Penelitian internasional menemukan bahwa kura-kura yang baru menetas berisiko besar untuk makan mikroplastik yang dikira makanan. Ini dapat menyebabkan kematian dan kerusakan organ.
Penelitian yang dilakukan selama 18 bulan tersebut menemukan bahwa anak kura-kura dan yang baru menetas sering menelan mikroplastik karena mengiranya makanan.
BACA JUGA: Topik yang Banyak Dihindari, Tapi Banyak yang Bertanya: Kematian Karena COVID-19
Ini bisa menimbulkan malnutrisi, kerusakan organ dalam dan sesak napas.
Peneliti dari universitas Australia dan Inggris melibatkan lebih dari 120 kura-kura di seluruh dunia, yang terdampar atau secara tidak sengaja tertangkap dalam jaring ikan.
BACA JUGA: Pembuang Bayi di Kali Cipinang Siap-siap Saja, Polisi Sudah Bergerak
Mark Hamann, profesor biologi kelautan di James Cook University Queensland mengatakan penelitian tersebut menemukan bahwa kura-kura muda lebih mungkin termakan mikroplastik ketika berenang di perairan seperti East Australian Current.
"Ketika mereka kembali dari pantai di Australia untuk bertelur, mereka dengan cepat berenang ke arus samudra lepas pantai," kata Profesor Mark.
BACA JUGA: Indonesia Sudah Mencatat 100 Ribu Kematian di Masa Pandemi COVID-19
"Waktu ada di arus itu, mereka makan apa saja yang bisa dimakan ... apa yang terlihat dan berbau seperti makanan."
Namun, sayangnya, mereka memakan plastik yang bercampur dengan plankton.
Seekor kura-kura di Samudra Pasifik memakan setidaknya 144 potongan plastik.
"Ini adalah kura-kura kecil, lebih kecil dari yang dilihat orang ketika snorkeling atau menyelam dekat terumbu karang," kata Profesor Mark.
"Kami menemukan hampir semuanya sudah makan plastik."
Penelitian yang dipublikasi di Frontiers Marine Science ini menemukan bahwa hampir semua spesies kura-kura laut pernah termakan atau tersedak plastik. Jebakan evolusioner
Peneliti kelautan menemukan kura-kura yang baru menetas dari telur telah beradaptasi sebelum memasuki zona laut atau perairan pantai dangkal.
Di sana, mereka diberi makan organisme yang bermacam-macam.
"Normalnya, habitat ini cocok untuk perkembangan mereka, namun banyaknya serpihan plastik di sekitar makanan mereka menyebabkan tempat tinggal mereka jadi berisiko," ujar Profesor Mark.
Ia mengatakan kura-kura tidak mengonsumsi benda besar seperti botol plastik atau plastik kresek, melainkan potongan kecil plastik.
"Plastik ini dihancurkan sinar UV atau terobek ombak, dan kura-kura makan serpihannya," katanya.
"Mikroplastik biasanya berukuran lima sentimeter dan seringkali tidak diketahui terbuat dari apa."
Walau kecil, potongan plastik ini dapat membahayakan kura-kura muda.
Mereka bisa malnutrisi atau sesak napas karena luka yang di organ dalam akibat menelan plastik.
Profesor Mark mengatakan cara terbaik untuk melindungi hewan laut adalah dengan memastikan tidak ada sampah di laut.
"Menghilangkan plastik ketika sudah terlanjur ada di alam itu yang sulit," katanya.
"Kita bisa membersihkan pantai dan menciptakan sistem untuk membersihkan laut dari plastik, tapi kegiatan ini memakan waktu dan sangat mahal."
Penelitian ini melibatkan peneliti dari Deakin University Geelong, Murdoch University Perth, University of Exeter Inggris, juga pakar dari beberapa pembuat kebijakan biologi kelautan.
Diproduksi oleh Natasya Salim dari laporan ABC News
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Muda Australia Sekarang Jadi Penyebar Virus, tetapi Masih Banyak yang Sulit Mendapatkan Vaksin