jpnn.com, JAKARTA - Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Hatta Wardhana mengatakan sejumlah kantor seperti Bea Cukai Pasuruan, Kediri, Cirebon, dan Tanjung Emas mengundang perwakilan usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk mengikuti sosialisasi atau focus group discussion.
Acara tersebut untuk mendukung ke para pelaku UMKM agar bisa memasarkan produknya di pasar internasional.
BACA JUGA: Bea Cukai Amankan Ratusan Ribu Batang Rokok Ilegal di Sumatera
Hatta menjelaskan tim Klinik Ekspor Bea Cukai Pasuruan menyelenggarakan program Customs Goes To Village dan mengunjungi sejumlah UMKM di wilayah Pasuruan.
Tujuannya, untuk melakukan pendalaman kembali terkait produk UMKM Pasuruan pada segala jenis komoditas dari produk furnitur, olahan makanan, hasil tembakau, kapuk, kasur lipat, produk tekstil, dan lainnya yang memiliki potensi ekspor dalam rangka peningkatan ekspor nasional.
"Asistensi yang dilakukan mulai dari 6-10 Juni 2022 itu memberikan kesempatan kepada para pelaku UMKM untuk mendapatkan penjelasan akan ketentuan ekspor," kata Hatta.
BACA JUGA: Beri Asistensi, Bea Cukai Pastikan Fasilitas Kepabeanan Berjalan Baik
Dia menambahkan pihaknya mengunjungi secara langsung sepuluh UMKM, seperti CV Aida, CV Wildan Jaya, CV Sentosa Jaya Tembakau, CV Faiza Bordir, UMKM Umiyati, Poklahsar Mina Arshi Bahari, CV Milideres, dan CV Safa Berkah Toys.
Selain kunjungan, tim juga melakukan asistensi secara virtual melalui media sosial ke beberapa UMKM, yaitu Tutik Keripik, Raragu Craft, dan Emak Sita.
BACA JUGA: Bea Cukai Yogyakarta Asistensi Ekspor 26,6 Ton Pakaian ke Jerman dan AS
Kunjungan serupa juga dilaksanakan Bea Cukai Cirebon yang menyambangi Jatiwangi Art Factory di Kabupaten Majalengka.
Diketahui, beberapa UMKM dalam Jatiwangi Art Factory merupakan pengrajin seni berorientasi ekspor di kabupaten tersebut.
"Kegiatan ini dalam rangka mempersiapkan Majalengka Weeks yang akan digelar di Jerman bulan Juni mendatang," ungkapnya.
"Kami menyampaikan hal-hal terkait ekspor dan membuka sesi diskusi untuk menjawab kebingungan para pelaku UMKM mengenai aturan ekspor," sambungnya.
Hatta menuturkan bahwa Bea Cukai Cirebon akan memberikan asistensi ekspor untuk mendukung kegiatan tersebut.
Diharapkan gelaran itu menjadi titik terang ekspor produk UMKM Majalengka ke luar negeri dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekspor UMKM, khususnya di Kabupaten Majalengka.
Dikatakan Hatta, penyelenggaraan FGD itu merupakan tindak lanjut dari permohonan audiensi yang diajukan oleh dua eksportir porang, yakni CV Pion Nusantara dan CV Aska Waluya untuk membahas isu-isu terkini.
“Porang merupakan komoditas pertanian unggulan di Indonesia, tetapi ada komoditas porang dengan batasan tertentu yang dilarang ekspornya, sebagaimana diatur dalam Lampiran I Permendag 18 tahun 2021," tuturnya.
Hatta berharap semua pihak yang terlibat dalam eksportasi porang dapat memiliki pemahaman bersama atas ketentuan perundang-undangan di bidang ekspor komoditas porang ini, dan agar eksportir bia mengoptimalkan fasilitas ekspor yang ada. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bea Cukai Asistensi Produk UMKM hingga Tembus Pasar Internasional
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian