Banyak Honorer K2 Gagal, Berpotensi Muncul Gejolak

Kamis, 13 Februari 2014 – 20:46 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Untuk kesekian kalinya, Forum Honorer Indonesia (FHI) mengingatkan pemerintah agar serius memikirkan nasib para tenaga honorer kategori dua (K2) yang gagal menjadi CPNS.

Karena jumlahnya cukup besar, yakni sekitar 70 persen dari sekitar 600 ribuan honorer K2 yang ikut tes CPNS, FHI menganggap ini persoalan yang cukup serius.

BACA JUGA: Refly Sesalkan Pembatalan Seluruh Undang-undang MK

Sekretaris Jenderal Dewan Presidium FHI Eko Imam Suryanto menyebutkan, jika masalah  honorer K2 gagal ini tidak segera diselesaikan, maka bisa muncul gejolak sosial.

"Terkait dengan yang tidak lulus,FHI akan tetap meminta pemerintah agar dibuatkan peraturan yang tegas terkait kelanjutan tugasnya dan masalah kesejahteraannya.Menurut FHI jika ini tidak segera dituntaskan maka akan menjadi bom waktu yang akan meledak," ujar Eko dalam pernyataan sikap FHI yang dikirim ke JPNN, Kamis (13/2).

BACA JUGA: Pramono Edhie: Pertahanan dan Keamanan Syarat Utama Pembangunan

Dikatakan, kekecewaan secara psikologis para honorer K2 yang gagal bisa memunculkan perilaku negatif yang menimbulkan kejahatan sosial. "Karena ini, pendekatan penyelesaian yang lebih berkeafilan dan manusiawi menjadi harapan kawan-kawan honorer K2," ujarnya.

FHI sendiri akan menggelar Rapat Kerja yang akan diikuti oleh perwakilan honorer K2 dari seluruh indonesia.

BACA JUGA: Besok, KPK Periksa Jennifer Dunn

Agenda rapat adalah membahas langkah terkait hasil pengumuman honorer K2 dan juga menyusun  rekomendasi penanganan terhadap nasib honorer K2 yang gagal lulus tes CPNS.

Disebutkan, rapat akan digelar dengan tuan rumah FHI Lebak pada 15 - 16 Februari 2014.

"Untuk itu kami berharap seluruh Korwil/korda FHI untuk segera konfirmasi di nomor  081377995656 atau ke 087885443666," pungkas Eko. (sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu-Ibu Pengajian Buat Kostum Khusus untuk Dahlan Iskan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler