JAKARTA ---Banyak yang berharap Presiden SBY benar -benar merealisasikan janjinya untuk mengeveluasi kontrak karya dengan pihak asingTapi, ada juga yang sudah merasa pesimis SBY memiliki keberanian untuk mewujudkannya.
"Kami tidak yakin janji itu bisa dilakukan beliau (Presiden SBY, Red)
BACA JUGA: Memori PK Rampung, Antasari Tunggu Momen
Apalagi, dengan kuatnya hegemoni perusahaan -perusahaan besar dari Eropa dan Amerika yang terlanjur sudah menancap terlalu dalam di negeri ini," kata Ketua DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Akbar Faisal di Jakarta, kemarin (3/6).Dengan nada menyindir, Akbar menyebut renegosiasi kontrak -kontrak karya yang cenderung merugikan kepentingan nasional itu, hanya mungkin dilakukan pemimpin yang "tidak punya beban"
Dia menambahkan kalau SBY memang memiliki komitment tersebut, seharusnya ini sudah dilakukan sejak SBY terpilih sebagai presiden pada 2004
BACA JUGA: Syamsul Arifin Mengeluh Lagi
"Kenapa tidak dilakukan kalau merasa ada yang tidak beresBACA JUGA: Hunian Kumuh Dominan, 183 Daerah Masih Tertinggal
Masak kesadaran itu tidak muncul dari dulu," kritik anggota Komisi II DPR, itu.Komitmen Presiden SBY untuk mengeveluasi kontrak karya dengan pihak asing muncul dalam pidato peringatan pidato Bung Karno 1 Juni mengenai Pancasila di Gedung Majelis Permussyawaratan Rakyat (MPR)Janji SBY ini merupakan tanggapan terhadap pidato Presiden ke -3 RI BJ Habibie sebelumnyaHabibie menyinggung tumbuh suburnya perusahaan asing di Indonesia sebagai bentuk "VOC gaya baru".
Menurut Akbar, rakyat pasti menunggu action nyata dari Presiden SBYSelama ini, pemerintah banyak menyodorkan program yang cantik, tapi lemah di level implementasi.
"Lagi -lagi memori kolektif mendapatkan pembenaran kalau kebijakan pemerintahan SBY ini seringkali hanya selesai di kata -kata saja," protes Akbar(pri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Birokrasi Pengurusan Pensiun Dipangkas Dengan KPE
Redaktur : Tim Redaksi