BATAM - Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kota Batam, Ahmad Hijazi, mengatakan, persoalan mendasar tentang beras do Batam adalah pasokanSebab, Batam bukan daerah produsen, sehingga kebijakan impor komoditas pokok sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di Batam
BACA JUGA: Mabes Polri Libatkan Pasukan Khusus TNI
"Kalau mendatangkan komoditas dari daerah lain di dalam negeri justru lebih mahal karena biaya transportasi lebih tinggi," kata Hijazi, Minggu (23/10).
Dia membandingkan, harga beras impor Rp2.000 lebih murah dibandingkan dengan beras lokal
BACA JUGA: Juventus Tenggelam di Kubangan
Sedangkan harga telur asal Malaysia biasanya juga jauh lebih murah ketimbang telur dalam negeri, marginnya hingga Rp300 per butir telurDengan catatan, tidak ada urusan birokrasi yang rumit
BACA JUGA: Jenazah Korban Albertus Dimakamkan
Misalnya, ada pungli saat proses perizinan, pungutan liar oleh petugas di pelabuhan, dan perdagangan yang jujur dari pengusaha.Pemerintah, kata Hijazi, sudah berulang kali mengajukan izin impor atas kelima komoditas tersebut ke pusatNamun sampai sekarang belum mendapat izinAlasannya, pusat harus membuat keputusan secara kolektif dengan pengusaha, petani, dan asosiasi lainnya.
"Sementara mereka tidak memahami, kalau Batam ini bukan daerah produsenMereka menganggap kebijakan impor akan mengganggu pasar dalam negeri, padahal tidak begitu," ujar Hijazi(par/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BBM Langka, Tarif Angkot Melonjak
Redaktur : Tim Redaksi