jpnn.com, JAKARTA - Bea Cukai mengumumkan pihaknya melakukan penindakan barang keca cukai (BCK) ilegal di wilayah Lampung dan Yogyakarta.
Penindakan itu dilakukan untuk melindungi masyarakat dari bahaya barang-barang ilegal.
BACA JUGA: Bea Cukai Kunjungi 3 Perusahaan Penerima Fasilitas KITE dan Kawasan Berikat
Bea Cukai Lampung menyerahkan tersangka dan barang bukti berupa rokok ilegal ke Kejaksaan Negeri Pringsewu pada Jumat (28/1).
Kegiatan itu merupakan tindak lanjut setelah terbitnya pemberitahuan bahwa berkas perkara dinyatakan lengkap (P21) dari Kejaksaan Tinggi Lampung.
BACA JUGA: Bea Cukai Kendari Gagalkan Penyeludupan Rokok Ilegal Senilai Rp 1 Miliar
Bea Cukai Lampung menjelaskan penindakan bermula dari informasi intelijen akan ada pengiriman rokok ilegal ke Kabupaten Pringsewu pada 29 Desember 2021 lalu.
Setelah mendapat informasi tersebut, tim langsung bergerak menuju target operasi.
BACA JUGA: Bea Cukai Menyerahkan Barang Bukti Kasus Dugaan Pelanggaran Integritas Pegawai
Dari hasil pengamatan, petugas mendapati adanya truk pembongkaran rokok ilegal di wilayah kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan 3.041.000 batang rokok tanpa dilekati pita cukai.
Potensi kerugian negara dari hasil penindakan itu mencapai Rp 2.038.443.120,00.
Setelah menyerahkan tersangka dan barang bukti, selanjutnya tersangka akan menjalani persidangan sesuai dengan peraturan dan ketentuan berlaku.
Sementara itu, tim pengawasan Bea Cukai Yogyakarta, Blitar, dan Probolinggo bersinergi menggagalkan peredaran minuman mengandung etil alkohol (MMEA) pada Kamis (27/1).
Pelanggaran dilakukan menggunaan modus barang kiriman melalui Perusahaan Jasa Titipan (PJT).
Petugas Bea Cukai berhasil mengamankan 4 (empat) paket yang dikirimkan dari Karangasem, Bali dengan tujuan Sleman, Yogyakarta.
Pengirim memberitahukan isi paket berupa “jamu”, tetapi setelah dilakukan pemeriksaan, Bea Cukai mendapati 108 botol minuman yang masing-masing berisi 600 mililiter cairan bening, berbau khas, dan tajam.
Minuman tersebut diduga merupakan MMEA lokal berjenis arak.
Total keseluruhan nilai barang sebanyak Rp 3.240.000,00 dengan potensi kerugian negara mencapai Rp 5.184.000,00.
Kepala Subdirektorat Hubungan Masyarakat dan Penyuluhan Bea Cukai Hatta Wardhana menyatakan bahwa peredaran rokok dan minuman keras ilegal, melanggar ketentuan Undang-Undang Cukai.
Menurut dia, kegiatan tersebut melanggar UU No. 39 tahun 2007 tentang Cukai jo. Pasal 55 KUH Pidana bahwa orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan, atau turut melakukan perbuatan itu (pelanggaran) dihukum sebagai orang yang melakukan peristiwa pidana.
"Melalui penindakan ini, Bea Cukai berharap dapat memberi efek jera terhadap pelaku pelanggaran dan dapat menciptakan persaingan bisnis positif antar pelaku usaha,” kata Hatta. (mrk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bea Cukai Gelar Workshop Identifikasi Pita Cukai untuk Tekan Peredaran BKC Ilegal
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian