Pengagum Soekarno tidak hanya ada di IndonesiaJohn Stanmeyer, seorang fotografer profesional asal Amerika Serikat (AS), menjadi bagian di antara mereka
BACA JUGA: Desa Bengkala di Buleleng, Kampung dengan Jumlah Warga Bisu-Tuli Terbanyak di Bali
Dia rela berkeliling Indonesia untuk berburu gambar yang berkaitan dengan sang idolaNungki Kartikasari, Surabaya
"ONWARD to Singapore
BACA JUGA: Usia 16 Baru Masuk SMP, Tahu Indonesia Hanya Sulawesi
Terima kasih, monggo, thank you, Indonesia and Happy Independence DayYa, sejak awal Agustus lalu, pria kelahiran Illinois, AS, Maret 1964, tersebut sengaja datang ke Indonesia
BACA JUGA: Kisah Timnas Palestina Berusaha Bangkit di Tengah Situasi Negara yang Kacau
Dia ingin mengabadikan euforia rakyat negeri ini yang tengah merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-66 kemerdekaanUntuk keperluan tersebut, Stanmeyer berkeliling ke berbagai daerahMulai Aceh, Medan, Bali, Surabaya, hingga Blitar."Tugas saya berakhir pada 13 AgustusTapi, saya tidak ingin buru-buru pulang," kata pria yang bekerja di beberapa media di AS tersebut.
Karena tertarik pada suasana Indonesia, Stanmeyer memutuskan untuk memperpanjang masa tinggalnyaSetidaknya, dia bisa menikmati saat-saat bangsa Indonesia memperingati detik-detik proklamasiMenurut dia, 17 Agustus merupakan hari bersejarah untuk seluruh rakyat Indonesia"Saya pun ingin merasakan aura kemerdekaannyaSebab, kebetulan, tugas-tugas saya juga sudah rampung," tuturnya.
Bagi Stanmeyer, Indonesia sudah seperti rumah keduaSebab, dia mengaku sangat mencintai negeri berpenduduk lebih dari 220 juta jiwa iniSelama lima tahun, 2003 hingga 2008, dia pernah menetap di BaliSebelumnya, dia juga sering bolak-balik AS-Indonesia
Salah satu yang membuat dirinya tertarik pada Indonesia adalah Presiden Pertama Soekarno"Soekarno sangat familier di telinga sayaBahkan sebelum saya tinggal di Indonesia," ungkap salah seorang pendiri agen Foto VII di New York, California, dan Paris tersebut.
Kekagumannya terhadap Soekarno muncul sejak sekitar sepuluh tahun silamSaat itu, Stanmeyer sering bolak-balik AS-Indonesia untuk urusan pekerjaannya sebagai fotografer profesional"Setiap berkunjung ke suatu negara, saya berupaya mencari tahu apa pun sejarah tempat tersebutItu akan membantu saya dalam bersosialisasi," jelasnya.
Begitu pula ketika datang ke IndonesiaSejak pertama mengenal nama Soekarno, Stanmeyer langsung menilai bahwa Soekarno merupakan presiden hebatTidak saja karena dia adalah presiden pertamaTapi, Soekarno juga dinilai sebagai tokoh yang ahli dalam komunikasi.
Tidak hanya itu, Stanmeyer kagum kepada Soekarno yang memiliki nilai demokratis tinggi namun juga sangat religius"Bagi saya, itu sangat luar biasaTiada tandingannyaSaya sangat suka mendengar cerita-ceritanya dari masyarakat Indonesia," lanjutnya.
Cerita tersebut dia gali dari berbagai masyarakat di seluruh IndonesiaLagi-lagi, hal itu di luar kepentingan pekerjaannya sebagai fotografer profesional, melainkan hanya untuk kepuasan diri sendiriKarena sangat kagum pada Soekarno, setiap benda atau tempat yang memajang gambar Soekarno menjadi fokus bidikan kameranyaHal itu selalu dilakukan Stanmeyer di sela-sela proyek pemotretan
Tak heran, dia menyimpan lebih dari seribu file foto bergambar SoekarnoFoto-foto koleksinya tentang Soekarno bukan hasil jepretan langsung atau merepro gambar presiden yang lahir di Surabaya ituTapi, dia memotret apa pun suasana di mana gambar tersebut dipajang.
Beberapa koleksi yang dimiliki, antara lain, gambar sebuah papan reklame mungil yang memuat gambar Soekarno di sudut jalan rayaJuga, gambar Soekarno yang ditempel di sebuah becak.
Ada pula gambar Soekarno yang disablon di sebuah kaus hitam yang dikenakan seorang pria"Saya sampai hafal beberapa gaya Soekarno yang sering diabadikan dalam pigura atau stiker," ucap pria yang bekerja untuk National Geographic Magazine dan majalah Time itu.
Seluruh gambar tersebut dia simpan menjadi satu file khusus bernama Soekarno ProjectSayangnya, Stanmeyer lupa di mana saja dirinya mendapat gambar-gambar yang dikoleksinya tersebutMeski jumlah gambar sudah mencapai ribuan, dia tidak bermaksud menjualnya untuk umum"Ini khusus untuk koleksi pribadi saya sendiri," tegas bapak tiga anak itu.
Di antara ribuan jepretan gambar tentang Soekarno, Stanmeyer menyatakan memiliki sebuah gambar favoritYakni, foto Soekarno dalam posisi hormat yang dipasang di sebuah papanDia mengambil gambar tersebut dari sebuah sisi yang kebetulan juga terdapat tiang mirip tiang bendera"Foto ini sangat sederhana, tapi memiliki makna yang besar bagi saya," ungkapnya.
Menurut dia, tiang tersebut menjadi simbol kebesaran bangsa yang selalu dihormati SoekarnoPosisi tangan Soekarno yang sedang menghormat juga diambil Stanmeyer di beberapa pertokoan.
Foto favorit lainnya adalah sebuah gambar Soekarno separo badan yang dibingkai pigura dan diletakkan di atas kursi, tepat di depan rumah pemilik fotoStanmeyer menyatakan mengambilnya di pinggir jalan saat berjalan kaki di suatu kotaDia mengaku lupa nama kota itu.
Dia berharap suatu hari nanti dirinya bisa mengadakan pameran khusus foto Soekarno di Indonesia"Saya sangat ingin memamerkanTapi, mungkin tidak dalam waktu dekatMasih banyak pekerjaan yang menunggu," ujarnya.
Salah satu kota yang mendapat perhatian khusus Stanmeyer selama di Indonesia kali ini adalah BlitarDi sana, penulis buku yang menguak tentang Bali berjudul Island of the Spirits itu sempat mengunjungi makam SoekarnoJuga, singgah ke tempat-tempat lain yang berhubungan dengan presiden yang memiliki nama kecil Koesno Sosrodihardjo tersebut.
Perjalanannya di Blitar dianggap sebagai salah satu perjalanan yang luar biasaStanmeyer berada di Blitar sejak 14 Agustus dan langsung berkeliling ke sekitar lokasi makam untuk mengambil beberapa gambar yang berbau Soekarno"Saya juga mengambil gambar lain untuk koleksi," tambah penerima berbagai penghargaan dari Robert Capa Award, majalah Photographer of the Year, dan World Press itu.
Saking senangnya dengan Blitar, Stanmeyer sampai tinggal di sana selama empat hariDia juga mengunjungi beberapa hotel serta restoran di Blitar yang memajang foto Soekarno"Di Blitar, saya benar-benar merasakan di mana Soekarno sangat dikagumi banyak masyarakatSemua berdoa untuk dia di makamnya," tuturnya.
Di Blitar, dia mengawali pemotretan sekitar pukul 07.00, setelah sarapanBerkeliling Kota Blitar lebih banyak dilakukan dengan berjalan kaki"Saya memanggil sopir jika memang ingin berkeliling jauh dari sekitar makam," katanya.
Bahkan, dia sering meminta sopir mengurangi laju kendaraanTujuannya, dirinya bisa menikmati suasana khidmat menjelang detik-detik peringatan kemerdekaan"Saya tahu, tanggal 16 dan 17 Agustus memang sangat berarti bagi IndonesiaDetik-detik kemerdekaan juga saya rasakan di Blitar," terang pria yang suka bakso itu.
Sayangnya, pada hari terakhir di Blitar, Stanmeyer tidak sempat memotret kekhidmatan upacara bendera memperingati HUT Ke-66 Kemerdekaan RISebab, dia harus segera meluncur ke Surabaya untuk kembali ke AS, transit di Singapura(c5/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Hakim, Minggu Depan Saya Dicerai Suami
Redaktur : Tim Redaksi