Pengendara Motor Dominasi Korban Kecelakaan

Selasa, 16 Juni 2009 – 18:47 WIB

JAKARTA - Pengendara kendaraan roda dua mempunyai risiko besar mengalami kecelakaan lalu lintas yang berakibat fatalHasil penelitian Universitas Gadjah Mada menunjukkan pengendara sepeda motor mendominasi jumlah korban kecelakaan lalu lintas

BACA JUGA: BPK Rawan Disusupi Koruptor


Ketua Global Road Safety Patnership (GRSP) Indonesia, Giri Suseno, mengungkapkan bahwa pada tahun 2004 Kepolisian dan Jasa Raharja selalu merilis angka kecelakaan di Indonesia berkisar belasan ribu

Namun Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM melansir korban meninggal akibat kecelakaan di Indonesia sudah mencapai lebih dari 30 ribu orang

BACA JUGA: Eropa dan AS Harus Pangkas Emisi 45 Persen

Dari jumlah itu, 65 persen korban meninggal adalah pengguna sepeda motor.

 ”Pengguna sepeda motor itu umumnya orang berusia produktif

Anggaplah angka 30 ribu itu benar, berarti sekitar 19 ribu lebih generasi penerus hilang di jalanan

BACA JUGA: Indonesia Berhak atas Dana Mitigasi Global

Tren ke depan, kecelakaan di jalan cenderung mengalami peningkatan seiring pertumbuhan jumlah kendaraanIni artinya, jika tidak diantisipasi sejak dini, akan semakin banyak lagi korban yang muncul,” ujarnya.

Berdasarkan fakta itu, Departemen Perhubungan bersama GRSP Indonesia terus mengupayakan menciptakan komitmen bersama melalui Pekan Nasional Keselamatan Transportasi JalanFokus kegiatan ini, tegas Giri, masih pada upaya membangun kesadaran masyarakat untuk membudayakan keselamatan di jalan.

”Fokus kegiatan kita belum pada materi pengurangan angka kecelakaan, karena itu persoalan teknis yang membutuhkan biaya dan waktu yang sangat tidak sedikitTetapi, secara bertahap, itu pasti dilakukan," ujar Giri.

Kampanye Nasional Pekan Nasional Keselamatan Transportasi Jalan 2009 dijadwalkan dilakukan mulai 23 Juni mendatangKegiatan yang digelar untuk kali ketiga sejak 2007 ini akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Taman Mini Indonesia Indah.

Dijelaskan Giri, Pekan Nasional Keselamatan Transportasi Jalan merupakan implementasi dari resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 2004Resolusi ini dipicu oleh keprihatinan dunia atas korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di dunia yang mencapai 3.288 jiwa per hariSama halnya Indonesia, negara-negara anggota PBB lainnya juga tengah mengupayakan hal serupaYaitu meminimalisasi jumlah dan fatalitas akibat kecelakaan di jalan melalui langkah penyadaran.

”Mewujudkan keselamatan jalan adalah sebuah kerja yang harus dilakukan terus menerusTidak bisa dilakukan secara singkat dengan sekali kerja, tetapi harus berkesinambunganKarena (potensi) kecelakaan selalu ada dan terus menerus,” ujar Giri.

Menurutnya, tanggung jawab untuk mewujudkan keselamatan jalan tidak hanya menjadi beban pemerintah sebagai pemegang kebijakan nasionalKarena kecelakaan yang terjadi melibatkan banyak unsur, di mana tanggungjawabnya tidak bisa difokuskan pada satu unsur sajaSetiap orang, termasuk hal-hal yang tidak memiliki hubungan langsung dengan transportasi, juga memiliki tanggung jawab yang sama.

 ”Kalau cuma pemerintah yang kerja sendiri tanpa ada partisipasi elemen masyarakat lain, keselamatan jalan mustahil akan bisa dicapaiKeselamatan jalan adalah tanggung jawab kita semuaTanggung jawab terhadap keselamatan jalan lebih kepada personalRoad safety is everybody responsibilityKita harus bergotong royong menyelamatkan pengguna jalan IndonesiaSedikit empati yang kita berikan, dapat menyelamatkan orang lain,” tegasnya.(lev/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Jadwal Ulang Panggil Menakertrans


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler