jpnn.com - BATUAJI - Wan Carles, harus berurusan dengan polisi hanya gara-gara membeli susu dan shampo sachet dengan uang palsu di sebuah warung di Blok Amal Terang Nomor 21 MKGR Kecamatan Batuaji, Batam, Kepri, Selasa (26/5). Selain mengamankan pelaku, polisi juga menyita sebanyak 73 lembar uang palsu pecahan Rp20 ribu.
"Dia membeli dua susu sachet dan satu shampo dan susu sachet pakai uang palsu," ujar Kapolsek Batuaji, Komisaris Polisi Zaenal Arifin Selasa (26/5).
BACA JUGA: Status Hutan Tak Jelas, RTRW Kepri Tak Kunjung Tuntas
Zaenal Arifin menjelaskan bahwa siang itu pelaku datang ke warung yang saat itu dijaga istri Lamhot, M. Sinurat untuk membeli susu dan shampo sachet. Awalnya, Sinurat melayani pembeli itu. Namun pada saat menerima uang pembayaran, ia menaruh curiga, pasalnya uang yang diterimanya tampak berbeda dari biasanya.
"Uangnya itu lebih besar dan tebal daripada yang asli. Warnanya pun terlalu hijau dan cerah, udah sepuluh tahun saya jualan. Jadi tahulah yang mana yang asli atau palsu," jelasnya M. Sinurat saat memberi keterangan di kantor polisi.
BACA JUGA: Kemenhub Sediakan Angkutan Perintis di Sumsel
Setelah transaksi, Carles lantas meninggalkan warung, tapi sebelum jauh Carles melangkah, ia memberitahukan hal tersebut kepada suaminya. Tak terima ditipu oleh pelaku, Carles pun dan diserahkan ke polisi.
"Saat ditanya alamatnya, Carles mengatakan bahwa ia tinggal di MKGR, namun dia (Carles) tidak bisa dapat menunjukkan alamatnya, lalu kami bawa ke rumah RW terdekat," ujar Lamhot.
BACA JUGA: Masih Lemas Usai Pingsan, Terdakwa: Saya tak Tahan Sakit Ini
Pelaku sempat ingin menghilangkan barang bukti berupa uang palsu dengan cara membuangnya di sebelah kiri pintu rumah RW, Suryanto.
"Kami melihatnya, lalu uang-uang itu dikumpulkan," ujarnya lagi.
Zaenal Arifin saat dikonfirmasi diruangannya mengatakan, pihak polisi masih akan mengembangkan kasus tersebut, karena ada dugaan mereka kelompok penyebaran uang palsu.
"Masih terus kami kembangkan, sementara ini pelaku juga sudah diperiksa," katanya.
Zaenal menambahkan saat diperiksa, pelaku mengaku masih menyimpan uang palsu. "Yang pasti, kita sudah periksa saksi dan pelaku. Kalau sindikat atau kelompok itu masih dalam pengembangan lebih lanjut," tambahnya.
Sementara pelaku mengaku membuat uang palsu tersebut menggunakan bahan baku yang dibeli dari toko perlengkapan belajar. Modalnya Rp20 ribu beli kertas lalu cetak ratusan ribu rupiah uang palsu. "Satu lembar kertas timbul itu, bisa membuat sekitaran 5 lembar uang palsu," katanya.
(cr13/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lah, Mesin Kapal Bantuan Pusat Kok Raib
Redaktur : Tim Redaksi