BBM Naik Terus, Elpiji Langka, Warga Beralih ke Kotoran Sapi

Kamis, 16 April 2015 – 01:44 WIB
Warga Desa Selimau, Kecamatan Tanjung Selor Timur, Kabupaten Bulungan, Kaltara, mengolah kotoran sapi menjadi biogas. Foto: FITRI/RADAR TARAKAN/JPNN

jpnn.com - TANJUNG SELOR – Mahalnya Bahan Bakar Minyak (BBM) dan sulitnya untuk mendapatkan elpiji, membuat masyarakat Desa Selimau Kecamatan Tanjung Selor Timur, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), memanfaatkan kotoran sapi untuk membuat biogas. Sekitar 52 kepala keluarga memanfaatkan kotoran sapi untuk dibuat biogas.

Warga Selimau 1, Sulisono mengaku sudah memanfaatkan kotoran sapi untuk dibuat menjadi biogas itu sejak tahun 2010 lalu. Dirinya mengetahui pembuatan biogas tersebut dari dinas pertanian.

BACA JUGA: Terdakwa Jambret Tuna Wicara Ini Pakai Bahasa Isyarat Terima Divonis 1,5 Tahun

“Kita buat biogas ini sudah dari tahun 2010, dan alatnya dikasih dari dinas pertanian provinsi 37 unit dan 15 unit dari dinas pertambangan, karena inikan program pemerintah,” kata Sulisono kepada Radar Tarakan (Grup JPNN.com), Rabu (15/4).

Yang membuat biogas tersebut hanya masyarakat yang mempunyai peternakan sapi, dan biogas yang dihasilkan tersbeut tidak untuk diperjualbelikan.

BACA JUGA: Ruben Tewas Dihajar Tukang Ojek dengan Balok

“Biogas ini kita manfaatkan sendiri, karena saat ini elpiji sulit ditemui dan minyak tanah lumayan mahal harganya,” jelasnya.

Kalau produksi tergantung dari kotoran sapinya saja, berapa banyak pun bisa diproduksi, kalau pada saat awal membuat biogas itu yang disiapkan sebanyak 25 gerobak kotoran sapi, dan jika sudah berjalan bisa seadanya saja.

BACA JUGA: Tahanan Pesta Sabu, Polisi Kok Tidak Tahu

“Kalau 3 sampai 4 gerobak saja itu sudah cukup,” katanya.

Kalau untuk mengukur berapa lama pemakaian dan berapa kekuatannya itu belum pernah dicoba, tetapi jika untuk memasak sehari-hari untuk dua kepala keluarga cukup.

“Kalau untuk satu keluarga aja untuk masak sehari-hari itu cukup, bahkan cukup untuk 2 KK,” ungkapnya

Tahapan pembuatan biogas itu, pertama menggali untuk tempat penampungan kotoran sapi dan bak pembuangan limbah biogas, sederhana sekali, kotoran sapinya nanti diaduk  dengan air, 4 banding 1. Alias dalam satu gerobak kotoran sapi, campurannya 4 gerobak air, dan gas yang dihasilkan akan mengalir sendiri ke penampungan yang telah disiapkan.

Sulisono mengaku setiap hari memproduksi kotoran sapi tersebut, karena untuk kebutuhan sehari-hari yaitu memasak, dan biogas juga bisa digunakan untuk lampu petromak.

Selain itu, limbah biogas juga bisa dimanfaatkan untuk sebagai pupuk, karena limbah biogas tersbeut tidak mengandung bahan berbahaya dan zat-zat kimia.(*/fit/ris/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Disambar KA, Satu Tewas, Satu Kritis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler