JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedianya memeriksa Megawati Soekarnoputri sebagai saksi meringankan bagi tersangka penerima travellers chaque pada pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS-BI) tahun 2004Megawati memang memutuskan untuk tidak memenuhi panggilan pemeriksaan dan mengutus petinggi PDIP, Tjahjo Kumolo dan Trimedya Panjaitan ke KPK.
Meski demikian tetap saja langkah KPK menuruti keinginan dua tersangka, yakni Max Moein dan Poltak Sitorus itu membuat kader dan simpatisan PDI Perjuangan meradang
BACA JUGA: KPK Tunggu Bukti Tambahan untuk Periksa Nurdin
Ketua Dewan Pengurus Nasional Relawan Perjuangan Demokrasi (DPN Repdem) Masinton Pasaribu, pemanggilan terhadap Presiden RI ke-5 dapat menimbulkan implikasi politik yang tidak baik bagi PDIPSebab, bagaimanapun Megawati merupakan pimpinan salah satu partai besar di Indonesia
BACA JUGA: Susno Belum Tentu Lapor Kapolri
“Memanggil Megawati suatu yang tak wajar dilakukan KPKSeperti halnya pendemo yang biasa menyambangi KPK, dalam aksi Repdem tersebut berbagai aspirasi juga disampaikan oleh para orator
BACA JUGA: Kemenbudpar Beri Garansi Film Asing Tetap Tayang
Teriakan “Hidup Mega!" kerap menggemaMAssa Repdem meminta KPK jangan asal panggil"Lebih baik tanggap penyuap TC dulu,” ujar Faisal, salah seorang orator“Kami minta KPK bekerja profesional dalam memberantas korupsi,” imbuhnya
Dalam aksi itu, selain bendera Repdem ada pula enam bendera warna merah bergambar kepala banteng gemuk bermoncong putih dalam lingkaran hitam dengan ukuran 50 cm X 50 cm, berkibar di depan gedung KPKKedatangan massa dari PDIP dan Repdem memang cukup membuat ramai KPK hari iniKarena mereka hadir bersamaan dengan kedatangan Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo dan Ketua PDIP Trimedya Panjaitan.(mur/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jafar Hafsah, Berpolitik Dengan Tulisan dan Puisi
Redaktur : Tim Redaksi