LIMA pelajar dari Yogyakarta selama dua pekan menjadi siswa SMA Negeri 2 MakassarMereka menjadi peserta program Sister School, pertukaran pelajar antarkota di Indonesia.
Aje, Riza, Bayu, Ayu dan Imam merupakan lima pelajar dari 40 murid yang dikirim Dinas Pendidikan Provinsi Yogyakarta untuk mengkuti pertukaran pelajar di Sulsel
BACA JUGA: Dewan Tolak Usulan Anggaran Pendidikan
Kelimanya ditempatkan di SMAN 2 MakassarBACA JUGA: Kemdikbud Perketat Sistem Sertifikasi Guru dan Dosen
Sementara 20 siswa lainnya ditempatkan di Takalar.Di hari keenam menjalani proses belajar Senin, 24 Oktober kemarin, FAJAR menyambangi kelima siswa tersebut di SMAN 2 Makassar
BACA JUGA: JK Masih Wapres di Perbatasan
Alifah Elfmi Fajrina yang akrab disapa Aje misalnya mengaku kagum dengan kedisipilinan siswa di SMAN 2 MakassarHanya saja dia sedikit risih dengan sistem senioritas yang ada di sekolah berstandar RSBI itu
"Belajar di sini (SMAN 2, red) lebih disiplin, tapi masih ada kesenjangan antara senior dengan juniorKalau di Yogya semua tingkatan kelas itu sama, jadi kebersamaannya lebih menonjol," jelas siswa SMAN 1 Yogyakarta itu.
Lain Riza, siswa SMAN 8 Yogyakarta ini mengaku kaget dan agak tidak tega saat pertama kali menginjakan kaki di SMAN 2 Makassar yang lain disambut dengan perintah memotong rambutHal ini juga dialami Imam Dan Bayu, namun bagi mereka berdua itu tidak jadi masalah karena sebelumnya pernah tampil dengan potongan rambut pendek.
"Yang paling tidak tega dan agak berat si Riza, karena tidak pernah berambut pendekKalau di Yogya tidak sependek ini dan bebas yang penting rapiTapi ini termasuk aturan demi kebaikan, jadi kami santai saja menerima dan mengikuti," kata Imam.
"Kalau dari segi pelajaran, di Yogya itu pelajaran berjalan lebih cepat karena tiap pelajaran diasuh dua sampai tiga orang guru kalau di SMAN 2 kan hanya satu sampai dua guruDi samping itu guru di sini juga masih bergantung pada buku, di Yogya sudah menggunakan multimediaJadi guru siswa menjelaskan dengan power point," Aje menjelaskan.
Kendati demikian, kelima siswa ini mengaku senang dan bangga bisa sekolah dua pekan di SMAN 2 MakassarYang paling mereka senangi karena kondisi kelas yang nyaman
"Suasanannya enakWarna kelas bisa beragam sesuai keinginan dan kretaifitas siswaBangkunya juga bisa berwarna warni, jadi kita lebih nyaman belajarnya," tandas siswa kelas X SMAN 4 Yogyakarta, Bayu.
Menurut Riza, kedatangan mereka bukan sekadar sekolahNamun mereka juga dibebani bagaimana memperkenalkan budaya Yogya kepada siswa MakassarBahkan ketika pulang ke sekolah masing-masing mereka diwajibkan membuat karya ilmiah tetang pengalaman dan budaya di Kota Makassar
Di Makassar mereka juga telah berkeliling mengunjungi tempat wisata yang adaRata-rata mereka terkesima dengan keindahan alam tempat wisata yang mereka kunjungiImam kagum dengan pulau Samalona, Aje senang dengan kesejukan alam Malino, Bayu betah berenang di Pantai Gapura, begitupun dengan Riza dan Ayu yang terkesima dengan Pantai Losari.
"Losari sangat bagus, tetapi perawatannya perlu diperhatikanBanyak sampah di air begitu pun sekeliling pantaiPantai Losari sebagai ikon Wisata Makassar perlu dilestarikan dan dijaga keindahannya agar pengunjung betah dan ingin terus datang ke Makassar," harap Riza.
Baik Riza, Aje, Bayu, Iman, dan AyuKelimanya akan menulis pengalaman dan budaya Sulsel serta tempat wisata yang adaDi kepala mereka sudah ada bahan tinggal ditiuangkan saja ke dalam tulisanSalah satunya interaksi masyarakatKatanya orang Sulsel kalau belum kenal jarang saling menyapa, tapi kenal sedikit saja langsung akrab
Begipu pun dengan pemahaman mereka sebelum ke Makassar tentang orang Sulsel yang katanya keras dan kasarTapi, selama di Makassar mereka tidak pernah melihat bahwa orang Sulsel itu kasar kecuali cara bicara yang memang agak keras dan cepatTidak sedikit juga di antara yang mulai ketularan logat Makassar
Kepala SMAN 2 Makassar, Herman Hading mengatakan meski belum ada pelajar yang dikirim ke Yogyakarta, setidaknya kedatangan siswa Yogyakarta bisa membuat siswa di SMAN 2 bisa berinteraksi dengan orang luar sehingga itu bisa menambah wawasan mereka
Khusus rumah tinggal, hanya dua kata yang mereka bisa ucapkan "Alhamdulillah yah," ucap Aje yang diikuti gelak tawa yang lainMereka sangat nyaman dengan segala perhatian orang tua angkat masing-masing
"Baik sekali, sampai-sampai kalau jalan dan beli sesuatu uang kami digantiJadi intinya mereka tidak memperbolehkan uang kami keluar sepeser punKami ingin mengucapkan terima kasih banyak atas semua perhatiannya kepada kami," kunci Bayu(pap)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Bangun Sekolah Satu Atap di Perbatasan
Redaktur : Tim Redaksi