Beli Patungan Rp 1,25 M, Cicil 30 Tahun

Minggu, 28 Agustus 2011 – 11:21 WIB
Muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia, Amerika Serikat, sangat kompak dalam menjalankan aktivitas ibadahnya, terutama pada Ramadan iniSetiap hari mereka berbuka puasa bersama di masjid yang mereka beli secara patungan

BACA JUGA: John Stanmeyer, Fotografer Profesional AS 10 Tahun Berburu Gambar Soekarno



REDHI SETIADI, Philadelphia

Kamis sore (25/8) waktu setempat, cuaca di Kota Philadelphia terlihat cerah
Hujan yang mengguyur kota sepanjang hari sudah mereda menjelang sore

BACA JUGA: Desa Bengkala di Buleleng, Kampung dengan Jumlah Warga Bisu-Tuli Terbanyak di Bali

Aktivitas warga pun mulai kembali normal
Salah satunya tampak di sebuah bangunan berdinding batu bata

BACA JUGA: Usia 16 Baru Masuk SMP, Tahu Indonesia Hanya Sulawesi

Di basemen bangunan tersebut sekitar sepuluh anak kecil sedang berkumpulUsia mereka antara empat hingga enam tahunMereka sedang belajar mengaji tingkat dasar, dibimbing empat guru

Mereka adalah anak-anak keturunan Indonesia yang lahir di Amerika SerikatKetika ngobrol, bahasa Inggris mereka sangat fasihKetika belajar sore itu, ada yang sangat aktif bertanya kepada gurunyaAda juga yang asyik corat-coret di kertas, menulis huruf ArabYa, anak-anak itu sedang mengikuti pondok Ramadan yang diadakan di Masjid Al Falah, satu-satunya masjid Indonesia di PhiladelphiaAl Falah juga merupakan masjid Indonesia kedua yang berdiri di Amerika Serikat, setelah Masjid Al Hikmah di New York

Dari luar, bangunan berlantai dua itu memang tidak tampak seperti masjidTidak ada menara yang menjulang tinggiTidak tampak pula kubah yang megah di atasnyaSimbol bintang dan bulan juga tidak terlihatSatu-satunya penanda adalah papan putih berukuran 30 x 50 sentimeter bertulisan Masjid Al Falah yang diletakkan di balik kaca jendelaJuga tertulis di papan putih itu dengan huruf yang lebih kecil Indonesian Community of Greater Philadelphia (ICGP)Masjid yang berada di Kota Philadelphia bagian selatan (biasa disebut South Philly) itu tepatnya beralamat di 1603 S 17th St PhiladelphiaDi South Philly inilah ribuan orang Indonesia bermukimMenurut data dari Konsulat Jenderal RI (KJRI) New York, jumlah warga Indonesia yang resmi tercatat di South Philly mencapai 3.154 orang

Masjid Al Falah menjadi semacam pemersatu bagi ratusan warga muslim Indonesia yang sedang merantau di PhiladelphiaSore itu, misalnya, menjelang buka puasa pukul 19.48 waktu setempat, puluhan orang mulai berdatangan ke masjid dengan membawa berbagai masakanSemakin mendekati magrib, orang yang datang semakin banyakMakanan pun semakin melimpahTentu, semuanya masakan khas IndonesiaAda kolak pisang-waluh, bakso, pecel, siomay, sayur lodeh lengkap dengan ikan asin dan pindang, serta udang gorengBuahnya pun khas Indonesia: rambutan

Hani White, salah satu aktivis Masjid Al Falah, menyatakan, acara buka puasa bersama tersebut diadakan setiap hari selama RamadanMenunya pun dikoordinasikan sesama jamaah, sehingga setiap orang membawa menu yang berbeda-bedaSore itu, misalnya, ibu dua anak tersebut menyumbangkan udang goreng dan tumis sayuran”Soal makanan dijamin sesuai dengan lidah Indonesia,” kata Hani.

Benar saja apa yang dikatakan HaniTidak hanya soal makanan, buka bersama di Masjid Al Falah serasa melupakan sejenak bahwa kita sedang berada di negeri yang jauhnya separo lingkaran bumi dari Indonesia ituKecuali anak-anak kecil, semua obrolan menggunakan bahasa IndonesiaMalah, sesekali terdengar pula obrolan dalam bahasa Jawa dengan logat khas Suroboyoan yang sangat kental.

Beberapa jamaah memang berasal dari SurabayaSalah satunya Aditya Setyawan, 35, yang mengaku sudah sepuluh tahun merantau di PhiladelphiaArek Tandes inilah yang saat ini menjabat presiden ICGP, yayasan yang menaungi Masjid Al Falah PhiladelphiaMenurut Aditya, ikatan persaudaraan antar perantau Indonesia semakin erat dengan berdirinya masjid”Jamaah masjid ini bervariasiMulai buruh pabrik, pegawai kantoran, pedagang, pelayan toko, pelayan restoran, mahasiswa, hingga ibu rumah tangga,” kata Aditya

Masjid yang dibeli pada 2008 tersebut, lanjut Aditya, murni swadaya masyarakat muslim Indonesia yang ada di PhiladelphiaDibeli" Ya, masjid tersebut dulu merupakan apartemen sederhana yang terletak di antara deretan apartemen di sepanjang jalan 17th StreetLokasinya pun sangat strategis yang biasanya menjadi idola orang-orang Indonesia untuk memulai usaha; hampir di pojok perempatan jalanYa, hampir di pojok karena hanya berselang satu bangunan kecil dari perempatan jalan.

Faktor keberuntungan juga turut mempercepat proses pembelian masjid tersebutHani White, salah satu panitia yang kebetulan mempunyai bisnis sampingan sebagai agen properti di kota yang dulu pernah menjadi ibu kota AS tersebut, sangat membantu pencarian apartemen untuk bakal masjid tersebutSebab, Hani mempunyai akses informasi tentang rumah atau apartemen yang mau dijualHanya butuh waktu tiga bulan, wanita asal Jakarta yang sudah sepuluh tahun tinggal di AS itu berhasil menemukan apartemen yang strategis dengan harga relatif murah dan bisa ditawar

Saat dibeli tiga tahun lalu, harga apartemen tersebut adalah USD 125 ribuNilai tersebut setara dengan Rp 1,25 miliar karena kurs satu dolar saat itu sekitar Rp 10 ribuDari mana pengurus masjid mendapatkan uang sebanyak itu" Seperti layaknya pembangunan masjid di Indonesia, dana tersebut didapatkan dari sumbangan warga muslim Indonesia yang ada di Philadelphia dan sekitarnya.

Uang yang terkumpul dari sumbangan itu ternyata tidak menutup semuanyaPanitia pendirian masjid saat itu kemudian memutuskan membelinya dengan sistem kredit (mortgage)Dana yang terkumpul saat itu kurang lebih USD 25 ribu (Rp 250 juta) sebagai uang mukaSisanya dicicil 30 tahun dengan angsuran per bulan USD 850
Panitia pendirian masjid yang kala itu diketuai Aditya Setyawan rupanya mempunyai insting bisnis yang sangat bagusLokasi masjid yang berada di tengah-tengah permukiman padat penduduk itu menjadikannya sangat laku jika dikontrakkan

Karena itu, salah satu lantai dari bangunan masjid tersebut diputuskan untuk dikontrakkan
Luas bangunan masjid tersebut kurang lebih 6 x 16 meter atau setara dengan rumah tipe 96 full bangunan di IndonesiaBangunannya terdiri atas dua lantai dan satu basemenBasemen ditata ulang dan digunakan untuk taman pendidikan Alquran (TPA)Lantai satu difungsikan sebagai ruang utama yang digunakan sebagai masjidSemua sekat di lantai tersebut dibongkar, sehingga ruang tampak longgar dan lebar dengan karpet hijau halus sebagai lantainya

Di lantai paling atas terdapat empat kamar yang berukuran kurang lebih 3 x 4 meterEmpat kamar di lantai paling atas itulah yang kemudian disewakan untuk tempat tinggalPenyewanya pun kebetulan orang-orang Indonesia yang bekerja di PhiladelphiaHarga sewa per bulan USD 225Dengan demikian, total uang yang diterima dari ongkos sewa empat kamar itu USD 900Itu sudah cukup untuk membayar cicilan bulanan yang hanya USD 850Sisa uang sewa dan dana dari infaq jamaah digunakan untuk membayar rekening listrik, membeli air minum, dan keperluan masjid lain.

Menurut Aditya, dengan menyewakan empat kamar tersebut, tidak ada kekhawatiran sama sekali untuk cicilan bulanan meski masih ada 27 tahun”Awalnya memang modalnya nekatTetapi, kalau tidak dimulai, kapan lagi kita punya masjid yang bisa mempersatukan muslim Indonesia di Philadelphia,” kata bapak satu anak yang bekerja sebagai chef itu

Kerukunan antarumat beragama di Philadelphia tergolong sangat baikDulu, sebelum punya masjid, warga muslim Indonesia biasa salat Tarawih dan Idul Fitri di aula gereja yang memang bertebaran di daerah South PhillyPihak gereja dengan suka rela meminjamkam tempat merekaHubungan baik itu terus dijalin hingga sekarang saat warga muslim sudah mempunyai masjid sendiri

”Sabtu pekan ini kami juga mengundang teman-teman dari gereja-gereja di sekitar masjid untuk buka puasa bersama,” kata Hani White yang juga pengurus Masjid Al Falah.
Mengenang masa lalu juga ada cerita menarik tentang Masjid Al Falah ketika awal-awal berdiriKetika baru enam bulan diresmikan, Al Falah dibobol malingPencurinya menggarong apa saja barang-barang yang ada di masjidTermasuk barang-barang dan uang para penyewa di lantai atasSetelah kejadian itu, pengurus memasang kamera pengintai (CCTV) di beberapa sudut masjidDi Philadelphia, khususnya di daerah South Philly, angka kriminalitas memang tergolong tinggiHampir setiap hari ada berita kriminal di TV ataupun koran lokal Philadelphia

Kini Masjid Al Falah memang menjadi semacam pusat kegiatan muslim Indonesia di PhiladelphiaTidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah dan TPA, tetapi juga tempat berkumpul bagi warga muslim Indonesia dengan berbagai kegiatanMisalnya, perayaan ulang tahun, syukuran kelahiran, akikah, pernikahan, pindahan rumah, dan doa bersama untuk keluarga yang sakit atau meninggal dunia.

Pengajian-pengajian dengan mengundang tokoh-tokoh Islam tanah air juga pernah dilakukanMisalnya, mengundang ustad Safi’i Antonio dan Alwi Shihab, mantan menteri luar negeri yang juga perintis awal kelompok pengajian Indonesia di Philadelphia era 1990-anPada Mei lalu KH Mustofa Bisri (Gus Mus) dan Yahya CStaquf juga mampir ke Masjid Al Falah di sela-sela kunjungannya ke Amerika Serikat(c2/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Timnas Palestina Berusaha Bangkit di Tengah Situasi Negara yang Kacau


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler