Bekal Seorang Pebisnis

Senin, 23 Agustus 2010 – 05:15 WIB

Banyak pengalaman yang dialami Stevan Lie, 37, dalam memulai bisnisnyaTapi dari pengalaman dan kegigihannya dalam usaha, tahap demi tahap bisnisnya mengalami perkembangan

BACA JUGA: Gelora Jiwa Pendidik



JIWA bisnis yang tertanam dalam diri Stevan Lie sebenarnya sudah lama
Namun gelora bisnis itu baru bisa terealisasikan setelah dia menjalani karir profesionalnya di beberapa perusahaan

BACA JUGA: Terdorong Dinamika yang Muncul

Usai lulus dari Jurusan Teknik Industri Universitas Trisakti Jakarta, Stevan sempat bergabung dengan PT
Mulia Keramik antara 1996 sampai 1997

BACA JUGA: Terus Kembangkan SDM Karyawan

Jabatan terakhirnya yakni, supervisorKemudian dia bergabung dengan salah satu supermarket yang cukup terkenal di ibu kotaDi tempat kerjanya yang baru, Stevan lebih bisa mengeksplor kemampuannya, mulai dari set-up ruangan, purchasing, operasional, sampai akhirnya dia menjabat sebagai store manager.
   
Kemudian oleh pelanggannya waktu bekerja di supermarket, Stevan juga diajak untuk bekerjasama dalam penyediaan bahan-bahan makanan organik.Pengalaman-pengalama n itulah yang selanjutnya menjadi bekalnya menjadi seorang pebisnisPada Mei 2009, Stevan memutuskan untuk mendirikan sendiri usaha dengan nama Stevan Meat Shop & Food Store

”Ide untuk mendirikan bisnis ini sebenarnya sudah ada ketika usaha makanan organik kami sudah mulai ‘terganggu’Saat itu, kami sepertinya menjadi korban regulasiImpor terhadap bahan organik sangat ketat dilakukan, karenanya barang yang ada di toko itu sama sekali kosong,” ujarnya

Saat itu, Stevan terbilang tidak begitu sulit untuk mempersiapkan pembukaan bisnis barunyaSebab, semuanya mulai dari persiapan sampai pembukaan gerai, dilakukan hanya dalam jangka waktu dua bulanSebuah rentang waktu yang cukup cepat, dalam memulai sebuah bisnis baruBelum lagi, staf Stevan yang dulu bekerja di supermarket langsung menyatakan diri ingin bergabung dengannya di bisnis baru tersebut.

Diakuinya, ini terjadi lantaran hubungan baik yang diterapkannya selama ini”Saya menjadikan karyawan dan customer samaKeduanya adalah mitra yang harus dijaga dengan baik,” katanyaTak ayal, begitu banyak pelanggan yang pindah dan beralih kepadanya, hanya karena ingin agar mereka dilayani seperti Stevan melayani mereka dahulu.

Stevan mengatakan, pelanggannya yang berasal dari kalangan middle-up tidak pernah mempermasalahkan soal harga, tapi mereka sangat sensitif mengenai servisKarena itu, dia berusaha untuk menghadirkan servis yang maksimal agar para pelangganya merasa betah berbelanja ke tokonyaSaking baiknya, Stevan sampai mau menemani para pelanggan yang hanya datang untuk sekedar menanyakan resep masakan kepadanya.

”Mungkin tidak ada yang berbeda dengan usaha lain yang sama, namun kami mengandalkan servis yang maksimalKami berusaha menjadikan pelanggan seperti raja, agar mereka betah, kalau perlu datang tinggal main tunjuk saja, biar kami yang ambilkan,” tandasnya(mom)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Saya Ikhlas Masuk Neraka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler