Bea Cukai Sebut Pisang Cavendish jadi Komoditas Primadona Ekspor

Rabu, 02 Februari 2022 – 21:05 WIB
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Jawa Timur II, Oentarto Wibowo melaksanakan penanaman perdana pisang cavendish di Desa Maskuning Kulon, Kecamatan Pujer, Kabupaten Bondowoso. Foto: Bea Cukai.

jpnn.com, BONDOWOSO - Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Jawa Timur II, Oentarto Wibowo melaksanakan penanaman perdana pisang cavendish di Desa Maskuning Kulon, Kecamatan Pujer, Kabupaten Bondowoso pada Sabtu (29/1) lalu.

Penanaman komoditas yang digadang akan menjadi primadona ekspor hortikultura itu, merupakan langkah awal pengembangan kawasan berikat.

BACA JUGA: Bea Cukai Kunjungi 3 Perusahaan Penerima Fasilitas KITE dan Kawasan Berikat

Oentarto mengatakan pisang cavendish memiliki prospek bagus di pasaran ekspor.

"Pisang cavendish dikenal sebagai komoditas favorit dan digadang menjadi primadona ekspor," ungkap Oentarto dalam siaran persnya, Rabu (2/2).

BACA JUGA: Bea Cukai Kendari Gagalkan Penyeludupan Rokok Ilegal Senilai Rp 1 Miliar

Dia menambahkan, pisang dari Indonesia mampu bersaing dan menembus pasar erkspor dengan tujuan ke Jepang, Korea, China, dan Middle East.

Diketahui, buah pisang bisa tumbuh dengan baik dan sesuai dengan iklim tropis di Indonesia.

BACA JUGA: Bea Cukai Malang Edukasi Asistensi ke Pengusaha Hasil Tembakau

Dalam menjalankan kegiatan itu, Bea Cukai bersinergi dengan berbagai instansi dan melibatkan para petani untuk mendukung program pemerintah dalam melaksanakan pemulihan ekonomi nasional.

Menurut dia saat ini pihaknya bekerja sama dengan Kemenko Perekonomian, Kementerian Keuangan, Ditjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Kementerian Desa, Kementerian Koperasi dan UKM.

"Kami juga bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bondowoso dan PT Great Giant Foods untuk mendukung dan mendorong ekspor produk Indonesia menuju pasar global," tuturnya.

Selain itu, kegiatan tersebut meningkatkan pemberdayaan petani karena perusahaan menerapkan konsep create shared value (CSV).

"Artinya kerja sama itu bukan bagi hasil, tetapi bagi value (nilai), yaitu perusahaan akan mendukung dan memfasiltasi petani," ujarnya.

Oentarto berharap penanaman perdana pisang cavendish di lahan seluas 1,8 hektar tersebut bisa ditindaklanjuti dengan penguatan kapasitas kelembagaan petani, perluasan lahan, dan penyiapan infrastruktur.

"Sehingga mampu memenuhi permintaan pasar untuk substitusi impor dan peningkatan ekspor," harapnya.

Selain itu, lanjut dia, ke depan kegiatan penanaman pisang cavendish itu adalah dibentuknya skema kawasan berikat holtikultura di bawah pengawasan Kantor Bea Cukai Jember, yang wilayahnya meliputi Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Situbondo.

"Bea Cukai berperan mendungkung dengan memberikan fasilitas kemudahan fiskal berupa pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor terhadap importasi bibit, pupuk, dan alat pertanian yang dibutuhkan," ungkapnya.

Dia berharap kegiatan itu mampu menjadi pemicu kepada pemberdayaan petani dan pengembangan agraria, utamanya buah lokal untuk terus meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.

Sekretaris Menko Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso juga memberikan apresiasi kepada berbagai pihak, khususnya Bea Cukai, dalam mempersiapkan kawasan berikat holtikultura ini.

"Dengan kolaborasi dari kementerian dan lembaga, Indonesia diharap mampu memanfaatkan peluang di pasar global yang masih terbuka lebar, khususnya produk pisang di pasar internasional," kata Susiwijono. (mrk/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tingkatkan Kesehatan Masyarakat, Bea Cukai Banjarmasin Hibahkan Ambulans


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler