,5 persen  kepada PT Sinergindo Citra Harapan, sementara 12,5 persen dari 25 persen hak partisipasi CNOOC Madura Ltd dialihkan ke Pure Link Investment Ltd.  Dengan demikian, kepemilikan blok tersebut menjadi: Pertamina 50  persen, Kodeco 12,5 persen, CNOOC 12,5 persen, Sinergindo 12,5 persen, dan Pure Link 12,5 persen(lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... M-System Bata Bertulang, Bangunan Tahan Gempa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler