Banyak Polisi Tertembak, Polri Harus Evaluasi

Sabtu, 04 Juni 2011 – 08:27 WIB

JAKARTA---Aksi penembakan terhadap polisi makin membabi butaDalam lima bulan terakhir, setidaknya ada delapan anggota Korps Bhayangkara yang diterjang timah panas

BACA JUGA: KPK Terbantu dengan Pemulangan Nazaruddin

Kapolri jenderal Timur Pradopo diminta untuk melakukan evaluasi prosedur tetap keselamatan anggota


"Evaluasi sebagai intropeksi perlu dilakukan

BACA JUGA: Gerindra Pasrahkan Kasus Andi Nurpati ke Polisi

Terutama faktor safety saat bertugas," ujar pengajar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Dr Bambang Widodo Umar di Jakarta kemarin (03/06).

Purnawirawan Kombes itu merasa prihatin dan sedih banyak anggota Polri meninggal dalam tugas
"Itu memang bagian dari resiko pekerjaan

BACA JUGA: Gus Choi Curigai Hakim Syarifuddin

Tapi, sebisa mungkin diminimalkan," kata alumnus Akpol 1971 ini

Lembaga pemantau polisi, Indonesian Police Watch (IPW) juga mencatat data yang mirisKetua Presidium IPW Neta Sanusi Pane menyebut, dalam lima bulan terakhir, sedikitnya ada delapan polisi yang tertembakEnam di antaranya ditembak tersangka kejahatan dan dua diduga bunuh diri dengan senjata api"Selain itu satu polisi dibacok penjahat hingga luka beratDari enam polisi yang diberondong senjata penjahat, lima diantaranya tewas dan satu luka berat," ujarnya

Neta menjelaskan, penembakan pertama terjadi di Bogor pada 17 Januari 2011Korbannya Briptu Marry AmariAnggota Brimob ini tewas ditembak pencuri yang masuk ke rumahnyaPenembakan terakhir terjadi di BekasiKorbannya, Aipda Sugiantoro tewas diberondong orang tak dikenal pada 1 Juni 2011 pagi.

"Kejadian di Bekasi merupakan yang kedua kaliPertama terjadi pada 2 Mei 2011 anggota Polsek Jatiasih Aiptu Iwan Junawan dibacok perampok saat mengawal karyawan SPBU menuju Bank Mandiri," ujar penulis buku Jangan Bosan Kritik Polisi itu

Kasus penembakan tersebut menunjukkan bahwa para tersangka kejahatan akhir-akhir ini makin nekat dan sadisSementara anggota polisi terkesan kurang meningkatkan kewaspadaannyaSikap lengah polisi inilah yang dimanfaatkan para tersangka kriminal untuk menghabisi polisi dan kemudian melarikan diri.

Dari kasus di Palu dan Bekasi terkesan bahwa para penjahat hanya ingin "unjuk gigi" untuk mempecundangi aparat kepolisianTerbukti, para penjahat tersebut tidak melakukan perampokan harta benda, mereka hanya memberondong polisiIni menunjukkan bahwa target utama mereka hanya hendak menghabisi anggota polisi"Ini harus jadi perhatian serius Kapolri," katanya

IPW menduga kasus penembakan di Bekasi berkaitan erat dengan isu terorismeAda dua Indikasi yg mengguatkan dugaan iniPertama dari senjata yang mereka gunakan secara membabi buta dengan target utama anggota polisi"Kasus Bekasi hampir sama dgn kasus penembakan polisi di Palu yang juga dilakukan secara membabi buta," katanya

Kedua, tempat kejadian yang tidak terlalu jauh dari tempat kejadian pembacokan terhadap anggota polisi pada 2 Mei laluDan juga berdekatan dengan lokasi penggerebekan teroris beberapa waktu lalu dan penemuan bom buku di kota wisata"Jika kasus ini tak segera ditangani akan jadi citra buruk bagi kepolisian," katanya

Secara terpisah, Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar berterimakasih atas perhatian masyarakat terhadap polisi"Insya Allah ini jadi evaluasi bersamaKita juga himbau anggota untuk tingkatkan kewaspadaan," katanya

Soal pengusutan penembakan, baik di Palu maupun di Bekasi, kata Boy, masih berlanjut"Untuk yang Palu pengejaran di Poso, sedangkan yang Bekasi masih didalami kaitannya dengan terrorisme," katanya.(rdl) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanura Ragu SBY Berani Renegosiasi Kontrak Karya Asing


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler