Baut dan Besi Jembatan Barito Banyak yang Hilang

Selasa, 29 November 2011 – 11:10 WIB
BANJARMASIN - Runtuhnya Jembatan Kartanegara di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, memunculkan kekhawatiran bagi daerah yang memiliki jembatan serupaPerhatian warga Kalsel pun tertuju pada Jembatan Barito

BACA JUGA: Dua Rencana Evakuasi Disiapkan

Jembatan dengan panjang 1.082 meter yang melintasi Sungai Barito selebar 800 meter dan Pulau Bakut selebar 200 meter ini, sekarang usianya sudah 14 tahun sejak diresmikan Presiden Soeharto pada 1997 lalu.  Apalagi, alur sungai di bawah jembatan Barito juga digunakan sebagai lalu lintas angkutan batubara dengan menggunakan tongkang


Terkait hal ini, Gubernur Kalsel Rudy Ariffin mengaku sudah menginstruksikan dinas terkait untuk selalu melakukan pemeriksaan setiap enam bulan sekali

BACA JUGA: Ahli: Jembatan Ambruk Kesalahan Kolektif

Menurut laporan diterima, ada saja baut maupun besi-besi jembatan yang hilang pada beberapa pemeriksaan.

“Setiap enam bulan sekali sudah saya instruksikan untuk memeriksan keadaan semua jembatan yang ada di Kalsel, termasuk jembatan Barito
Beberapa kali pemeriksaan pemeriksaan ada saja baut dan besi-besi yang hilang,” ungkap Rudy kepada Radar Banjarmasin (JPNN Grup).

Jembatan Barito, lanjut Rudy, memiliki perbedaan dengan jembatan Tenggarong pada bagian tiang

BACA JUGA: Anak Walikota Tersangka Pengeroyokan

Pada bagian tiang jembatan Barito, dikelilingi dengan fenderFender adalah adalah suatu material atau sistem yang berfungsi meredam sebagian energi benturan dari kapal yang menabrak tiang jembatan.

“Jembatan Tenggarong pernah beberapa kali ditabrak kapal tongkang, barangkali itu mempengaruhi konstruksi jembatanUntuk jembatan Barito, bagian tiangnya dikelilingi fender atau peredam tabrakan,” urainya.

Soal fender ini juga diungkapkan oleh Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Barito Kuala (Batola) H Rusli Ramli kepada Radar Banjarmasin kemarin.  Menurutnya, konstruksi untuk jembatan biasanya dirancang bertahan untuk 25-100 tahun.

Di samping ancaman dari bawah, beban jembatan Barito juga harus diperhatikan.  Karena selain dilewati kendaraan, juga sering menjadi tempat rekreasi yang berakibat pada penumpukan orang dan kemacetan diatas badan jembatan.  Menariknya, ketika dilewati kendaraan berat, maka akan terasa ada goyangan pada badan jembatan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VII Kalimantan Subagyo menegaskan, bahwa kondisi Jembatan Barito masih dalam kondisi baikIa juga menegaskan bahwa jembatan tersebut masih aman untuk dilalui.

“Kalau jembatan goyang itu biasa karena memang semua jembatan desainnya seperti ituMasih wajar asal tidak melebihi angka yang ditetapkan dan saat ini memang kondisinya masih normal,” tegas Subagyo kepada Radar Banjarmasin, kemarin.

Subagyo mengatakan, pihaknya secara berkala juga melakukan pemeliharaan secara rutin dengan mengacu pada standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan oleh Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum.

“Masyarakat tidak perlu takut, kita lakukan pemeliharaan secara rutinSaat ini kondisi Jembatan Barito aman,” ucap Subagyo yang saat memberikan keterangan masih berada di Tenggarong.

Terkait banyaknya warga yang menggunakan jembatan sebagai sarana rekreasi dan berjualan, Subagyo mengakui hal tersebut akan menambah beban mati pada jembatanDesain jembatan sendiri sebenarnya bukan untuk menahan beban mati melainkan menahan beban bergerak.
 
“Sebetulnya kalau ada orang yang cukup banyak memang menambah beban, tapi kami tidak berwenang untuk menertibkan ituKalau itu dibiarkan kami khawatir akan berdampak buruk,” cetusnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalsel Muhammad Arsyadi juga menyampaikan hal senadaMenurut dia, guncangan pada jembatan itu adalah hal yang wajarAdanya guncangan bukan berarti kondisi jembatan dalam keadaan rusak, namun guncangan adalah bagian dari desain jembatan yang memungkinkan jembatan tersebut untuk menahan beban yang cukup besar.

“Seluruh jembatan memang didesain tidak kaku, goyangan tetap ada tetapi sesuai dengan koefisien yang diberikan dalam desainJembatan tidak kaku semua, satu sisi sendi dan satu sisi rollRoll ini terletak dan bisa goyang kalau sendi diikatIni tidak membahayakan kecuali kalau sudah besar sekali baru perlu diukur kembali,” terang Arsyadi saat ditemui Radar Banjarmasin disela-sela kegiatan Forum Konstruksi di Hotel Blue Atlantic, kemarin.

Mengenai wewenang pemeliharaan, pengelolaan, dan pembiayaan Jembatan Barito, Arsyadi menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan kewenangan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII KalimantanPasalnya jembatan yang melintasi Sungai Barito tersebut merupakan jembatan yang terletak di ruas jalan nasional.

Meski demikian, Arsyadi tetap memberikan perhatian khusus kepada jembatan yang menjadi urat nadi transportasi dari Kalsel menuju wilayah Kalteng“Kamis saya ke lapangan, saya tanya mengenai SOP dalam pengelolaan Jembatan Barito dan termasuk juga Jembatan RumpiangApakah sudah ada inspeksi jembatan pada tahun ini, katanya ada dan akan dilaksanakan pada bulan Desember ini2009 dulu ada juga dan katanya kondisinya masih bagus,” ungkapnya.

Ditanya mengenai usia jembatan yang sudah melebihi 10 tahun apakah akan berpengaruh pada konstruksi jembatan , Arsyadi menilai bahwa kondisi Jembatan Barito meski lebih tua secara usia dibandingkan dengan Jembatan Kartanegara namun jenis kedua jembatan ini berbeda.
Jembatan Barito merupakan jembatan bentang panjang twin suspension dengan kabel dobelSedangkan Jembatan Kartanegara yang yang usianya lebih muda merupakan jembatan single suspension.

Soal maraknya warga yang memanfaatkan jembatan untuk rekreasi, Arsyadi juga mengkritisi hal iniMenurut dia, selayaknya diatas bentang jembatan tidak diperkenakan aktivitas manusia dalam jumlah besar, apalagi sampai memarkirkan kendaraannya.

“Kalau itu saya pikir kecil kecuali truk yang bermuatan beratKalau itu kan namanya beban mati, seharusnya perhitungannya adalah beban bergerakTapi sebaiknya di Jembatan Barito tidak boleh ada yang berhenti termasuk karena lebar jembatan yang sempit, itu bisa menggangu kelancaran jalan,” tukas Arsyadi.

Terpisah, anggota Komisi III DPRD Kalsel yang membidangi infrastruktur, Ibnu Sina meminta pemeliharaan jembatan Barito lebih diperhatikan lagiSelain itu ia juga mengusulkan ada pengujian kekuatan konstruksi baja jembatan Barito.

“Kalau memang sudah ada pemeriksaan rutin terhadap jembatan Barito itu sudah bagus, namun juga perlu pemeliharaanJadi tidak hanya diperiksa, tapi juga dipeliharaKalau perlu ada uji kekuatan konstruksi baja jembatan Barito,” katanya(tas/sip/yn/bin)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Runtuhnya Jembatan Juga Mengancam di Kalteng


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler