BACA JUGA: Aktivis WWF Hilang di Pedalaman Kalteng
Ini terlihat dari seorang korban yang terkena peluru organik
BACA JUGA: Makelar SK Masih Gentayangan
Korban tewas setelah diterjang dua butir peluru pada dagu dan perut.Sampai saat ini, belum diketahui motif maupun pelaku yang diduga menembak Mustakim dari jarak dekat tersebut
BACA JUGA: Teluk Tomini Kian Kritis
Wakapolres Bima Kompol Djumarlan membenarkan terjadinya bentrok antara warga Desa Ngali dan Renda ituBentrokan warga yang melengkapi diri dengan senjata tajam dan senjata api rakitan itu mengakibatkan satu warga terkena peluru pada bagian paha kiriKita terpaksa menggunakan helikopter untuk membubarkan kedua kelompok warga," ungkapnya
Aparat dua peleton Polres Bima yang dibantu tiga peleton Polresta Bima, dua peleton Brimob, satu peleton Polres Dompu, tidak bisa berbuat banyak ketika terjadi bentrokMereka hanya stand by di Polsek BeloPasalnya, aparat tidak bisa masuk melalui Desa Renda karena jalan di wilayah perbatasan Renda-Runggu diblokir
Kita juga tidak berani ambil risiko masuk ke Desa Ngali melalui Desa MontaTakut dihadang warga Ngali," katanya
Kapolres Bima AKBP Fauzan yang turun memantau di perbatasan wilayah Renda-Ngali, malah sempat dilempari dan mobil yang dikendarai diancam dibakar
Bentrokan itu terpaksa dihalau dengan helikopter milik Polda NTB pada Sabtu pagiTapi usai salat Ashar, bentrokan kembali pecah di areal persawahan di wilayah perbatasan dua desa.
Helikopter pun kembali terbang meminta warga kedua desa menghentikan bentrokan.
Dari pesawat disebarkan selebaran yang meminta menghentikan kegiatan atau upaya yang menyebabkan adanya gangguan kamtibmasSelain itu, juga meminta warga Ngali dan Renda untuk menyerahkan senjata tajam dan senjata rakitan pada aparat sampai pada 21 NovemberJika tidak, aparat Polri akan melakukan sweeping
Dari atas pesawat secara lisan aparat kepolisian mengimbau warga dua desa untuk kembali ke rumah masing-masingAtas nama undang-undang, kami perintahkan warga untuk kembali ke rumah masing-masing," tandas anggota polisi dari atas helikopter
Sayangnya, imbuan dan peringatan polisi tidak diindahkan kedua kelompok wargaMereka tetap baku tembak menggunakan sejata rakitanBentrok bahkan masih berlangsung hingga menjelang Magrib.(gun/fuz/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejati Gorontalo Buru Korupsi di Bone
Redaktur : Tim Redaksi