Baru 19 Persen Dana Haji Dikelola Bank Syariah

Minggu, 30 Mei 2010 – 03:46 WIB

JAKARTA - Minat calon jamaah haji (CJH) menggunakan fasilitas perbankan syariah untuk menyetorkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) masih minimData Kementerian Agama (Kemenag) menyebutkan bahwa dari Rp 25 triliun dana jamaah haji yang disetorkan, baru 19 persen yang dikelola bank Syariah

BACA JUGA: KPK Siapkan Gelar Perkara Kasus Century Lagi



"Sisanya sebesar 81 persen masih dikelola oleh bank konvensional," ujar Direktur pengelolaan BPIH dan SIH, Kemenag Ahmad Djuanedi di Jakarta kemarin (29/5)
Menurut dia CJH masih sulit mendapatkan kepastian dan rasa nyaman dananya apakah membawa barakah atau tidak

BACA JUGA: Bongkar Markus, Polisi Diminta Tiru KPK

Karena itu Kemenag memberikan kesempatan bagi bank syariah untuk semakin giat mengelola dana haji.

"Dari dana haji yang ada di bank, komposisinya masih 19 persen bank syariah, 81 persen lagi masih di bank konvensional, sekarang tinggal bagaimana caranya meyakinkan agar mendorong ke arah syariah," kata dia
Sampai saat ini ada lima perbankan syariah yang aktif dalam mengelola tabungan haji masyarakat

BACA JUGA: Penahanan Susno Diperpanjang

Antara lain, Bank Bukopin Syariah, Bank Muamalat, Bank BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah"Padahal seperti diketahui, potensi haji hingga saat ini daftar tunggunya sudah mencapai 1,2 juta orang," kata dia.

Setiap tahunnya, kuota haji untuk Indonesia hanya sekira 200 ribu jamaah, maka potensi perbankan syariah untuk mengelolanya sangat terbuka lebarBelum lagi peluang untuk mengelola dana umrah yang selama ini belum tersentuh oleh perbankan"Potensi umrah akan naik luar biasa, tidak terbatas oleh kuota, itu belum ada yang melirik padahal potensinya 10 kali lipat dari kuota haji," tegasnya.

Secara terpisah, Setdirjen Haji dan Umrah, Kemenag, Abdul Ghafur Djawahir mengatakan bahwa pemerintah telah menerima sejumlah rekomendasi dan proposal maskapai penerbangan hajiTerkait kemungkinan menjadi mitra pemerintah mengangkut jamaah haji ke Tanah Suci telah ada lima maskapai yang bersaingAntara lain, Lion Air, Batavia Air, Garuda Indonesia, Saudi Arabian Airlines, dan Emirates Airlines.

Ghafur kemudian merinci data teknis, masukan, dan kemampuan maskapai untuk menjadi operator transportasi hajiMeski telah memiliki izin mendarat di Arab Saudi dan mengangkut jamaah umrah, Lion Air menyatakan belum siap mengangkut jamaah hajiAlasannya, masa persiapan tidak cukup."Hal yang sama juga dialami Batavia AirMeskipun sanggup menawarkan harga lebih rendah dibanding GarudaMenurut Ghafur, kalau melihat fakta yang ada, persiapan maskapai penerbangan tersebut tak akan mencukupi guna mengangkut jamaah haji tahun ini"Mereka juga baru mengawali penerbangan ke Arab Saudi pada 23 Mei," kata dia.

Ia mengungkapkan, Batavia yang menyampaikan kesiapan memberikan harga lebih rendah dari maskapai lain sekadar untuk publikasiArtinya, mereka ingin masyarakat tahu bahwa Batavia Air siap mengangkut jamaah haji Indonesia ke Tanah SuciDemikian pula dengan EmiratesMaskapai ini menyatakan tak bisa langsung terbang dari Indonesia ke Arab SaudiAbdul Ghafur menyatakan, pesawat mereka harus transit terlebih dahulu di Abu Dhabi"Padahal, pemerintah maunya Haji harus langsung terbang menuju ke Arab Saudi," ungkapnya.

Karena itu, pemerintah baru tertarik pada dua maskapai yang telah menyampaikan proposal dan kesiapan kepada pemerintahYakni, Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines"karena waktu sudah mepet kemungkinan kami masih akan pakai maskapai lama." Pungkasnya (zul)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Pengacara Susno jadi Tersangka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler