JAKARTA - Baliho yang dipasang para calon legislatif (caleg) banyak yang menjejerkan fotonya dengan foto ketua umum partainyaBaliho semacam itu biasanya dipasang caleg dari partai-partai besar seperti Partai Demokrat dan PDI Perjuangan
BACA JUGA: Iklan Politik Masih Seperti Sampah
Mantan anggota DPR dari Partai Bintang Reformasi (PBR) Ade Daud Nasution menilai, fenomena itu terjadi karena memang banyak caleg yang tidak percaya diri"Saya melihat justru caleg-caleg dari partai besar yang tidak siap
BACA JUGA: NU Tagih Janji PKB, PPP, dan PKNU
Mereka pasang baliho-baliho berdampingan dengan capres atau ketua umum partainyaLebih lanjut dikatakan, caleg yang tidak pede itu bukan hanya caleg yang merupakan pendatang baru di jagad politik
BACA JUGA: Golkar-PKS Siap Usung Kalla Sebagai Capres
Caleg yang saat ini masih duduk di DPR ataupun DPRD pun banyak yang tidak pede, karena memang tidak populerPenyebabnya, kata Ade, ketika duduk sebagai anggota dewan mereka tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik dalam melakukan pengawasan ke eksekutif, menjalankan fungsi budgeting ataupun menjalankan fungsi legislasi."Bahkan ada kawan saya di DPR yang selama 4 tahun tidak pernah sekali pun bertanya saat rapat dengan pemerintahTapi giliran gajian, dia paling cepat," ungkap Ade
Sementara Sekretaris Jenderal Forum Pemantau Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang mengatakan, pemilu 2009 bakal menghasilkan wakil rakyat yang kualitasnya burukIni disebabkan proses rekrutmen caleg oleh partai yang tidak selektifAda partai yang hanya mampu memasang caleg dalam jumlah 50 persen dari jumlah kursi DPR yang akan diperebutkan, yakni 560 kursi.
"Karena proses seleksi yang gagal, maka rakyat pada 9 April nanti hanya disodori kualitas caleg yang buruk," ungkap Sebastian Salang dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (28/2).
Namun diakui, dari lebih 11 ribu caleg yang ada saat ini, ada sebagian dari mereka yang punya kualitas bagusHanya saja, karena jumlahnya yang hanya sedikit dan yang berkualitas itu tidak terkenal, maka rakyat akan sulit mengetahuinya.
Mengapa jumlah caleg yang berkualitas sedikit, kata Sebastian, karena partai cenderung asal-asalan merekrut orang untuk dipasang sebagai caleg"Nyari caleg seperti nawar cabe di pasarKetemu perempuan, mau nggak jadi caleg, dijawab mau, ya lantas jadi caleg," ucapnya.
Bakal buruknya kualitas dewan hasil pemilu 2009 juga bisa dilihat dari terjadinya transmigrasi besar-besaran artis terjun menjadi calegBanyak yang sebelumnya tidak pernah ngomong politik, tiba-tiba jadi caleg," kata Sebastian.
Katanya, perekrutan caleg dari kalangan artis ini sengaja dilakukan para petinggi partai dengan tujuan agar partai itu meraup kursi banyak di dewan, tanpa melihat kualitasnyaSelain itu, juga untuk penghematan uang partaiKalau dulu partai harus membayar artis untuk diajak kampanye, "Sekarang tak perlu mbayar karena dia sudah jadi caleg." (sam/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Klaim Keberhasilan, SBY Dinilai Arogan
Redaktur : Tim Redaksi