jpnn.com - JAKARTA- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyayangkan aksi anarkisme yang terjadi di Kalimantan Utara pada rapat pleno penghitungan hasil perolehan pemungutan suara pemilihan kepala daerah (Pilkada) Sabtu (19/12) kemarin.
Pasalnya, kata Ketua Bawaslu Muhammad, pengawas memberi kesempatan pada masing-masing pasangan calon melaporkan dugaan-dugaan kecurangan selama proses tahapan pilkada. Termasuk pada pemungutan suara Rabu (9/12) lalu. Namun hal tersebut tidak dimanfaatkan oleh pihak yang merasa dirugikan.
BACA JUGA: Sudahi Kebohongan, Rakyat Kalteng Rindu Pilgub Jujur
"Melaporkan dugaan kecurangan itu lebih efektif. Karena badan pengawas berkewajiban menindaklanjut, mencari fakta. Namun mereka hanya membuat situasi gaduh di depan kantor," ujar Muhammad, Selasa (22/12).
Meski menyayangkan aksi anarkisme dan tidak ada laporan resmi atas dugaan kecurangan, Bawaslu tetap melakukan investigasi.
BACA JUGA: Warga Heran, Biaya Perjalanan Dinas kok Banyak Banget
"Kami arahkan bawas di sana agar melakukan investigasi, apa yang menjadi keberatan, yang dilakukan oleh oknum KPU (seperti tudingan pengunjukrasa,red). Tp persisnya apa gugatan itu, itulah yang kami minta untuk ditelursuri Bawas Kaltara," kata Muhammad.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Asep Urip, Si Guru Ngaji yang Mau Menikah, Sempat Ditangkap Densus 88
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mimpi Dapat Kerja, SPG-SPG Ini Malah Tertipu
Redaktur : Tim Redaksi