Melahirkan dalam suasana konflik tentu tidak diinginkan para ibu hamilTapi apa mau dikata, Isna (33 th) harus melahirkan bayi dalam suasana menakutkan di Tarakan
BACA JUGA: Kombes Kamal: Provokator Kerusuhan Papua 2019 Segera Disidang
------------------------
Sultan Pradana, Tarakan
-----------------------
MATA Isna berkaca-kaca
BACA JUGA: Bang Neta Sebut Polri Kecolongan Kerusuhan di Bandung dan Bundaran HI
Bayi Isna lahir saat konflik antar dua suku di Tarakan pecah, Selasa (28/9) malam laluTanpa ditemani sang suami, Darwin, yang saat ini masih berada di dalam salah satu tambak tempat ia bekerja, Isna melahirkan anak ke-tujuhnya di kediamannya RT 10 Kelurahan Karang Rejo pukul 21.20 Wita
BACA JUGA: Unggah Komentar Bermuatan SARA, Pemuda Ini Diamankan Polda Kalbar
Ia hanya dibantu tetangganya“Malam itu mencekam bangetSuara tembakan dimana-mana, apalagi katanya ada yang bakar-bakaran,” kata Isna“Tapi syukurlah, bayinya selamat dan sekarang kami mau bawa mengungsi,” sambung Agustina, tetangga IsnaAgustina menceritakan, saat itu konflik tengah pecahTeriakan warga dan bunyi peluru ditembakkan, terdengar sahut menyahutTidak berapa lama, salah seorang anak Isna memanggilnyaAgustina langsung punya firasat, Isna akan melahirkan“Apalagi memang sudah hamil tua,” katanya.
Tidak butuh waktu lama, Agustina pun tiba di rumah IsnaSesampainya di rumah Isna, Agustina dikejutkan dengan erangan Isna yang menjadi-jadiIapun berinisiatif memanggil dukun kampung yang biasa menangani persalinanBelum sempat memanggil, bayi yang hanya terpaut 1,5 tahun dengan kakaknya itu lahir dengan selamat“Belum saya panggil dukun kampung, eh sudah keluar, tapi alhamdulillah bayinya selamat,” ucap Agustina.
Tak mau berlama-lama dengan proses persalinan, Agustina lalu meraih bayi yang memiliki berat kurang lebih 3 kilogram ini dan membawanya ke puskesmas terdekatPuskesmas Karang Rejolah yang menjadi sasaran wanita tambun ini“Tanpa pikir panjang saya bawa bayinya ke puskesmas,” katanya.
Tapi, untuk meraih puskesmas Karang Rejo, Agustina harus melewati daerah rawan konflikTapi Agustina nekat“Saya benar-benar percaya adanya Allah, dalam hati saya anak ini harus selamat, saya bawa dia ke puskesmas untuk ditindak lanjuti,” katanya.
Akhirnya Agustinapun sampai di puskesmas Karang RejoOleh pihak Puskesmas Karang Rejo, bayi Isna dirujuk ke Puskesmas Gunung Lingkas, yang peralatannya lebih lengkap“Dia dijemput tadi malam (Selasa, 28/9) sama petugas puskesmas lalu dibawa ke Gunung Lingkas, tapi saya tidak tahu kapan dia pulang,” katanya
Soal nama bayi, Isna dan Agustina belum memberikan nama“Bingung mau kasih nama, masih bingungMungkin mau dikasih nama “Konflik”Tapi kami masih bingung,” ujarnya tertawaYang Isna dan Agustina pikirkan saat ini adalah menyelamatkan diri dengan mengungsi di Makodim 0907 Tarakan“Kami mau mengungsi dulu, nantilah baru pikirkan nama,” tandasnya(tan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dalam Sehari, Warga Positif Covid-19 di Kaltim Mencapai 2.082 Orang
Redaktur : Tim Redaksi