Batang Sawit Dikembangkan jadi Kayu Lapis

Selasa, 16 Juni 2009 – 21:19 WIB
JAKARTA - Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kehutanan, belakangan mengembangkan penggunaan batang kayu sawit yang sudah tidak produktif lagi untuk dijadikan kayu lapisKepala Pusat Informasi Kehutanan Departemen Kehutanan, Masyhud, mengatakan bahwa penggunaan batang sawit sebagai bahan baku industri kayu lapis ini memiliki keuntungan ganda.

"Pertama, bisa memanfaatkan limbah menjadi komoditas bernilai ekonomis tinggi

BACA JUGA: KPK Bidik Korupsi Pembuatan Jalan TAA

Kedua, solusi mencegah terus berlanjutnya degradasi alam, karena dengan adanya bahan baku dari non-kehutanan, penebangan kayu di hutan alam akan berkurang," jelasnya.

Dikatakan Masyhud, pengembangan kayu lapis sawit ini cukup menjanjikan, karena potensi bahan baku batang sawit cukup besar
Diperkirakan, hasil replanting berjumlah sebesar 25 juta m3/tahun

BACA JUGA: Indonesia Penyumbang Emisi Terbesar di Dunia

Sementara pengembangan areal perkebunan kelapa sawit pun di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan secara pesat.

Tercatat, pada tahun 1998 luas tanaman perkebunan sawit mencapai lebih dari 2,63 juta ha, sedangkan pada tahun 2003 luas perkebunan sawit telah mencapai lebih dari 4,93 juta ha
Data tersebut menunjukkan bahwa perluasan kebun sawit nasional dalam periode tersebut mencapai lebih dari 400.000 ha per tahun.

Seperti dijelaskan Masyhud pula, saat ini telah dilakukan kerjasama Litbang Kehutanan dengan PT Inhutani IV Riau, dengan melakukan ujicoba pemanfaatan batang sawit untuk venir dan kayu lapis di pabrik PT Asia Forestama Raya, Rumbai, Riau

BACA JUGA: Pengendara Motor Dominasi Korban Kecelakaan

Kerjasama tersebut merupakan pionir dalam komersialisasi kayu sawit, sehingga hasil yang diperoleh akan menjadi dasar kebijakan dalam penyusunan prosedur pemanfaatan batang sawit dan mekanisme pengembangan industri kayu sawit(lev/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BPK Rawan Disusupi Koruptor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler