Sejumlah batu yang ditemukan di dalam perut buaya di Wilayah Utara Australia (NT) membuktikan keterkaitan leluhur mereka dengan dinosaurus.
Ryuji Takasaki, seorang peneliti batu buaya dari Universitas Hokkaido di Jepang, sedang berada di NT untuk membandingkan batu yang ditemukan pada dinosaurus dengan yang ditemukan dalam perut buaya.
BACA JUGA: Batasi Ruang Gerak Pengungsi, Papua Nugini Langgar Hukum Internasional
Bekerja dari Taman Crocodylus di Darwin, Ryuji mengatakan, peran batu itu tetap diperdebatkan.
"Saya pribadi percaya bahwa mereka menggunakan batu itu untuk membantu pencernaan dalam perut," sebutnya.
BACA JUGA: Musik Cadas Bisa Membantu Atasi Depresi
Ryuji Takasaki adalah peneliti dari Universitas Hokkaido yang sedang sedang mengunjungi Darwin untuk mempelajari batu di perut buaya dan dinosaurus.
Ia lantas mengutarakan, "Saya mengambil foto dari batu itu, mengukur mereka, menyelidiki batu apa yang mereka konsumsi. Ada beberapa batu pasir dan kuarsa."
BACA JUGA: Dua Kapal Perang RI Berlabuh di Darwin
Ryuji dan timnya ingin tahu apakah dinosaurus, burung dan buaya mengembangkan sistem menggunakan batu secara mandiri atau apakah itu adalah hasil dari evolusi.
"Kami ingin tahu apakah sistem pencernaan yang sama dimulai dari buaya dan berkembang di dinosaurus dan kemudian ke burung atau ada beberapa cerita lain," kemukanya.
Ia mengatakan, dipahami oleh banyak peneliti bahwa buaya merupakan nenek moyang burung.
"Ada begitu banyak burung di dunia saat ini, ada lebih banyak genus ketimbang mamalia, sehingga mengetahui bagaimana buaya dan dinosaurus menjadi burung akan membantu kami memahami bagaimana burung begitu sukses di bumi," sebutnya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Referendum Konstitusi Australia untuk Akui Aborigin sebagai Penduduk Pertama